"Sang Ratu menutup usia, tanpa kekasih dan buah hati".
"Dongengnya terlalu indah, sepertinya itu tidak pantas untuk dijadikan penutup" ujar Raja sembari menutup buku lukisan milik Ratu. "Ayo kita berkemas untuk berjemur di taman komplek".
" Baiklah" Ratu menghembus nafas terlalu panjang. " Seharusnya kita sudah siap menerima apa pun yang terjadi ke depannya". "Ayo bergegas" Raja menarik tangan ratu untuk mengalihkan pembicaraan.
.
Saat pagi, taman komplek merupakan satu-satunya tempat di sekitar ini yang jarang orang kujungi. Pasalnya, pergi pagi pulang pagi sudah menjadi rutinitas warga disini. Mereka memilih untuk mengorbankan waktu mereka bersama keluarga agar keluarga bisa menjalani kehidupan yang layak. Ada yang dari pagi ke pagi selalu di rumah, tetapi yang mereka lakukan adalah menetap di meja kerja dan sesekali olahraga di dalam rumah untuk menggugurkan kewajiban. Bagi mereka yang terpenting adalah bagaimana agar bisa bertahan hidup bukan hidup bersama.
.
Hidup adalah pilihan yang harus di pertanggung jawabkan.Malam itu cuacanya sangat dingin, Raja pergi ke dapur untuk menghangatkan air. Saat malam Raja lebih cocok untuk menghabiskan malam bersama buku dan kopi. Raja hendak mengambil jaket di dalam lemari, ia menoleh ke dipan terlihat wanita cantik itu sedang menyelimuti sekujur tubuhnya. "Tangan ini selalu rindu ingin menyentuh wajahnya". Belum sempat mengambil jaket, raja membalikkan badan ke arah istrinya. Raja duduk di samping badan istrinya dan membuka sedikit selimut yang menutupi wajahnya. Seketika kaget melihat wajah berseri itu menjadi begitu pucat, bibirnya terlihat bergemetar. Di sentuh lah pipi Ratu dan Raja mendapatkan suhu tubuh Ratu begitu panas. "Sejak kapan kamu merasakan sakit ini?". "Aku selalu di rumah ini kenapa aku tidak tahu kamu begini?". " Bagian mana yang paling sakit?" Raja sangat khawatir dengan kejadian ini, dia terus bertanya walaupun Raja tau pertanyaannya tidak akan di jawab istrinya.
.
Dokter yang di panggil Raja pun tidak lama datang. Perasaan Raja campur aduk melihat istrinya berbaring lemah diatas dipan putih itu. Istrinya memang jarang sakit, tapi sekalinya sakit dia bisa merubah dunianya Raja. Ya, layaknya penyihir yang bisa merubah apapun hanya dengan satu mantra.
Dokter sudah selesai memeriksa dan memberi tahu hasil diagnosa penyakit Ratu kepada Raja. Mendengar pernyataan itu, pandangan Raja seolah menghilang, tubuhnya kaku, kakinya mulai lemah tidak kuat menompang tubuhnya, dia tersungkur di depan dokter, menangis meminta pilihan ketiga. Apakah pilihan hanya untuk dua pernyataan? Dokter mengangkat tubuh dewasa yang rapuh itu "jangan terburu-buru dalam mengambil pilihan, bicarakan ini dengan istrimu. Saya tahu pilihan merupakan sesuatu yang paling sulit, tapi bukankah tanpa pilihan kita akan jauh lebih sulit? Aku akan kembali lusa untuk memastikan keadaan istrimu dan aku berharap lusa kamu sudah menentukan pilihanmu" ujar dokter itu, sebuah pernyataan penutup malam ini yang akan membuat hidup Raja berubah. Ternyata penyihir itu bukan istrinya, tetapi dokter itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Berkepala Kotak
General FictionDahulu kala, di sebuah kastil yang indah di tengah hutan. hiduplah sepasang kekasih yang harmonis. Tempat yang jauh dari pemukiman kota membuat kehidupan mereka begitu nyaman. kekayaan, kenyamanan, dan keharmonisan semua mereka dapatkan. Tapi satu y...