Bunyi ponsel berdering membuat tidur Seara terganggu. Entah karena ia bangun terkejut atau karena efek lain kepalanya sampai terasa pusing.
Perlahan ia duduk kasurnya lalu menatap ponsel yang menunjukkan nama Chanyeol.
Ia mengabaikan panggilan itu dan memilih ke kamar mandi dan ia baru sadar saat ia keluar dari kamar mandi untuk mengambil ponsepnya.
Ada minuman pereda mabuk dengan sticky note di sana.
Minum ini untuk mengurangi rasa pusingmu akibat mabuk
Ceye
Sticky note itu bisa saja membuatnya tersenyum jika saja ia tidak teringat apa yang terjadi kemarin saar Chanyeol mengantarnya pulang.
Flashback
"Aku sudah katakan jangan minum tapi kau tidak mau mendengar," gerutu Chanyeol sambil membuka pintu belakang mobilnya.
"Oh, chagiya~ kenapa ada Seara di sini?"
Setelah memastikan Seara duduk dengan nyaman dan menggunakan sefty belt ia menuju tempat kemudi.
"Chagiya~?" tanya ulang Seokhyung.
"Dia mabuk dan aku akan mengantarnya pulang," jawab Chanyeol.
"Pulang?" Seokhyung tampak tak percaya.
"Bukannya dia pulang bersama temanmu?"
Dari tempat duduk Seara ia bisa melihat Chanyeol yang duduk sedikit menyamping untuk berbicara pada kekasihnya.
"Seokhyungie, kau tahukan mereka tadi banyak minum aku takut mereka tidak mampu menyetir jadi aku bawa saja Seara sekalian. Lagian kita mau pulang jugakan?" Chanyeol mencoba memberi pengertian pada Seokhyung agar tidak marah.
Chanyeol mengelus rambut Seokhyung. " Dia sudah aku anggap adikku. Jadi jangan cemburu begitu, hmm?"
Rasanya hati Seara seperti di cabik-cabik. Tahukah Chanyeol kalau kata-katanya itu terdengar menyakitkan di telinga Seara?
Mata Seara terpejam saat Seokhyung melihatnya. Ia terlihat seperti tertidur dengan kepala mengarah ke jendela.
Seokhyung tidak melihatnya lagi hingga ia mampu mengintip kembali dan yang ia lihat justru sesuatu yang membuatnya menangis dalam diam.
Jelas Seokhyung tahu kalau mata Seara mengarah pada mereka dan dengan sengaja perempuan itu memperdalam ciumannya pada Chanyeol.
Sepanjang perjalanan ia hanya bisa menyembunyikan tangisannya. Ia berpikir apakah mencintai Chanyeol memang semenyakitkan ini? Apa ia harus mundur? Apa tidak ada lagi harapan ia bersama Chanyeol?
"Seara, Kau terbangun?" tanya Chanyeol yang menatap kaca depan. Seara tak menjawab dan hanya memejamkan matanya kembali.
"Ya, tidurlah lagi. Kita belum sampai tadi aku harus mengantar Seokhyung dulu."
Ya, Seara tahu bahkan Seara tahu kalau sebelum Seokhyung turun mereka kembali berciuman kembali.
***
Chanyeol membopong Seara yang tertidur ke dalam apartemen. Laki-laki itu tidak perlu membangunkan Seara untuk bisa membuka pin pintu apartemen karena itu sudah tahu. Ia segitu percaya dan cintanya Seara dengan Chanyeol sampai memberitahukan nomor pin apartemennya.
Walau sedikit kesulitan tapi Chanyeol berhasil membuka pintu apartemen.
Seara membuka matanya menatap Chanyeol yang tampaknya akan membawanya ke kamar.
"Sudah bangun? Apa terasa pusing? Atau mau muntah?" Chanyeol kelihatan bingung. " Aku akan bawa mangkok buat jaga-jaga."
Chanyeol sudah bergegeas keluar kamar tapi suara Seara menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In
FanfictionSeara berusaha masuk ke dalam hati Chanyeol meski laki-laki itu selalu mengatakan bahwa hanya menganggap Seaya sebagai adik.