Prolog

81 12 0
                                    

Pagi-pagi buta begini dapur sudah lumayan berisik dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh lelaki manis itu. Gerakannya cukup lambat, tapi mampu membuat suara yang lumayan keras dikarenakan penglihatannya. Jika kalian berpikir lelaki manis itu buta, ya benar, dia buta. Tetapi dengan kekurangannya itu, dia tidak ingin menyusahkan siapapun termasuk adiknya. 

Lagipula dia sudah biasa menyiapkan sarapan seperti ini, walaupun kadang rasanya kurang pas. Okay, cukup dengan itu mari kita lihat betapa lincahnya tangan lelaki manis itu menyiapkan sarapan untuknya dan adiknya.

Dirasa sudah siap, dia segera menyusunnya di dapur. Berjalan bersama tongkatnya sebagai penunjuk agar dia sampai ke kamar sang adik. Setelah sudah sampai, dia segera mengetuk pintu dan masuk. 

"Elang, sudah pagi. Waktunya kamu sekolah, ayo bangun dulu," ucapnya. Lelaki yang dipanggil Elang itu mulai menggeliatkan badannya dan perlahan membuka matanya, terlihat sang kakak yang tengah tersenyum tapi dengan mata yang menghadap lurus tidak menatapnya.

Setelah nyawanya lumayan terkumpul Elang segera duduk menghadap sang kakak dan memeluknya. "Ayo bangun, abis itu mandi ya," ucap sang kakak sambil mengelus kepala sang adik. 

Yang diusap hanya mendusalkan wajahnya kedalam pelukan sang kakak, masih ngantuk dia tuh. "Iya kak, sebentar ya aku masih ngantuk hehehe," kata Elang. Sang kakak hanya bisa tersenyum maklum, masih sambil mengelus sayang kepala sang adik. 

"Udah, ayo cepat mandi makanannya keburu dingin nanti," ucapnya. Tanpa berlama lagi, Elang segera beranjak dan melakukan kegiatan yang diperintahkan oleh kakaknya tadi.


Di lain tempat 


Suasana pagi hari yang cerah di keluarga Lingga ini sungguhlah hening, dikarenakan pada saat makan keluarga tersebut memang ada peraturan yaitu tidak boleh berbicara saat makan. Selesai makan para keluarga bersiap untuk ke kantor, lebih tepatnya untuk sang kepala keluarga dan kedua anak laki-laki di rumah itu. 

"Ayah, aku izin pergi ke suatu tempat dulu ya, nanti kalau sudah selesai aku segera ke kantor," ucapnya meminta izin kepada sang ayah. Sang ayah mengalihkan pandangannya, "Okay, jika sudah selesai segera datang. Akan ada pembahasan penting. Ingat itu Endra kau tidak lupa kan?" ucap ayah mengingatkan. 

"Baik ayah, aku enggak lupa, hanya sebentar. Kalau gitu aku pergi dulu, kak gue duluan ya," izinnya kemudian jalan menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan matanya. Tak lama mobil itu pun melaju meninggalkan perkarangan rumah.

"Agenda Endra melihat sang pujaan hati, dimulai." Ucap sang kakak. Sang ayah yang mendengar hanya bisa mendengus kecil dan tersenyum geli. "Ayo Mada, biar saja adikmu. Nanti kita tagih cerita darinya." 

Mendengar hal itu, Mada segera berjalan memasuki mobil yang berbeda dengan sang ayah. Sang ayah bersama dengan sopirnya dan Mada yang membawa mobil yang ia kemudikan sendiri. 








Lafill
-01/10/23-

Fusendra | Sungsun Local AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang