Bukan Mala, jika dia menyerah. Bukan Mala, jika dia menerima hal yang pantas diperjuangkan harus terlepas sia-sia.
Selesai makan, Rakha mengijinkan Zero dan rombongan untuk berjalan-jalan terlebih dulu sebelum pulang. Kini dia sedang merebahkan tubuhnya dengan kepala di atas pangkuan Mala. Mala membelai rambutnya lembut. Membuat Rakha mengantuk.
"Tidur dulu Kha, kamu pasti cape" tadi dalam perjalanan ke sini Mala sempat tertidur di motor. Membuat Rakha harus mengendarai motor dengan satu tangan karena tangan lainnya dia gunakan untuk memegang tangan Mala yang ada di perutnya agar tidak terlepas.
MAla membelai rambut Rakha hingga Rakha benra-benar terlelap, dengan perlahan dan hati-hati Mala memindahkan kepala Rakha, menggunakan hoodie sebagai bantalnya. Berusaha sepelan mungkin agar Rakha tidak terbangun.
Kakinya melangkah meninggalkan Rakha, berjalan menuju Zayyan yang sedang duduk termenung tak jauh dari tempatnya duduk tadi.
"zayyan" sapa Mala , tak bermaksud mengagetkan tapi tetap saja Zayyan terkejut.
"kakak ipar?" ucapnya setelah tahu siapa yang datang
"Hmm, boleh duduk ga?" Zayyan tak serta merta mengijinkan, dia melihat sekelilinga seperti mencari keberadaan seseorang.
"tenang aja Rakha lagi tidur tuh!" tunjuk Mala ke arah depan, tempat rakha sedang berbaring.
"lagi mikirin Haura ya?" selidik Mala.
"Enngak,," sangkal Zayyan
"ngga usah boong, dari kemarin lo beda"
"beda gimana kakak ipar? ngga kok ne sama aja" Zayyan mencoba menyangkal. Sambil mencoba tersenyum.
"dari kemarin lo keliatan murung, jadi ngga keliatan seperti Zayyan"
"ah itu hanya perasaan kakak ipar saja" Zayyan masih mencoba berkelit.
" sejak tadi banyak cewek cantik lewat ga da satupun yang lo godain, itu bukan Zayyan yang biasanya kan?"cibir Mala. Zayyan menarik nafas panjang. Di atak bisa berkelit lagi, memang sejak bertemu Haura, di pikirannya hanya ada Haura. Tak berminat untuk menyapaatau berbincang dengan gadis-gadis yang dia lihat.
"Udah , nih" Mala memberikan sesuatu pada Zayyan
"Apa ini kakak ipar?"
"buka aja!"
Zayyan membuka bungkusan yersebut, terdapat fotonya bersama Haura yang dia buang dulu tepat di hari pernikahan Haura. Dan sebuah alat yang tampak asing di matanya.
"sebenarnya gue mau Haura yang ceritain sendiri tapi lo ngga mau dengar, Haura ngga pernah nikah sama tuan tanah itu, dia mengalami kecelakaan di hari pernikahan mereka, dia mengira lo udah mati di kerusuhan itu jika ngga nemuin foto itu, dia memutuskan untuk kabur dan nyari keberadaan lo sampe sekarang" Zayyan mendengar pernyataan Mala sambil menatap foto itu sendu.
Mala berdiri dari duduknya "sekarang terserah lo, mau tetep nyerah atau lo temui dia untuk mengetahui semua nya dengan lebih jelas" Zayyan melirik ke arah Mala
"Itu alat buat ngelacak keberadaan Haura, kemarin gue udah pasang alat pelacak di bolpen yang gue kasih sebagai kado buat Haura, gue yakin dia ngga akan membuangnya" Mala tersenyum " terserah keputusan ada di tangan lo, soal Rakha ngga usah lo pikirin, itu urusan gue" Mala menatap tajam ke arah Zayyan "ayo Zay lo harus kejar cinta lo" batin Mala
Zayyan berdiri " terima kasih buat semuanya kakak ipar, sekarang gue bakal cari Haura buat tahu semua kebenarannya" ucap Zayyan sambil tersenyum sebelum melangkah pergi meninggalkan Mala
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Rakha (END) Terbit
Storie d'amoreKisah kita dimulai dari hujan,,, "Hujan membawamu pergi dan hujan pula yang membawamu kembali." Rakha "Jika takdir menginginkannya, hujan akan menuntunmu kepadaku." Mala Kisah cowok kulkas yang menemukan kembali cintanya. Gadis yang dia pikir mengin...