03

25 4 2
                                    

"Bye, ma. Wish you're okay without me here."

"Ew, jijik mas." Gumam Douma. "Gue ga bakal kenapa-napa tanpa lu."

"Okeh, ga usah lo telepon-telepon gue nanti ya!"

"Tcih! Cepetan lo naik ke mobil," Douma menunjuk ke arah mobil atau bisa disebut taxi yang sedang menunggu Akaza untuk naik, "atau gua...." Douma menjeda kalimatnya, berpikir sebentar.

"Apa? Lo mau ngapain?" Tanya Akaza.

"Atau gue cipok lo nanti!" Kata Douma sambil menunjuk ke arah Akaza.

"Idih ogah, sangean lu." Kata Akaza. "Kalau emang pengen banget, cipokan aja lo sana sama om Gyokko." Sambungnya yang sudah berada di dalam taxi.

Sesampainya di kediaman Akaza,

"Mommy~ Aka pulang nich~"

"Ew bang, stop it!" Kata Nezuko yang entah muncul darimana.

"Loh, lo kok ga sekolah, dear?" Tanya Akaza.

"Iya, izin. Mau jagain abang." Nezuko berjalan melewati Akaza, ia ingin mengisi air ke baskom yang dipegangnya.

"Abang lo cuma gue, dear." Akaza memanyunkan bibirnya.

"Gila kali ya lo! Abang gue cuma satu, dan itu bukan Akaza." Nezuko menatapnya dengan sinis.

"Oke!" Akaza tak membalas panjang lebar lagi, ia langsung melesat ke kamarnya. Kemudian ia berbaring di ranjangnya untuk melepas rindu.

Sebenarnya dirinya agak sedikit sedih saat diberitahu kenyataanya. Iya, memang Nezuko bukan adik kandungnya. Tapi Nezuko tetap menjadi adik kesayangannya, dan itu bukan tanpa alasan. Nezuko lah yang selalu perhatian padanya walaupun status mereka adalah saudara tiri.

Akaza's UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang