Erlangga Lukas Sabda dan Shalom Erina Liem

45 7 0
                                    

Erlangga Lukas Sabda, siswa paling populer karena ketampanannya, kekayaannya, dan kemodisannya. Si kapten basket asli Jakarta campuran Cina ini merupakan cucu dari komite Eliam H.S., yaitu Hardi Sabda. Putra kedua dari Lukas Sabda dan Liliana. Sebagai cucu komite, dia tahu kalau hidupnya akan aman dan nggak akan ada yang berani sama dia. Maka dari itu dia bisa ada di kelas XI IPA 4.

"Nyari mati tuh dungu!" Elang menempelkan es batu ke arah pipinya yang bengkak karena bogem dari Def kemarin. Bogeman Def ternyata luar biasa kerasnya sampai membekas di pipi chubby-nya nggak sembuh-sembuh. Fyi, Defga ahlinya ahli bela diri taekwondo. Sekali gibas, dua tiga pipi terhempaskan. Elang buktinya. Tetapi keahliannya tidak diketahi semua orang.

"Dia nggak buta, kan?" tanya Elang ke Brandon salah satu temannya. Brandon geleng-geleng.

"Dia sadar nggak yang dilawan siapa? Gue! Cucu Hardi Sabda! Siapa pun yang lawan gue bakal mati hidupnya," teman-temannya menganggukkan kepala. Nggak berani bersuara kalau Elang lagi marah seperti ini.

"Dia akan rasakan kesengsaraan hidup dimulai dari hari ini, guys! Itu kata kakek gue, ha.. ha.. ha...,"

Dari arah yang berbeda, Shalom merasa ketakutan. Elang yang bangga karena bebas dari hukuman berkat kekuasaannya, sedangkan hidup Defga yang belum ada kepastian. Namun, semua menebak kalau Def pasti dikeluarkan. Sang model cantik ini menggigit jarinya dan menggerak-gerakkan kakinya dengan cepat. Dia ingin melawan, tetapi dia nggak berani. Dia nggak mau cari mati melawan Elang. Keluarga Elang yang menyelamatkan keluarga Shalom saat karir orang tuanya mau hancur. Dia berhutang budi dengan keluarga Elang. Dia juga bisa menjadi model dan banyak endorsement karena bantuan keluarga Elang.

Shalom adalah pacar Elang, tetapi juga sahabat Bella. Di satu sisi, dia takut dengan Elang yang menyelamatkan hidup keluarganya, tetapi dia juga takut dengan Bella. Lebih tepatnya merasa bersalah.

Suara gawai Elang berbunyi. Dilayar gawai-nya tertera nama kakek. Elang mengangkat teleponnya. Wajah Elang yang tadinya sumringah karena mendapat telepon dari kakeknya, berubah menjadi masam. Tanpa mengucapkan apa-apa, Elang mematikan teleponnya. Seketika menggebrak meja dengan keras. Dia melihat ke arah teman-temannya, "Sial!"

Brandon memegang pundak Elang, tapi dihempas begitu saja, "Awas kalian kaum kumuh!!! Dorks!"

Seisi kelas mengarahkan wajah ke arah Elang. Timbul pertanyaan dari mereka yang melihat Elang tiba-tiba marah. Pasti tentang Defga. Apa?

Saat suasana kelas masih tegang, diluar kelas juga menampakkan ketegangan.

"Ehhhh... Itu Defga!" teriak salah satu siswa yang melihat Defga dari dalam kelas.

Semua science class keluar melihat keberadaan Defga. Defga berjalan didampingi Pak Seno. Jalan yang mereka tuju bukan lorong menuju kelas XI IPA 4, tetapi ke lorong social class.

"What? Ke IPS? Gila!" teriak Rachel, "Gue kira dia di..." belum selesai berbicara, bibir Rachel dibungkam sama Syarla.

Pink Lowkey melihat ke arah Bella. Bella nggak sadar kalau ditatap sama teman-temannya. Dia hanya fokus melihat Defga yang tetap berjalan tanpa menolehkan pandangan ke siapa pun. Padahal Eliams ada di depannya dan menatap Def dengan sangat terkejut. Prediksi semua Eliams: SALAH!

Bella membalikkan badan dan meninggalkan teman-temannya. Ia berhenti di samping Shalom dan berkata, "Seharusnya nggak kayak gini kalau ada yang berani speak up dan jujur!" lirik Bella ke arah Shalom. Shalom diam seribu bahasa. Terlihat dari matanya mulai berkaca-kaca. Tak tertahankan lagi, ia menangis. Rasa bersalah akan selalu menghantui Shalom.







"L" LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang