🏠 - Lima

944 80 0
                                    

"Sejuta kenangan yang tidak bisa terulang itu, tersimpan disini."

-Argana

🌷🌷🌷

Bintang-bintang menemani malam yang gelap kala itu. Seorang laki-laki dengan celana pendek dan hoodie hitam miliknya tampak tidur dengan kepala bertumpu lipatan tangan.

Chandra berada didepan teras kecil rumah pohon yang terletak dibelakang rumah Argana. Rumah itu dibuat oleh Mahen dan Ayahnya dulu. Rumah pohon yang menyimpan banyak sekali kenangan indah bagi Argana.

Dilantai rumah pohon itu ada ukiran nama keluarga kecil mereka. Setelah rumah pohon tersebut selesai dibuat, mereka bersembilan mengukir nama masing-masing. Termasuk Mahen, Ibu dan Ayah mereka.

"Join, Bang."

Chandra tersentak kaget melihat Andy yang nyengir ganteng disampingnya. Dia juga membawa makanan ringan ukuran jumbo.

"Kenapa kok kamu gak tidur?" tanya Chandra pada adiknya itu.

"Leon ngoroknya ngak ngik ngok, aku gak bisa tidur." Andy menatap lesu kearah Chandra. "Abang mau snack?"

"Boleh, tumben banget ngasih." Chandra mengambil makanan ringan tersebut, hendak membukanya.

"Bercyandahh!" Andy menarik kembali snack yang ada ditangan Chandra, membuat raut wajah kakaknya tersebut menjadi seperti emot batu.

"Prik banget adek gue ..."

🌷🌷🌷

Hari yang dinanti-nanti mayoritas orang telah tiba, hari Minggu. Pagi itu, rumah Argana bersaudara sudah berisik, baik Leon dan Andy yang mencuci sepatu, Jevin yang kehabisan garam di dapur, juga Jendral dan Juna yang sedang mengubrek-ubrek mesin cuci karena rusak.

Semuanya sibuk bekerja, kecuali Chandra yang hanya dapat bagian ngorok didepan meja TV. Tadinya mereka ingin membangunkan raja tidur tersebut, tapi Chandra bangun juga tidak terlalu berfaedah.

"Wah, kalo garem sama masako-nya abis ya gak kerasa dong, masakannya." Jevin berusaha mengeluarkan sisa-sisa garam dengan sendok, tapi sudah habis bersih.

"Raja molor onoh, suruh beli garem," sahut Jendral.

"KITA AJA YANG BANGUNIN! DIKIT LAGI SELESAI KOK!!" Andy berteriak dari kamar mandi. Tak lama setelahnya, dia keluar bersama Leon.

"Yaudah. Kalian bangunin sana, keburu Bang Jepin ngamuk," ucap Juna.

"Siap laksanakan!!"

Mereka berdua justru mengambil panci, wajan, dan spatula kemudian ke kamar Chandra.

TONG TONG TONG!!

TENG TENG TENG!!

"WOI APAAN NIH!!" Chandra yang sedang tidur terganggu oleh suara panci dan spatula yang bertabrakan. Pelakunya adalah dua curut tiada akhlak yang sedang nyengir didepannya.

"Suruh Bang Jevin, beli garem," ujar Leon.

"Kamu aja sana. Abang capek abis maraton mimpi."

"Tapi A—"

"CHANDRA BURUAN EGE!! LO MAU JADI OBESITAS GARA-GARA TIDUR MULU?!!"

Argana || NCT Dream [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang