58. Bangchan X Seungmin Straykids

325 12 2
                                    

WARNING!!! DIBACA YANG BENER!!! KALAU ADA YANG MELANGGAR AKAN LANGSUNG AKU BLOKIR!! AKU GAK NUNTUT APREASIASI APAPUN DARI KALIAN YANG BACA GRATIS TULISANKU. BAHKAN AKU ENGGAK NGEMIS KOMENTAR ATAU VOTE.. TAPI SETIDAKNYA IKUTI ATURAN YANG ADA. KALAU CUMA ITU YANG AKU MINTA DAN MASIH ENGGAK BISA KALIAN IKUTI... YA AKU BLOKIR!!!

- kalau mau request follow dulu
- request hanya bisa di status wattpadku dengan tanda 'Open Request' selain disana enggak aku terima.
- untuk request saat ini sudah ditutup lagi. silahkan tunggu open request berikutnya.

TAMBAHAN WARNING: BAGI YANG TIDAK SUKA PANGGILAN CROSS SEPERTI IBU ATAU BUNDA, ATAU MAMI UNTUK COWOK JANGAN BACA FF INI

SELAMAT MEMBACA

Bangchan benci kalau kekasihnya sudah memasang wajah manyun dan susah diatur seperti ini. Padahal apa yang dia lakukan juga untuk kebaikan kekasihnya sendiri yang bernama Seungmin ini.

"Enggak... Sekali enggak boleh ya tetap enggak boleh," kata Bangchan mengalihkan pandangannya dari Seungmin pada layar laptop dihadapannya. Dia sedang mengecek laporan penjualan pil ekstasi ke kawasan Asia Tenggara. Masih aman, dagangannya masih mendapat penghasilan yang besar. Berjualan narkoba memang menguntungkan walau dia berharap tidak ditiru oleh yang lain. Biar keluarganya saja yang fokus pada pekerjaannya ini.

"Kalau enggak boleh ya perhatikan aku dong," kata Seungmin, "Kau kerja Mulu menatap pada layar dengan garis naik turun yang aneh."

Bangchan menghela nafas panjang. Ia menutup laptopnya dan memutar kursinya hingga berhadapan dengan kekasihnya.

"Sini sayang, daddy pangku... Kamu ngambek Mulu dari tadi," kata Bangchan.

"Gak usah ngerayu pake cara mesum begitu ya. Aku gak akan tergoda. Memangnya aku uke apaan dirayu pake pangkuan apalagi penis seme jahanam dan mesum sepertimu," kata Seungmin.

Bangchan menghela nafas panjang. Dia harus sabar, kekasih tercintanya ini memang mulutnya pedas sekali. Cocok sepertinya kalau bertemu dengan ibunya, atau.... Dia pertemukan saja siapa tahu cocok.

"Pokoknya kalau kau tidak punya solusi pengganti liburanku bersama teman - teman yang kau larang itu... Aku tetap akan berangkat," kata Seungmin dengan teriakan di akhir kalimatnya.

"Iya... Iya... Akan aku ganti. Sekolahmu liburan kemana sih?? Heboh sekali mau liburan saja," kata Bangchan.

"Ke Jepang," jawab Seungmin.

Bangchan tertawa keras mendengar jawaban Seungmin, "Cuma ke Jepang saja... Gampanglah gantinya. Kau mau kemana, akan aku turuti."

"Ke Greenland," kata Seungmin dengan penuh semangat.

"Kalau cuma salju atau es di Korea juga ada kan," kata Bangchan.

"Kau memang enggak niat mau mengajakku liburan ya," kata Seungmin yang membalikkan badan dan melangkah pergi dari ruang kerja Bangchan.

"Ya... Ya.... Tunggu... Sayang...." Bangchan segera berlari mengejar Seungmin. Hingga kemudian dia berdiri di hadapan Seungmin dan menghalangi pintu agar kekasihnya tidak pergi dari hadapannya, "Iya... Ayo.... Ke Greenland kan... Ayo."

"Udah gak mau!!" Seungmin memalingkan wajahnya, malas dia menatap pada Bangchan.

"Kalau begitu mau kemana?" tanya Bangchan yang kali ini mencoba menoel pipi Seungmin.

Seungmin mendengus kesal dan membalikkan badan, pokoknya dia ingin menghindar dulu dari Bangchan.

Bangchan mengambil kesempatan ketika melihat Seungmin melangkah menjauh dari pintu keluar. Bangchan membalikkan badan dan mengunci pintu rapat - rapat. Setelah benar - benar terkunci, Bangchan kembali mendekat pada Seungmin.

"Aku mau jalan - jalan ke Milan, Italia...."

Bangchan langsung menghentikan langkah kakinya. Tidak masalah sebenarnya ke Milan, Italia. Dia hanya terkejut karena Seungmin tiba - tiba menyebutkan nama sebuah kota.

"Aku mau belanja pakaian, tas dan sepatu ya disana," kata Seungmin dengan senyuman lebar.

Bangchan tidak boleh kehilangan kesempatan dan membuat kekasihnya marah lagi. Ia mendekat pada Seungmin dan memeluk lembut pada tubuh kekasihnya yang lebih mungil ini.

"Iya, boleh... belanja apapun boleh kok," kata Bangchan yang mengusap lembut ujung hidung Seungmin dengan ujung hidungnya.

Seungmin tersenyum lebar, ia menangkup wajah Bangchan dan memberikan ciuman lembut pada bibir Bangchan.

Karena terkejut dengan pergerakan Seungmin, Bangchan mendorong pelan tubuh Seungmin kebelakang. Matanya menatap kearah kekasihnya yang mengerjapkan mata dengan tatap mata heran.

"Kenapa??? Hyung enggak mau aku cium?? Punya selingkuhan ya..." dan Seungmin langsung saja menuduh pada Bangchan tanpa menunggu penjelasan atau apapun itu.

"Enggak dong.... masa aku selingkuh hanya karena tidak mau dicium. Aku kaget karena kau bergerak, inisiatif duluan menciumku. Biasanya kan harus aku uber - uber dulu hanya untuk minta cium di pipi," kata Bangchan lengkap memasang wajah sedihnya.

Seungmin yang masih fokus menatap pada wajah sedih Bangchan menjadi bersalah karena ternyata selama ini dia menjadi pasangan yang durhaka, "Maaf ya hyung... sini sini cium lagi."

Bangchan tersenyum lebar, ia mendekatkan wajahnya kembali dan baru saja mencium lembut pada bibir Seungmin saat pintu ruang kerjanya di ketuk dengan cukup keras.

"Ya!!!! Bangchan!!! Buka pintu..."

Bangchan dan Seungmin dengan terpaksa melepaskan ciuman mereka kembali. Kepala mereka dengan kompak menatap kearah pintu.

"Siapa itu hyung kok seperti mau menagih hutang?" tanya Seungmin.

"Bangchan!!!!"

"Itu ibuku..." mata Bangchan membulat dengan kengerian yang tercetak jelas diwajahnya.

"Eeeeh ya buruan dibuka dong," Seungmin melepaskan diri dari pelukan Bangchan dan terburu - buru melangkah menuju pintu untuk membuka.

"Seungmin tung..."

Ckleek...

Seungmin sudah lebih dulu membuka pintu. Tatap mata Seungmin langsung bertemu tatap dengan seorang laki - laki berambut panjang yang menatap dengan tatapan heran kearahnya.

"Siapa kau??"

Seungmin tersenyum lebar, "Aku kekasihnya Bangchan hyung."

Bangchan yang ada dibagian dalam ruang kerjanya sendiri, sudah mulai kebingungan mencari tempat perlindungan. Dia tidak mungkin mengambil pistol untuk melindungi diri dari ibunya sendiri karena terkesan seperti bocah durhaka yang mau membunuh ibunya sendiri kan. Tapi... ibunya itu, Nakamoto Yuta sudah mendelik tajam kearahnya.

Yuta menatap kembali pada Seungmin dengan senyuman lebar, "Kau masih SMA.... seragam yang kau pakai ini, seragam SMA kan."

"Bukan.... aku masih SMP..." jawab Seungmin dengan senyuman lebar.

Bangchan tanpa menunggu ibunya mengamuk lebih lanjut, memilih untuk keluar dari jendela lantai 13 ruangannya. Bertepatan dengan datangnya helikopter yang memang selalu dia suruh stanby di dekatnya.

"Ya!!!! Christopher Bang!!!!"

Seungmin ikut berlari sampai ke ujung jendela ruang kerja bersama Yuta yang mengamuk.

"Aku mencintaimu Seungmin.... kita tetap jadi jalan - jalan kok...." teriak Bangchan dari dalam helikopter, "Dan eomma.... aku juga menyanyangimu."

Seungmin berdiri kaku ditempatnya, ditemani oleh Yuta yang mulai mengomel dalam bahasa Jepang. Dia mulai tidak yakin jika Bangchan benar - benar mencintainya. Tapi yang lebih dia tidak paham adalah, kenapa Yuta marah Bangchan pacaran dengannya. Bukankah tidak ada yang salah dengan rasa cinta ini??

Oneshoot Yaoi - 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang