1. Sushi

2.7K 187 24
                                    

Tokyo, 2023.

Tokyo adalah kota metropolitan terpadat di dunia, kota ini penuh dengan orang, bangunan, dan kendaraan. Tidak ada yang menarik hati dari kota ini selain terangnya warna warni dari lampu bangunan dan kendaraan yang menghiasi kota. Benar-benar tidak ada apapun yang menarik perhatian. Orang-orang yang memenuhi kota itu juga memuakkan, tidak ada manusia selain budak uang. Setidaknya begitulah pikiran Kakashi.

Ia menghirup rokoknya dalam dalam, menahannya sebentar dan menghembuskan asap keluar dari hidungnya. Ia memejamkan mata, bosan memandangi menara tokyo dari jendela kantornya. Pewaris utama dari Hatake Corporation itu tidak kuasa menahan rasa bosan ketika pekerjaannya telah selesai semua. Rasa-rasanya, matanya harus selalu tertuju pada kertas putih maupun layar laptop untuk membuatnya terasa hidup.

"Aku pergi." Suara berat itu akhirnya terdengar.

Di meja di depannya, Tsunade akhirnya menoleh padanya setelah berjam-jam menatap pada layar laptop. Ia sudah hafal betul kebiasaan bossnya. Ketika pekerjaannya telah selesai, ia tidak kuat menahan bosan dan akan pergi entah kemana.

"Baik, pak." Responnya mengiringi langkah Kakashi.

Pria dengan tinggi yang hampir mencapai 2 meter itu meninggalkan kantor dengan diiringi hormat dari karyawan kantornya. Tujuannya kali ini adalah entah kemana. Kakashi tidak memiliki tujuan. Mobilnya melaju mengelilingi kota, pikirannya memikirkan tentang perjalanan bisnis yang sudah ia rindukan. Kakashi tidak memiliki aktivitas lain selain makan, tidur, olahraga, dan kerja. Tidak heran jika pekerjaannya selesai jauh lebih cepat. Di usianya yang sudah mencapai 32 tahun, game sudah tidak lagi menarik baginya. Ia sudah mencicipi semua jenis game saat ia masih belia, jadi apalagi yang perlu ia lakukan sekarang?

Mobilnya berhenti di sebuah restoran sushi. Ia memesan tempat eksklusif untuk menghindari pelanggan lain.

"Permisi tuan, mari saya antar ke ruangan." Sapa seorang wanita muda dengan ramah. Kakashi tidak merespon, ia berjalan mengikuti wanita itu dan diantarkan pada sebuah ruangan tradisional. Kakashi tidak asing dengan ruangan seperti itu, ia memang selalu memesan ruang eksklusif untuk menikmati waktu dan makanan yang disajikan secara private.

"Silahkan tuan."

Kakashi masuk ke dalam ruangan berukuran 2 meter itu. Selanjutnya pelayan wanita itu mengikuti dan menyodorkan buku menu padanya.

"Anda bisa melihat menunya terlebih dahulu."

Kakashi meraih buku menu dari tangan pelayan itu. Bukannya memilih menu, ia justru tidak melepas pandangan pada wanita muda di depannya. Wanita itu nemiliki mata rembulan yang teduh. Ia tidak pernah melihat jenis mata seperti itu. Namun, di balik matanya, tidak menyiratkan keceriaan sama sekali, Kakashi menebak gadis ini pasti akan membosankan.

"T.. Tuan?" Wanita yang ditatap itu mulai kebingungan.

"Aku mau set hokkaido."

"Baik, ada lagi tuan?"

Kakashi kembali memperhatikan mata rembulan itu. Wanita itu memiliki rambut panjang dengan tubuh pendek, Kakashi menebak ia tidak lebih dari 150cm.

"A.. ada lagi tuan?" Pria berotot dengan kulit bersih itu dapat melihat rasa tidak nyaman dari wanita itu. Saat Kakashi menggeleng, ia segera meninggalkan ruangan bahkan lupa meminta pelanggannya untuk menunggu.

5 menit kemudian, suara pria meminta izin untuk membuka pintu terdengar dari luar. Pria berambut pirang itu mendorong troli makanan dengan beberapa piring seafood fresh yang mereka claim dikirim dari Hokkaido.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang