Buaian Menjadi Nyata

15 1 0
                                    

Dialog Sucipto dan Widarni
Ciptaan Cristianus Melkisedek Mursito

Widarni, Ku Taruh Surat
Ku beranikan diri menulis surat untuk mu, Ku isi kertas itu Dengan kata-kata yang indah. Ku taruh surat di bawah meja mu, Dengan dada yang menari-nari

Ku harap surat itu di baca daripada dibuang, Jika kau baca, ku harap tak kau hina Dengan sobekan. Jika kau balas, ku harap tak datang ujaran hitam.

Sucipto, Jangan Kau Pupus
Memang sudah kau berikan ucapan hatimu, memang sudah kau berani. Tapi janganlah kau besar hati, biarkan waktu dan khidmat menemani dia.

Jangan pula kau pupus Jika ucapan mu dilempar balik tanpa ucapan dia yang mengikuti.

Sejoli, Berjadi Dibawah Bulan
Malam itu, malam romansa di fantasi kota. Duduklah pemuda dan pemudi di bawah sinar bulan. Biar angin yang hangat menjadi dingin, suasana yang hangat menjadi mencekam, pemuda dan pemudi itu membuat hawa romansa di sana.

Sang pemudi mulai bermonolog, mengungkapkan isi hati nya setelah membaca surat yang diberi pemuda itu. Ia membalas nya dengan hati terbuka, ia membalas nya bahwa ia hendak dengan pemuda itu. Sang pemuda senang tak terkira, ia pun langsung mencengkram tangan sang pemudi, menyatakan langsung di depan nya.

Bulan memancarkan sinar nya, membuat kabut rembulan turun. Menyihir pemuda dan pemudi itu menjadi satu, yang satu mabuk akan mata nya, yang satu mabuk akan kebersamaan.

Senin, Sekolah Ceria
Ada sejoli yang baru jadi, datang berdua melewati gerbang penempaan ilmu. Sembari tangan bergandeng, senyum lebar terpancar, mereka berjalan menuju ruang belajar.

Ketika sang pemuda sampai didepan pintu ruang belajar, sang pemudi lanjut pergi ke ruang belajar yang lain. Sejoli tadi berbeda ruang, tapi satu hati. Sejoli tadi berbeda ruang, tapi satu pikiran, Sejoli tadi berbeda ruang, tapi rekat dibuaian.

-BUAIAN MENJADI NYATA-

-SELESAI-

Kala Sucipto dan WidarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang