Rumah sederhana dengan taman anggrek didepannya, adalah hal pertama yang menyambut Ken.
Mesin motor Ken berhenti tepat di depan rumah Vio, sedangkan penghuni di dalam rumah ketika mendengar suara mesin motor berhenti langsung memilih untuk keluar.
"Ya ampun, kamu kemana aja sih. Bikin nenek khawatir"
"Vio baik-baik aja Nek"
"Ini siapa? Ganteng banget" Nek Sumi baru sadar kalo Vio pulang tidak sendiri.
"Ini Ken, Nek"
"Pacarnya ya" bisik nenek Sumi yang masih bisa di dengar Ken.
"Bukan Nek, Ken temen satu sekolah aku"
"Saya pamit pulang Nek, maaf bawa cucu nenek sampai sore" izin Ken sopan tak lupa juga menyalami tangan nek Sum.
"Iya, hati-hati nak"
Sepeninggalan Ken Vio bergegas mengajak nek Sumi ke dalam.
"Nenek tau gak?" Vio memulai obrolan dengan nek Sumi sambil membuka pintu rumah.
"Gak tau, memang ada apa?"
"Tadi Vio di kejar-kejar om-om suruhan ayah, nek"
"Pokoknya kamu jangan pernah mau kalo mereka mengajak kamu ikut sama mereka, ingat kamu hanya punya nenek. Dan satu hal lagi kita ke Jakarta karena kamu dapat beasiswa. "
"Iya nek, tapi kenapa Vio gak boleh ikut orang suruhan ayah?" Pertanyaan itu selalu memenuhi isi otak perempuan berambut sebahu ini.
"Nanti kalo sudah waktunya kamu akan tau sendiri" selalu seperti itu yang bisa nek Sumi jawab atas pertanyaan sederhana Vio.
"Udah gak usah di pikirin, mending kamu bersih-bersih ganti baju, habis itu makan. Nenek udah masak sayur bayam enak bangat"
Mungkin memang belum waktunya Vio tau semua alasan dibalik kejadian antara ibu, ayahnya, juga nek Sumi di masa lalu. Namun Vio akan mencari tau sendiri apa yang sebenarnya sudah terjadi.
===
"Dari mana saja kamu?" Ucapan sambutan yang Ken terima dari sosok tinggi di depannya.
Malas untuk meladeni omelan papanya, Ken lebih memilih melewati begitu saja, menaiki tangga yang menghubungkan langsung ke kamarnya.
"Sudah bodoh, budek lagi" ketusnya.
Ken menoleh sekilas "Ken gak budek"
"Kalau gak budek, kenapa gak jawab pertanyaan papa, Ken" lanjutnya
"Ken masih pake seragam, itu artinya Ken baru pulang sekolah" jawab Ken seadanya. Pikir ken di sini yang bodoh itu siapa, ia atau papanya.
"Tidak ada ceritanya sekolah pulang sampai larut malam Kenzo Sebastian" jika nama lengkap di sebut itu jelas papanya sudah marah di level tinggi.
"Habis pulang sekolah Ken nganterin temen balik" jawab Ken lagi, sebenarnya Ken capek banget mau rebahan di kasur walau selalu di gagalkan oleh papanya.
"Gak usah bohong, kamu pergi kemana Kenzo?" Tanyanya berulang kali.
"Apa untungnya Ken bohong, jujur tetap gak akan bikin papa percaya, jadi buat apa"
"Yasudah itu urusan kamu, nanti malam rekan kerja papa mau makan malam bersama, kamu jangan coba-coba keluar kamar, mengerti"
Sudah biasa bagi Ken, tidak di anggap di keluarganya sendiri. Permintaan papanya hanya Ken jawab dengan deheman singkat, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda untuk menuju kamar yang paling nyaman buat Ken, Karna di kamar itu Ken bisa menjadi diri sendiri tampa ada orang lain yang tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken Sebastian
Fiksi Remajahidup yang biasa-biasa saja tidak ada yang menarik bagi Kenzo yang sering di panggil Ken itu, namun itu semua berubah seratus delapan puluh derajat ketika Vio teman sekelasnya tidak sengaja mencari masalah dengan singa yang sedang tidur. Ken menyuka...