07- Bareng Sagara

919 73 4
                                    

Jangan jadi pembaca gelap ya.

Jangan jadi pembaca gelap ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××

Viara membolak balikkan badannya berusaha tidur, sejak tadi ia tidak bisa tidur, otaknya terus saja memikirkan ucapan Sagara yang melarangnya untuk berinteraksi pada Ardi, cowok yang ditemuinya di rumah sakit.

Ia terus saja memikirkan alasannya, Mengapa?

Viara menghembuskan nafas kasar, bangun dari kasurnya pergi ke balkon guna mencari angin. Netranya jatuh didepan pagar mengingat kejadian tempo hari.

Sampai saat ini, ia juga masih bingung siapa pengirim surat dan orang berbaju hitam yang ia lihat sebelumnya.

Viara pergi balik ke kamar untuk mengambil surat itu kembali. Ia membacanya mulai dari surat yang pertamakali ia dapatkan, masih bertanya-tanya akan maksud tulisan itu dan insial nama yang tertera dibelakang surat.

Lalu surat kedua yang sudah lusuh tersobek-sobek, sebelumnya Viara memang sempat membuang surat tersebut, namun karena mengingat surat yang lalu, akhirnya ia memutuskan untuk kembali mengambil surat itu dan menaruhnya didalam tas.

Viara meneliti tulisan itu, memastikan bahwa tulisan di dua surat itu mirip atau tidak. Namun setelah diperhatikan baik-baik, tulisan surat yang pertama berbeda sama tulisan surat yang kedua. Dan itu artinya mereka dua orang yang berbeda bukan?

"Viara? Kamu ada di balkon kan?" suara Ayahnya yang terdengar dibalik pintu balkon membuat Viara segera membereskan surat-surat itu.

"Iya Dad, ke sini aja," jawab Viara setelah merasa semuanya telah beres.

"Kamu ngapain sendirian disini? Tengah malam lagi," tanya Daddy.

"Aku tiba-tiba nggak bisa tidur Dad, nggak tau kenapa,"

Sang Daddy beralih mengelus kepala anaknya, sembari tersenyum ia bertanya, "Nggak baca doa kamu ya?"

"Udah Daddy. Oh iya, Mommy mana? Dari siang aku nggak lihat Mommy,"

"Mommy kamu udah berangkat balik ke Singapura tadi pagi, lagi banyak kerjaan."

Viara mengangguk angguk seakan mengerti, memang sudah sering kedua orang tuanya kalau pulang pasti balik kerjanya masing-masing, entah Mommy nya ataupun Daddy nya, asal sudah dapat panggilan kantor langsung berangkat.

Daddy Viara beralih memeluk Viara, "Anak Daddy udah gede ya, udah dapet surat cinta, kamu pasti banyak fans disekolah, iyakan?" goda Daddy.

Mendengar penuturan Daddy nya, Viara melepaskan pelukannya, "Surat cinta?" tanya Viara bingung.

"Iya, Kamu juga sering dapet coklat kan, kayak artis-artis,"

"Apasih Dad, aku nggak ada terima-terima gituan, sejak kapan aku dapet surat cinta?" tanya Viara masih bingung.

"Udah, kamu kalau salting bilang aja, Daddy udah lihat dari CCTV waktu kamu buka surat di kotak kotak itu."

Viara terdiam, jadi Ayahnya sudah tahu?

𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang