20. Sebuah Pelukan

82 13 0
                                    

Begitu sampai di apartemen, Deon langsung menaruh tas belanja di meja dapur. Lalu, satu persatu dia keluarkan dan tata dengan rapih di kulkas Sherin.

Sedangkan Sherin tak hanya diam saja, dia mulai menjalankan robot pembersih lantai untuk mulai menyapu dan mengepel. Apartemennya sangat berdebu.

Sherin mulai menjalankan vacuum cleaner nya untuk membersihkan sofa, tapi tiba debu berterbangan saat dia mengangkat bantal-bantal sofa itu. Sherin tak tahan lagi, hidungnya gatal karena debu-debu itu terhirup olehnya.

"Hatchi..."

Satu bersinnya keluar, Sherin menyeringai lega. Dia sebenarnya alergi debu, makanya untuk urusan sofa dan karpet dia selalu memanggil jasa bersih-bersih. Berbeda untuk urusan kebersihan dapur dan kamar, Sherin akan mengurusnya sendiri.

"Udah, nanti aku aja" ujar Deon

"Masa kamu semua" balas Sherin

"Ya udah kalau gitu panggil jasa deep clean aja, biasanya juga gitu, kan? Tumben banget tiba-tiba bersih-bersih sofa" celetuk Deon

Sherin mendengus mendengar ucapan Deon, niatnya bersih-bersih agar tidak merasa bersalah karena hanya diam saja saat Deon mengurus unitnya, tapi sepertinya memang lebih baik dia diam saja.

Dengan muka cemberutnya, dia hampiri Deon, duduk di meja bar di belakang laki-laki itu. Deon masih sibuk menata makanan beku dan daging-dagingan di freezer.

"Lama banget natanya" celetuk Sherin bosan

"Biar kamu nggak bingung nyari-nyarinya kalau butuh" jawab Deon tanpa menoleh

"Hm, aku juga nggak jago masak" ucap Sherin, dia sudah melarang Deon membeli bahan masakan, karena merasa percuma, Sherin tidak pandai memasak

"Nanti aku ajarin" balas Deon singkat

"Oh iya, aku mau ambil laundry dulu dibawah, Kak" ujar Sherin tiba-tiba teringat sesuatu

"Ya udah, gih!"

"Bentar ya?"

Sherin mengambil dompetnya di atas meja, lalu keluar unitnya. Dia berjalan menyusuri lorong yang sepi sambil memainkan ponsel. Dia sedang bertukar pesan dengan Jennifer, sahabat lamanya.

Sudah lama sebenarnya mereka putus kontak, tapi setelah malam tiba-tiba Jennifer menghubunginya itulah, Sherin memulai kembali hubungan baik mereka.

Banyak sekali fakta yang baru Sherin ketahui, Jennifer sudah menikah dengan Cakra, bahkan seorang bayi sudah melengkapi hidup mereka. Sherin tersenyum senang saat Jennifer mengirimkan foto bayi lucunya padanya.

Itu baru satu fakta, satu lagi yang Sherin baru tahu. Orang tua Deon tak tahu apa-apa tentang penyakit yang Deon alami enam tahun lalu. Mereka hanya tahu Deon selingkuh darinya dan pergi ke Amerika untuk memulai hidup baru.

Sherin menghela nafas berat. Deon memang dingin orangnya, sampai terkadang orang segan untuk berinteraksi dengannya. Namun, untuk urusan keluarga, Deon bisa tiba-tiba menjelma jadi sosok yang hangat. Sherin kira hal seperti ini tidak akan Deon lakukan pada keluarganya.

"Mbak, mau ambil atas nama Sherin" ucap Sherin saat sampai di konter laundry langganannya

"Sebentar ya, Kak"

Pegawai laundry itu meninggalkan Sherin di depan meja, beralih pada tumpukan baju dalam pastik di sebuah rak.

Sebenarnya sejak tadi Sherin sedang berpikir, bagaimana caranya agar Deon mau bercerita padanya tentang saat itu. Tentu itu bukan kabar baik, Sherin takut Deon tidak nyaman jika Sherin tiba-tiba bertanya.

[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang