Smile Flower [Second Life- another flashback]

1.6K 48 2
                                    

"Kalo memang waktunya sekarang buat aku mati, aku maunya mati aja. Aku mau pulang sama Rayya."


---*---


|I don't know why, but sometimes out of the blue, I keep having these thoughts lately

"Mual gak? Idungnya masih mampet?" Jeonghan meletakkan punggung tangannya ke leher sang suami yang masih berbaring lemas dengan plester penurun panas di kening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mual gak? Idungnya masih mampet?" Jeonghan meletakkan punggung tangannya ke leher sang suami yang masih berbaring lemas dengan plester penurun panas di kening.

Seungcheol sakit.

Tidak tidur kurang lebih 2 hari, dilanjutkan dengan tidur-tidur ayam beberapa hari ini karena mereka baru saja punya bayi. Sekuat apapun kelihatannya fisik Seungcheol, ternyata tetap ada limit. Ayah satu anak itu akhirnya tumbang dengan keluhan meriang dan tenggorokan yang luar biasa sakit. Jadilah Jeonghan repot harus mengurus bayi 2 minggunya beserta bayi besarnya yang sedikit-sedikit menarik ingus begini.

"Tenggorokannya gak enak."

Demi Tuhan ini pukul 3 pagi dan Jeonghan benar-benar baru saja menaruh Rayya di bassinet tapi suaminya mengeluh lagi. Tak usah dibayangkan bagaimana bentuk Jeonghan saat ini. Rambut acak-acakan, piyama yang compang camping karena belum sempat ia menutup kancing dengan benar eh suaminya minta tolong mengambilkan air hangat atau sekadar mengusap-usap keningnya yang pening.

Hmmmm tak bisa disalahkan sih karena memang selama ini Seungcheol yang bertugas begadang menjaga bayi. Tapi kan Jeonghan keki juga. Ia baru punya bayi 2 mingguan ini, di negara yang jauhhh dari siapa pun yang bisa ia mintai tolong, dan satu-satunya support system yang ia miliki pun tumbang bahkan untuk duduk pun pusing.

"Minum dikit lagi ya?" Jeonghan membantu suaminya untuk bangun agar mudah menyesap jahe hangat yang baru saja ia buatkan. Gelas kedua.

Kepala Seungcheol pening luar biasa. Beruntung ia masih cuti sehingga tak perlu pusing dengan tumpukan pekerjaan esok hari. Ia yakin tekanan darahnya pasti rendah sekali, wajar karena ia begadang terus akhir-akhir ini. Seungcheol itu workaholic, agak aneh memang ia tumbang hanya gara-gara begadang begini. Apa mungkin karena yang ia urus itu bayi?

Matanya melirik ke sebelah kanan saat bayinya lagi-lagi merengek padahal baru berapa menit Yandanya taruh setelah selesai disusui.

"Sssshhhh Rayya sayangnya Yanda. Masih laper, Nak? Kurang ya nnen nya ya?" Jeonghan mengambil lagi bayinya kemudian menjejalkan puting kirinya ke mulut mungil bayi itu untuk selanjutnya disedot kuat-kuat.

"Laper terus Adek.." Seungcheol tersenyum, ia berbaring miring dengan tangan kiri mengelus pelan ubun-ubun si bayi. Sejujurnya masih tak percaya kalau Rayya ada di tengah-tengah mereka begini.

Siapa sangka?

12 tahun lalu ia mengurus Rayya sendiri. Apa? Rayya usia 2 minggu ia urus sendiri? Pffffttt..

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang