🌞 Posesif 🌞

78 3 0
                                    

“Jangan sampai Aku mengorbankan ibadah ku kepada Allah hanya karena masalah duniawi. Sebaliknya Aku harus lebih khusyu’ lagi, agar Allah kembali menentramkan hati ku”,
^
^
~Ruwayda


Ruwayda siap-siap untuk cek up kandungannya ke dokter yang memang sudah menjadi dokter khusus untuk si dedek. Bedanya, kali ini Ayda ditemani oleh Umi Maryam dan Pak sopir, karena Abi Sulaiman sedang ada undangan pengajian, dan Gus Azam juga sedang padat jadwalnya.

Padahal biasanya meskipun sibuk, Gus Azam selalu menyempatkan diri untuk mengantar Ayda ke rumah sakit, entah beliau benar-benar sedang urgent sekali urusannya atau memang sedang lupa kalau si dedek ada jadwal control Usg hari ini.

“Azam ada pamitan ngga sama kamu?, lagi ngga bisa nemenin ke rumah sakit gitu?”,

Tanya Umi saat ingin menaiki mobil.

“Ngga Mi, mungkin Mas Azam sibuk banget sampe kelupaan”,

“Oh ya udah ngga papa, kali ini sama Umi saja deh”,

Ayda sedikit kecewa, meskipun penyakit yang sering terjadi pada manusia itu adalah lupa, tapi entah kenapa Ayda merasa kecewa pada suaminya, rasanya seperti Gus Azam menyimpan rahasia yang Ayda sendiri tidak tahu. Ayda melihat pesan WA nya, barangkali Gus Azam mengiriminya pesan, tapi ternyata nihil, fiks Gus Azam memang lupa.

“Nanti pas nyampe rumah sakit, jangan lupa kasik tau semua keluhan kamu ke dokter ya, pokok Umi ngga mau kalo kamu sama cucu Umi kenapa-napa”,

“Iya Umi, siap deh”,

Keduanya sama-sama melemparkan senyuman, sampai akhirnya tak terasa sudah berada di halaman rumah sakit. Keduanya turun dari mobil menuju dokter kandungan.

Ayda berbaring, lalu bu dokter pun mulai memeriksa Usg nya, Ayda dan Umi Maryam terlihat bahagia melihat betapa sehatnya si dedek bayi.

“MasyaAllah bayinya makin sehat Buk, jadi ibu ngga perlu khawatir ya”,

Ujar Ibu Dokter.

“Iya, Dok”,

“Cucu Umi yang ganteng ternyata lebih mirip Abi Azam ya, Nak…”,

Umi Maryam masih menatap layar Usg, hidung dedek sudah terlihat mancung dan benar-benar mirip Gus Azam.

Usai Usg, Ayda dan Umi Maryam berbincang-bincang sejenak dengan Ibu Dokter, lalu setelah semuanya jelas, keduanya berpamitan pulang.

Ayda dan Umi Maryam berjalan melewati koridor rumah sakit, namun sesuatu yang mengherankan dan tak enak di pandang menghentikan langkah Ayda dan Umi Maryam. Mata mereka tak sengaja mendapati Gus Azam dan Clara yang sedang berdiri di depan lobi rumah sakit. Ayda yang tak mau salah paham, langsung saja ia menghampiri keduanya.

“Mas Azam, Clara?”,

Gus Azam dan Clara menoleh secara bersamaan, keduanya tersentak kaget saat melihat Ayda dan Umi juga sedang berada di rumah sakit.

“Eh, Umi, Mbak Ayda…”,

Clara berusaha tenang sembari menyalami tangan mereka dengan sopan. Sementara Gus Azam sudah gemetar sedari tadi.

“Kamu ngga kerja Mas?”,

“Kebetulan lagi jam makan siang By, oh iya kamu ngapain disini?”,

Gus Azam berbalik tanya, membuat Ayda kesal mendengarnya.

“Sekarang jadwal Usg anak kamu Zam, sudah lupa?”,

Umi mengingatkan Gus Azam yang sedang lupa.

“Astaghfirullah, Azam lupa Mi, jadi gimana kata dokter?”,

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang