1. one

14 1 0
                                    

                                                   *SABRINA*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*SABRINA*

burung berkicau saling sahut menyahut, hari demi hari telah berlalu begitu cepat, enam bulan berlalu sudah, menyisahkan tanda tanya yang besar antara bertahan atau menyerah

Gadis manis memakai piyama rumah sakit tertidur dengan begitu pulas oh ya ralat bukan tertidur tapi koma sudah enam bulan, matanya masih tertutup rapat, muka pucat pasi dengan alat bantuan pernapasan, beberapa alat terpasang ditubunya agar membantu sedikit gadis kecil itu bertahan hidup, begitu sakit melihatnya

kecil kemungkinan gadis itu bertahan, waktu yang ditepatkan hanya lima bulan tapi wanita paruh baya itu meminta agar alat yang terpasang ditubuh gadisnya menambah satu bulan lima hari, jika lebih wanita paruh baya itu mengiklaskan kepergiannya

suara mesin EKG yang selalu menemani gadis itu, tepat hari ini enam bulan empat hari jadi hanya satu hari lagi kesempatan untuk gadis yang sedang tertidur itu bangun

Dia adalah sabrina gadis pendiam dengan sejuta rahasia, curek dan tak tersentuh, tidak ada cinta dikehidupannya

wanita paruh baya itu menggenggam tangan tangan sabrina atau dipanggil sapa sasa "non, saya mohon bertahan," Arum asisten rumah tangga sabrina menatap dengan Iba pada sabrina

tes

air mata Arum mengalir begitu deras "saya tau non wanita yang kuat, non pasti bisa lewatin ini semua" Arum terisak sambil menggenggam tangan sasa yang bebas dari selang infus

tak ada pergerakan dari Sabrina gadis itu masih setia memejamkan matanya, suara mesin EKG yang menjawab semua pertanyaan Arum

Arum yang selama ini menemani Sabrina selama dirumah sakit bolak balik rumah sakit dan rumah, setiap hari arum mengelap badan pelangi, enam bulan terasa begitu cepat tapi lagi dan lagi Sabrina masih setia memejamkan matanya

Wanita paruh baya itu melepaskan tangan sabrina dan keluar dari ruangan, kali ini Arum akan meminta untuk menambah waktu untuk Sabrina

saat sudah didepan ruangan dokter arum mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh kevin, kevin adalah orang yang selama ini menangani sabrina

"nak kevin bagimana permohonan saya" arum langsung menanyakan pada kevin

"maaf ibu sebelumnya tapi pihak kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi mohon maaf untuk besok kita akan mencabut alat bantu pada sabrina" jelas kevin

"saya mohon" Arum menggenggam tangan kevin "saya mohon nak"

kasian melihat wanita paruh baya itu memohon padanya, tapi ini bukan kemauannya laki laki itu hanya menjalankan sesuai prosedur yang berlaku bahkan dirinya sudah menmbah waktu selama satu bulan tapi nihil hasilnya tetap sama

kevin menengkan bu Arum yang menangis terisak, laki laki itu juga tidak bisa berbuat apa apa

Arum berpamitan kepada kevii dengan kekecewaan, kevin sudah tidak bisa membantu, tidak lagi harapan selain harapan kepada yang maha kuasa memberikan keajaiban didalamnya

wanita paruh baya itu memutuskan untuk menginap dirumah sakit menemani sabrina, saat sudah di kamar inap Sabrina, Arum duduk disamping Sabrina yang sudah ada kursi dan kembali menggengam tangan pelangi mulai memejamkan mata dan tertidur

SABRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang