• gigit = cemburu - Draft

298 17 2
                                    

"Zoro, dengar. Dia masih kecil, bayangkan saja dia sudah jauh dari ibunya dan wajar saja jika dia dekat denganku" Ujarnya lelah

"Aku tidak peduli jika dia kehilangan ibunya. Tapi, kalian bahkan tidur bersama!" Dan zoro membalasnya dengan kesal.

"Hufftt...., Pelankan suaramu, momo sedang tertidur didalam, jika kau sampai membangunkannya aku tidak akan memaafkan mu." Desis Nami, zoro mengerang dia menarik tangan Nami dan menggigitnya dengan kesal membuat Nami meringgis dan tidak mengerti apa yang sebenarnya zoro lakukan.

"Aww, lepaskan zoro! Ada apa denganmu!? Hanya karena masalah kecil kau sampai menganggu tidur momo??!" Tanya Nami lelah, dia menarik tangannya dengan paksa walaupun itu menggores kulitnya dari gigi Zoro yang kuat, itu bahkan menyakitinya.

Zoro menggeram "Momo, Momo, Momo lagi! Apa pikiranmu hanya anak kecil itu?! Tidak kah kau memikirkan ku sebentar saja?"

Nami mengernyit, sejak kapan pria itu memikirkan hal merepotkan seperti ini? Apakah dia cemburu pada anak kecil? Nami hanya bisa menghela nafas lelah.

"Ada apa dengan mu?" Ia mulai bertanya dengan jengkel, jelas dengan tindakan melipat tangannya di dadanya. Zoro menatap Nami dengan menyipit mengirimkan ancaman.

Sungguh seperti anak kecil yang sedang mengadu pada ibunya saja, pikir Nami sembari menggelengkan kepalanya.

"Ahh- sudahlah Zoro, aku lelah sekali!" Ujar Nami sambil masuk ke dalam kamarnya. Zoro menyusul kedalam.

Nami berpura-pura tidur ketika Zoro berbaring disebelahnya. Nami bergumam ketika Zoro membawanya ke pelukan

"Disamping Chopper masih tersisa tempat!"
"Kalau begitu geser Chopper dan Momo kesana dan aku akan disini bersamamu"

Nami menggeram kecil, dia masih kesal karena pertengkaran tadi, dia berbalik membelakangi Zoro dan memeluk Momo, sama sekali tidak ingin menanggapi Zoro.

Zoro menghela nafas berat, namun masih enggan untuk pindah dari tempatnya. Dari tempatnya Zoro bisa melihat Nami dan Momo berpelukan, giginya sedikit bergelatuk pelan.

"Aku benar-benar ingin menyingkirkan bocah itu" gumam Zoro kesal,
"Nami, kau masih marah padaku?"

Tidak ada jawaban, Zoro benar-benar tidak bisa menahan amarahnya lagi dengan kesal Zoro menekan ciumannya pada bahu Nami yang terbuka sebenarnya dia juga mengigit nya dengan gemas.

"Baiklah, tidur yang nyenyak Nami." Bisik Zoro menyerah dengan keras kepala Nami, Nami sedikit membuka matanya, dia sedang kesal namun entah kenapa dia ingin sekali mengulum senyum dan memeluknya namun ia terlalu angkuh untuk melakukannya. Dia pun tertidur pulas, sementara Zoro yang tahu Nami sudah tertidur dia bangkit dan menyeringai kejam melihat ke arah Nami.

Dengan perlahan Zoro menggendongnya lalu keluar kamar dengan mengendap-endap dan pergi ke kamar lain, dia meletakkannya di atas ranjang dan mendengus

"Beruntung aku hanya memindahkan mu kemari dan tidak melemparkanmu ke laut. Nami benar-benar tidak akan memaafkanku tapi ya aku tidak bisa terus-terusan melihatnya selalu mengabaikan ku" ucap Zoro pada Momo yang tertidur di samping Luffy.

Lalu Zoro kembali ke kamar lalu kembali keluar dan memindahkan Chopper ke sisi ussop lalu kembali lagi kekamar Nami, Zoro tersenyum puas ketika ia bisa tidur berdua dengan Nami, ia benar-benar tidak bisa melihat Nami tidur dengan siapapun walaupun itu adalah Chopper maupun Momo, dan walaupun Robin harusnya tidur disini tapi Zoro menyuruh Franky untuk membuat kamar baru untuknya.

Zoro dengan perlahan naik ke atas tempat tidur dan terbaring di sisi Nami, Zoro memperhatikan wajah tidur Nami yang terlihat damai berbeda dengan yang biasanya yang selalu cerewet dan terus mengomel.

Zoro menarik selimut untuk menyelimuti mereka berdua dan Zoro mendekap Nami dengan erat.

Di pagi harinya Nami bangun dan mendapati Zoro sedang memandangnya, Zoro tersenyum ringan dan mengecup keningnya. Nami memeluk Zoro namun kembali menarik diri dan menatap Zoro dengan aneh, dia melirik ke segala arah dan tidak mendapati Momo dan Chopper di kamarnya.

"Mereka sudah bangun tadi" ujar Zoro membuat Nami menghela nafas dan kembali mendekat ke dalam pelukan Zoro

"Kau yakin? Momo tak bangun jam segini"

"Sshhh tidak usah memikirkannya lagi, hanya aku yang boleh kau pikirkan." Bisik Zoro sedikit kesal.

"Aku masih tidak mengerti kenapa kau tidak menyukai Momo, kau bahkan cemburu padanya untuk hal kecil?!" Ujar Nami kesal.

"Kau terlalu dekat dengannya! Dia bahkan selalu mendesak di dadamu, merengek, dan lain sebaginya cih. Itu menyebalkan. Dia hanya belut udara"

"Ya, dan kau menganggapnya rival mu? Ck, aneh sekali kau ini." Balas Nami.

Zoro mengerang kesal, dia lagi-lagi mengigitnya, kali ini pipinya membuat Nami memekik tertahan. Zoro mengurung Nami di bawah tubuhnya sambil terus mengigiti kulitnya. Dan Nami memekik sambil memukul-mukul bidang dada Zoro.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan cukup keras. Nami dan Zoro terhenti dari kegiatannya dan menatap siapa orang yang menganggu mereka di pagi hari ini.

Tentu saja itu adalah Momo dan Chopper. Wajah mereka terlihat marah, cemberut dan juga menahan tangis.

Nami dan Zoro saling melirik sebelum Nami menghampiri mereka dan bertanya kenapa.

"Ada apa dengan kalian berdua?" Tanya Nami keheranan.

Dengan segera Momo dan Chopper langsung menunjuk Zoro dengan marah.
"Dia memindahkan kami ke kamar lain!" Adu mereka.

Nami segera menoleh ke arah Zoro dan meminta penjelasannya.

"Lalu?" Tanya Zoro sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Lalu?!" Sentak Momo dan Chopper tak terima.

"Dia milikku tentu saja? Kalian siapa?" Zoro menyeringai kejam sambil membawa nami ke dekapannya, tidak membiarkan momo dan chopper mendekat sekalipun.

Kedua anak kecil itu menggeram kesal, menunjukan tatapan permusuhan. Nami lagi lagi menghela nafas lelah, "Ayolah, ini masih pagi. Momo, chopper maafkan aku okay? Dan Zoro kau harusnya memikirkan perbuatanmu"

"Tidak!" Jawab mereka bertiga dengan serentak dan tegas.

Zoro memelototi kedua anak kecil itu berharap dia bisa menakuti mereka dan meninggalkan dirinya berduaan dengan pacar cantiknya.

Namun momo dan chopper tak kalah tajam memelototi nya juga. Mereka sama sama tidak mau mengalah.

Nami yang kesal memukuli mereka bertiga "Duh kalian! Bisakah kalian berhenti memainkan permainan konyol ini?!!"

Zoro menahan diri untuk tidak jatuh ke lantai, "aku. Tidak. Mau. Melepaskanmu!" Geram Zoro penuh penekanan sambil mengigit daun telinga nami.

"Ahh! Zoro!"

----
WKWKKW te random yg gue bikin, akhirnya sih mereka bertiga ngegigit nami kaya angjing rabies dan berakhir di hukum semua hahah

OUR DREAM - (Draft!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang