"Ssshh ahh" Ji-Sung langsung menatap horor pada Hyung nya. "Hyung, desahan mu ambigu sekali Hyung" Haechan membalas tatapan Ji-Sung, setelah Nct Nation rampung, anak dreamis kembali terbang ke Shanghai, setelah itu akan di lanjutkan ke jepan dan beberapa negara lain, untuk fanmeet mereka yang juga merupakan promosi album ketiga dreamis. "Wae!! Kau saja yang berpikir begitu" jawab Haechan acuh, Ji-Sung yang meminta untuk sekamar dengan nya selama berada di Shanghai, tapi belum juga ada sepuluh menit anak itu sudah menunjukkan wajah julid nya. "Hyung, pikir saja, semua orang jika mendengar Hyung seperti itu pasti berpikir yang tidak tidak" ujar Ji-Sung sembari melepas bajunya. "Ya, ya, kau mau apa??" Ji-Sung semakin menatap aneh pada Haechan. "Aku mau mandi" Haechan akhirnya ber 'oh' ria.Setelah Ji-Sung masuk ke dalam kamar mandi, Haechan menggeledah tas nya, setelah mendapat apa yang ia cari, Haechan segera mendial nomor tersebut.
"Kau sudah sampai??"
Haechan mengangguk "aku baru sampai"
"Sekamar dengan siapa"
"Ji-Sung, sekarang dia sedang mandi"
Yang di seberang tersenyum "jangan terlalu memforsir tubuh mu, ingat, kau itu keras kepala, jika ada yang melapor kau bandel, Hyung akan langsung menyusul mu"
Haechan terkekeh "terserah saja, memang Hyung ada waktu untuk menyusul kemari" tantang nya.
"Kau meremehkan Hyung!!"
"Tidak, tapi melihat agenda jadwal mu, dan milik ku, seperti nya akan sulit" imbuh nya dengan wajah tengil. "Awas kau"
Haechan tertawa, mendengar nada ancaman bukan nya takut yang ada malah membuat nya tertantang. "Eoh, Hyung menelfon siapa" Ji-Sung keluar dengan handuk kecil di pundak nya.
"Taeyong Hyung, memang siapa lagi" Ji-Sung menunjukkan wajah nya pada sebagian ponsel Haechan lalu menyapa Taeyong. "Hallo Hyung"
"Kau kelihatan segar"
"Eum, aku habis mandi" Taeyong mengangguk. "Dimana yang lain"
"Aku tidak tau, aku saja baru masuk kamar hotel nya" obrolan mereka berlangsung cukup lama sebelum Haechan berpamitan dan mematikan sambungan, dia juga melakukan ritual seperti Ji-Sung sebelum menyelami mimpi.
Hari berikutnya, Haechan dan kawan-kawan kembali ke hotel saat matahari sudah terbenam, padahal mereka pergi cukup pagi. "Nanti giliran aku sama Haechan Hyung" senyum Chenle.
"Kau kan sudah dengan Mark Hyung, kenapa mau pindah??" Tanya Ji-Sung tidak terima jika teman sekamar nya harus di ganti ganti. "Bukan pindah, cuma numpang semalam apa salahnya sih" Jeno menghela nafas, sedang Renjun merotasi matanya, kalau Jaemin jangan di tanya dia lebih dulu menculik Haechan saat semua orang terfokus pada kedua maknae dream itu. "Kalian meributkan siapa?? Orang yang kalian ributkan sudah pergi" lerai Mark lelah. "Oh" kaget si duo maknae, kemana perginya, cepat sekali. "Ini semua karena kau ya" tuding Chenle kesal, sedangkan Ji-Sung sudah bersiap masuk ke kamar nya. Yang ternyata Haechan sudah di dalam dengan satu member nya tengkurap di ranjang Haechan. "Oh, Jaemin Hyung yang menarik Haechan Hyung" cebik nya, Haechan terkekeh lalu mengusap sayang kepala Ji-Sung. "Sudah biarkan, kau mau mandi dulu atau aku duluan" Ji-Sung duduk di sofa ruang hotelnya. "Hyung duluan saja, aku masih lelah" Haechan langsung masuk ke kamar mandi, mereka yang ada di dalam mendengar guyuran shower, Jaemin tersenyum kecil, dulu sekali dia dan Haechan sering mandi bersama, sewaktu kecil saat kedua nya mulai menjadi akrab, Jaemin ingat betul membujuk Haechan waktu itu begitu sulit, dan itupun bertahan sampai sekarang.
Tok tok tok
Ji-Sung yang malas pun terpaksa beranjak, siapa lagi yang menggangu waktu istirahat nya. "Kenapa??"
Tanpa menjawab, Chenle melengos masuk membuat Ji-Sung mendengus dan menutup pintu.
"Oh, Jaemin Hyung ada disini??" Heran Chenle yang melihat Jaemin sudah berada di kasur Haechan, iya Chenle yakin karena lather Haechan ada di samping pemuda Na itu. "Chenle, kau kesini juga"
"Kenapa tidak sekalian saja semua kesini" celetuk Ji-Sung kesal. "Ide bagus" Chenle menelfon Renjun untuk mengajak Mark, dan Jeno mendatangi kamar yang di tempati Ji-Sung dan Haechan, membuat si pemilik kamar semakin jengkel menatap wajah tanpa berdosa Chenle.
"Wahhh,,, seru nih, semua kumpul!! Kita nonton saja sampai mengantuk" usul Mark, yang langsung di setujui semua member.
"Kalian punya tv sendiri di kamar kalian padahal" dengus Ji-Sung melirik semua Hyung nya yang memenuhi kamar hotel nya. "Kan kau yang mengijinkan, kenapa sekarang protes" jawab Chenle galak, yang tentu saja tidak akan di balas oleh Ji-Sung, karena anaknya sudah anteng berbaring di paha haechan. Kalau biasanya Haechan yang di manja hyungdeul, sekarang giliran Haechan yang memanjakan adiknya di dreamis.
"Aegi~, mau ku ambil kan cemilan" Haechan menatap tajam Jeno, yang di balas cengiran si mata sipit. "Coba ulangi" desis Haechan. "Aniya, Renjun-ah bawa camilan untuk Haechan juga" alihnya pada Renjun, yang membuat mereka terbahak melihat Jeno kicep karena raut Haechan.
"Kau itu, suka sekali menggoda nya"
"Kau kalau tau sendiri pasti juga melakukan nya, Na" masih dengan wajah tampan dan senyum sipit nya, Jeno semakin membuat Haechan hilang kesabaran, sudah tingkat kesabaran nya sebelas dua belas sama Renjun, malah di pancing mulu, kan anaknya mulai berasap ingin meraup wajah Jeno dan mencakar nya.
"Sini kau, Lee Jeno" jelas Jeno langsung kabur, Haechan itu menyeramkan, padahal dia lebih besar dari porposi tubuh nya, bahkan di lihat dari lubang sedotan juga, Jeno menang akan segala nya, tapi otak licik Haechan selalu bisa membuat Jeno kewalahan melawan nya. Ji-Sung mengeratkan pelukannya di perut Haechan ketika merasakan Hyung nya itu akan beranjak. "Sstt, Jie mau bobok"
"Lah, kita mau nonton bego" ucap Chenle melempar bantal sofa yang tadi dia pangku.
"Diem, Le" tegur Ji-Sung tanpa membuka matanya, dia bahkan semakin menyembunyikan wajah nya di perut Haechan.
Akhirnya malam itu setelah jadwal fanmeet berakhir, mereka menghabiskan waktu untuk menonton bersama di tv hotel dengan di sambung kan melalui laptop, dan Haechan yang selalu menjadi rebutan antara Chenle dan Ji-Sung, malam ini mereka lewati dengan berbagi pikiran dan juga saling mendengarkan, Haechan menatap setiap wajah kelelahan mereka, masih ada yang terjaga, dia dan Jaemin.
Jaemin membantu Haechan untuk menidurkan Ji-Sung dengan pelan. "Gomawo" Jaemin tersenyum.
"Kau tidur berhimpitan dengan ku, mau??" Haechan mengangguk, jujur dia sudah sangat mengantuk sampai lupa kalau harus mengabari Taeyong perihal hari nya di Shanghai, tidak apa!! Mungkin besok pagi dia akan dapat ceramah gratis lagi.
"Good night bear" Haechan tersenyum, dia memeluk Jaemin erat. "Good night Na"
Pemandangan yang begitu menyentuh, mereka berakhir di dalam satu kamar dan saling berhimpitan, berbagi tempat tidur yang di isi Renjun, Chenle dan Mark, di kasur Ji-Sung, lalu di kasur Haechan ada Ji-Sung dan Jeno.
Haechan dan Jaemin, mereka berdua tidur di sofa bed, indah bukan.
"have a good rest everyone" bisik Haechan pelan, sebelum menutup mata untuk menyambut hari esok.
Dahhhhh,,, gue mabok momen MarkHyuck, hehehe
Maaf Jeno ayang, aku oleng bentar, cuma sehari kalau ngk khilaf.
Gara² 127 di Disney inimah.
Eh, ada momen JaeHyuck juga, kan semakin menjadi² saya. ✌️✌️😅😴
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️
Diversossi bocil kematian yang di sayangi hyungdeul nya.. si bayi yang mau menjadi dewasa tapi selalu di manjakan oleh orang sekitarnya. Haechan mang-ne brother ship ilichil Hyung manajer hyung staff dan lain-lain