3. Hati ke hati

1.5K 112 19
                                    

Irin mengikuti langkah Dewa yang terkesan terburu-buru. Sesampainya di kolam renang, Dewa meletakkan tas di pujasera untuk menitipkan beberapa barang penting. Setelah itu barulah Dewa beranjak untuk pemanasan.

Irin hanya memandang Dewa di tempat duduknya. Setelah 5 tahun tidak bertemu Dewa seolah-olah memiliki sifat lain yang membuat Irin tak lagi mengenali sosoknya.

Ia mencoba menghampiri Dewa yang tengah pemanasan lari di tempat itu. "Kak" panggil Irin.

Dewa berhenti sejenak dan memandang Irin dengan kedua alisnya yang terangkat.

"Aku..."

"Dewa"

Belum selesai Irin ingin bicara, seseorang sudah menyela dengan suara nyaringnya. Disana Irin melihat seorang perempuan dengan hijab dan baju siap renang tersenyum manis kearahnya, bukan kearahnya lebih tepatnya ke arah Dewa.

"Kebetulan banget, kita bareng lagi renangnya" serunya setelah berlari kecil menghampiri keberadaan Dewa dan Irin.

Irin memandang dengan pandangan tak asing dengan perempuan itu. Ia mencoba mengingat dimanakah ia pernah bertemu dengan perempuan itu.

"Irin?" Tanyanya saat perempuan itu memandang kearah Irin. Irin hanya mengangguk saja sedangkan pikirannya mengingat-ingat.

"Aku Rara, masak lupa" ujarnya lagi.

Irin beroh ria, ia baru ingat didepannya ini anak perempuan yang dulunya mengajak Irin balapan sepeda karena merebutkan ingin bermain dengan Dewa.

"Oh Lala"

"Ishh masih aja bilang Lala, Rara Rin, Ra-Ra" ejanya dengan kesal.

Irin hanya manggut-manggut, "kamu tunggu sini aja. Aku renang dulu" ujar Dewa. Mau tak mau Irin lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

Ia hanya melihat Dewa dan Rara yang berenang bersama bahkan mereka terlihat asik berlomba-lomba sampai ke tepian.

Irin menghembuskan nafasnya kesal, baru beberapa menit bertemu dan ingin melepas rindu bersama Dewa, Dewa malah seperti menghindari dan enggan bermain lagi bersamanya. Setelah memutuskan memesan ojek online, Irin melepas sweater Dewa.

"Kak, aku pulang dulu" ujar Irin, entah kenapa dia ingin menangis karena merasa tak dihiraukan oleh Dewa.

Irin berlalu setelah meletakkan sweater tepat disebelah tas Dewa. Setelah itu Irin berlalu, tanpa memperdulikan Dewa yang memanggilnya.

"Jahat banget, aku gak disusulin" omel Irin dan segera mengirim pesan kepada ojek online agar segera menjemputnya.

Irin memutuskan untuk pulang, ia menangis sejadi-jadinya karena perilaku Dewa.

"Irin kenapa sayang, mama sama papa mana? Kok pulangnya naik ojek" tanya mbah uti sesaat melihat cucunya menangis.

"Mbah, Irin mau pulang ke rumah, Irin gak mau disini lagi" Irin menghapus air matanya dan mengemas beberapa barang miliknya yang telah dikeluarkan dari koper.

Kedua orang paruh baya itu saling memandang dengan kerutan di dahinya.

"Papa sama mama belum cerita?" Tanya mbah uti dan menghampiri Irin yang masih sesenggukan.

Irin menggeleng tidak tahu, yang orang tuanya katakan hanya menginap beberapa minggu di sini.

"Kan papa udah pindah tugas kesini, Irin juga mau kelas 3 toh, habis ini lulus. Kuliah disini aja"

Irin berpikir sejenak ucapan para mbahnya, kedua orang tuanya tidak ada yang berbicara hal ini kepadanya.

***

IrenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang