1.cewek gila tapi tidak murahan

9 2 0
                                    

'Sepertinya, aku harus melepaskan mu'

Pesan singkat yang di terima Aiyla cukup membuatnya tercengang. Pikirannya yang akhir-akhir ini kacau, menjadi semakin kacau setelah menerima pesan dari seorang pria bernama Galih yang tak lain adalah tunangannya itu.

Sebenarnya, sudah satu bulan lebih Galih tidak ada kabar. Baik chat ataupun telpon dari Aiyla sering kali diabaikan.
Pernah satu kali Galih mengangkat video call dari Aiyla, namun responnya sangat acuh dan dingin, tidak lama Galih seolah mencari alasan dengan dalil sibuk ia menganghiri video call itu. Dan satu bulan kemudian, sangat tidak di sangka Galih mengirim pesan singkat untuk mengakhiri hubungan nya dengan Aiyla.

Seketika tubuh Aiyla bergetar dan terasa begitu dingin, wajahnya pucat pasi dengan pupil mata yang mulai berkaca.

Pikirannya begitu kacau ditambah dengan beberapa kilas adegan di masa lalu yang membuatnya seolah tercekik rasa sakit.

Di ruang bioskop yang gelap, sesekali Aiyla memukul dadanya yang mulai terasa sesak, suara gema dari film yang tengah di putar seolah beriringan dengan detak jantungnya.

"Aiy, lu kenapa?" Tanya Denira, yang baru saja menyadari keadaan Aiyla.

Pantulan cahaya dari layar bioskop sesekali memperlihatkan wajah Aiyla yang pucat membuat Denira semakin cemas sementara Aiyla hanya termenung dengan tatapan kosong.

"Kita keluar saja yuk!"
Aiyla hanya mengikuti Denira sambil menggenggam erat tangan Denira hingga merasakan betapa dingin telapak tangan Aiyla. mereka meninggalkan film yang belum selesai.

"Lu pasti shock dengan adegan tadi. Sorry ya, gue malah ngajak lu nonton film horor... " ucapnya sesal "gue cuma mau hibur lu Aiy, biar lu gak galau terus karena Galih sibuk dan gak ada kabar."

Aiyla menghela nafas panjang berusaha membuang semua pikirannya yang kacau. Ditatapnya mata Denira yang penuh penyesalan, Aiyla tersenyum lembut dan memegang pipi chubby Denira.  "Gak apa-apa Ra."

"Tapi maaf ya Ra, gue harus pulang duluan dan makasih ya, udah ajak gue nonton."

"Gue anter ya, Aiy!"

"Gak usah Ra, gue juga ada urusan ke tempat lain juga." Balasnya dengan senyum.

Denira yang belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia melepaskan Aiyla begitu saja.

......

Setelah keluar dari mall, dinginnya angin malam langsung menerpa tubuh Aiyla yang hanya mengenakan kemeja tanpa adanya sweater untuk menghangatkan. Namun seolah sudah mati rasa, yang ada di kepalanya kini ia hanya ingin tahu apa alasan Galih mengakhiri pertunangannya melalui pesan singkat.

Aiyla berada di dalam mobil yang ia pesan di aplikasi online, sesekali ia menengadahkan wajahnya untuk menahan jatuhnya air mata, sementara ingatan buruk akan masa lalu terus memenuhi kepala hingga membuatnya tercekik rasa sakit.

Telpon Galih terus berdering bahkan notifikasi pesan dari Aiyla terus bermunculan namun Galih tak menghiraukan sedikitpun.

"Kenapa cewek gila itu masih berisik!" Serunya kesal.

"Abaikan saja, nanti juga capek kok."

"Kenapa kamu sekarang memilihku, bukannya dulu kamu memilih dia untuk dinikahi?"

"Untuk apa menikahi cewe yang cacat mental, aku baru tahu beberapa bulan lalu."

"Hah, serius dia sakit jiwa?"

"Yah, saat main ke tempat tinggal nya, aku gak sengaja nemuin berkas hasil terapi psikiater. Aku maksa dia untuk menjelaskan dengan jujur karena kita akan menikah tidak ada yang harus di sembunyikan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUMAH untuk AIYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang