48. My B'day

1.8K 123 21
                                    

Hai kawan-kawan...(dah macam Ehsan yang nyapa tanpa dose). Hehehe... maapin saye ya yang baru nongol sekarang. Gak usah banyak cing cong. Cekidot...

***

Penat. Pusing. Sakit kepala yang Gue rasakan bukan karena migrain melainkan dari telepon Mas Feri beberapa menit yang lalu.

Pihak Dermawan punya bukti yang bisa memberatkan Pak Pandu, Mbak. Kondisi RS lagi gak stabil. Sekarang Saya dijadikan asisten sama Pak Lian karena Dia ditunjuk dadakan menggantikan Pak Pandu. Pak Pandu diistirahatkan sementara.

Nyut...nyut... Nyut...

Gue memijat pelipis guna mengurangi rasa pusing yang mendera.

Drrrrrrrrrrrt...

Ponsel Gue bergetar dengan irama cukup panjang yang menandakan ada panggilan masuk.

"Kenapa Ran?" Rupanya Kiran yang menelepon.
"Tante Leli di Bandung sekarang, ada masalah di warung."
"Masalah apa?"
"Ada masalah pokoknya. Gue diminta ngabarin Lo buat jagain rumah."

Gue heran kenapa Gue diharusin jagain rumah kalau Si Ragil udah gede.

"Kan udah ada Ragil."
"Ck..." Kiran berdecak sebal sebelum melanjutkan omongannya.
"Lo tinggal di Pluto? Katanya pulkam tapi gak pernah tahu kabar keluarga sendiri-..."

Kiran nyerocos menyalurkan kekesalan namun Gue potong mendadak.

"Skip Lo ngomel! Gue butuh tahu semuanya sekarang!"

Mengabaikan ketidaksopanan, Gue to the point. Pasalnya kalau Kiran lagi ngomel itu bisa banyak paragraf.

"Hih... intinya, Tante lagi ngurusin warung di Bandung dan bengkel Ragil juga lagi ada masalah jadi gak sempet pulang, rumah kosong."
"Ok."

Hanya itu yang keluar dari mulut Gue karena tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Pening dikepala pun semakin menjadi, mengingat ini otak kebanyakan yang harus dipikirin jadi nya overload dan bingung mana yang harus diselesaikan dulu karena semua darurat.

Apa Anda sedang menguji kesabaran Saya, dr.Fairy Prasetya?

Ingatan akan perkataan pentolan keluarga Dermawan terngiang. Dia tidak tahu saja, bagaimana Gue harus menahan emosi setiap kali bertemu keluarga Dermawan. Apalagi jika harus menangani, bukannya mengobati, yang ada Gue bisa saja membunuhnya. Di tengah perdebatan otak, Gue mengambil keputusan.

Bergegas Gue ke rumah untuk mengambil beberapa berkas yang akan Gue bawa. Serta dengan dadakan Gue memesan tiket pesawat ke Jakarta. Tentu, Gue sudah meminta Mbak Ana untuk mengatur ulang jadwal Gue di RS dengan alasan darurat. Ini sedikit gila tapi Gue butuh tahu seberapa besar adrenalin Gue terpacu. Gue akan ke Jakarta, menyerahkan semuanya dan agaknya akan membuat tatanan hidup Gue sedikit lebih kacau.

***

Pasca sebuah bukti dibeberkan oleh Pak Johan beberapa hari yang lalu ke publik, tentu berimbas ke Gue. Memperhitungkan hal ini akan terjadi adalah salah satu ramalan Gue. Diberhentikan dari pekerjaan dan lisensi Gue dicabut, apakah Gue harus bertepuk tangan akan hal itu? Ketika bakat dukun Gue tidak lagi teragukan.

Bagi orang-orang yang butuh lisensi untuk bekerja adalah mimpi buruk jika lisensinya dicabut. Namun, tidak bagi Gue, ini terlihat seperti liburan tanpa batas waktu. Baiklah, mari kita nikmati ini dengan suka cita? Batin Gue tertawa.

Memilih untuk menyibukkan diri di warung bakmi mami membuat inovasi bakmi frozen adalah pengalihan yang manjur.  Jika cabang di Bandung terpaksa di tutup, Gue berharap inovasi ini bisa mengembangkan warung tanpa butuh lahan/ ruko.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang