❖ Chapter 4

912 81 9
                                    

-----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------

Warning ⚠️

mengandung pembahasan sensitif, dimohon para pembaca bijak dalam membaca, book ini tak dimaksudkan untuk menyinggung agama, ras, atau apapun itu, buku ini hanya sekedar hiburan belaka.

Selamat membaca 📚

-----------------------------------------------------------

Mobil aston martin merah nan mewah itu menginjakan ban nya pada jalanan kota kecil yang melewati beberapa hutan dan pantai, pikiran sang pengemudi hanya terus berfokus pada jalanan dan tujuannya untuk menjemput kembali sang malaikat ke dalam hidupnya.

Dia tak memperdulikan apa yang akan terjadi, yang dia inginkan hanya mendapatkan gadis itu kembali, hanya dia.

Disisi lain, Calista yang merasa cemas dan mulai menutup semua pintu dan jendela yang ada di tokonya, dia tinggal di lantai dua toko ini. Sebenarnya istri Ryoh yang merupakan ibu angkatnya tak mengizinkan dia untuk tinggal sendirian di tempat yang jauh seperti ini, akan tetapi Calista juga tak mau semakin merepotkan mereka.
Keluarga Grantz terlalu silau untuk keberadaan dirinya yang seorang gadis biasa yang kini sudah terlempar di kubangan lumbur.

Calista mencoba menenangkan dirinya, mengalihkan pikirannya dari perasaan yang tak menyenangkan ini. Dia berusaha memejamkan mata tapi tidak bisa. Dia berusaha membaca buku tapi fokusnya terpecah, wajah cantiknya yang semakin matang itu tak henti-hentinya menunjukkan rasa khawatir.

Mata Ruby Calista menatap Kalung salib yang diberikan oleh Renatus padanya, dia jadi teringat pada temannya itu. Walaupun ceroboh, pelupa, dan kasar. Tapi dia pria yang sangat agamis dan sangat mempercayai kebesaran tuhan.

"Ini untuk mu"

"Hummff.. heh.. begitu, ternyata berandal seperti mu taat pada tuhan"

"Jangan banyak tanya" Renatus menarik pipi Calista dengan tangannya, jari-jari Renatus yang keras membuat Calista kesakitan.

Calista sedikit tertawa mengingat akan hal itu, dia langsung memakainya dan mulai memejamkan mata, dia berusaha untuk berbicara dengan tuhan. Mengungkapkan semua keluh kesah dan rasa khawatir yang dia sendiri tak tahu mengapa.

Setelah beberapa menit, dia menjadi merasa lebih baik. Dan mencoba untuk tidur, Calista mengenggam kalung berliontin salib itu dengan erat, entah kenapa itu membuatnya menjadi lebih tenang. Calista mencoba membaringkan tubuhnya diatas kasur dengan tenang, sembari berdoa pada tuhan supaya tak terjadi sesuatu yang buruk kepada orang-orang yang dia sayangi.

Saat hendak tertidur, Calista terkejut mendengar suara ketukan di pintunya. Dia cukup merasa takut karena siapa yang mau mengunjunginya di malam hari seperti ini. Dia turun dari lantai dua ke lantai satu yang merupakan tokonya, dia mencoba membuka sedikit pintu dan mengintip apa yang ada diluar.

Crazy Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang