Chapter 15 : Sehina itukah aku di matamu?

353 64 354
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS !!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

°°°°

Namjoon sudah sampai di bandara Jepang. Tubuh jangkungnya terduduk di sofa paling sudut dengan ponsel yang terus berada di genggaman tangannya. Matanya hanya terfokus pada layar benda pipih itu tanpa memperdulikan sekeliling yang cukup banyak orang berlalu lalang. Kakinya bergerak tak nyaman karena sejak tadi, Anne tidak juga mengangkat panggilan teleponnya, padahal biasanya justru istrinya itu lah yang paling sibuk menghubunginya.

Sayang sudah sampai?

Jangan lupa minum vitaminmu, ya ...

Cepat pulang, aku rindu.

"Istrimu tidak akan diambil orang." ucap seorang wanita yang kini duduk di hadapannya dengan kaki jenjang yang tersilang, baru saja sampai di bandara untuk menjemput Namjoon.

Namun ucapan wanita ini malah terdengar bagai momok yang menakutkan bagi Namjoon. Membayangkan ada seseorang yang mengambil Anne dari sisinya membuat Namjoon ketakutan hingga membuatnya semakin menekan tombol panggil pada layar ponselnya, lagi dan lagi tiap kali panggilannya berakhir tidak diangkat.

"Tidak usah dihubungi lagi." kembali terdengar suara mendayu yang merayu untuk menghasut Namjoon agar berhenti mengkhawatirkan istrinya. "Ku pesankan kopi panas, ya."

Tapi Namjoon tetap abai sampai akhirnya panggilannya terhenti karena nomor Anne tiba-tiba tidak aktif.

"Shit!" Namjoon nyaris melempar ponselnya ke lantai karena kesal namun untungnya dia ingat jika saat ini dia berada di tengah ramai, hingga dia hanya bisa menggigit ibu jari dengan kaki yang bergerak semakin tidak nyaman. Di dalam pikirannya kini sedang terangkai adegan di mana Anne tertawa bersama pria yang kemarin sempat dia peringati untuk berhenti menghubungi istrinya.

"Ini, minum dulu. Cuacanya sedang sangat dingin." wanita tadi meletakkan secangkir kopi panas di atas meja kecil dan duduk di lengan sofa yang Namjoon duduki dengan tangannya yang melingkar mesra pada leher pria itu. "Kau terlalu banyak berpikir, kita kemari untuk bersenang-senang. Aku tidak ingin melihat wajah tertekuk seperti ini selama kita bersama."

Namjoon menarik kedua sudut bibirnya dengan sangat berusaha di tengah kacau pikirannya karena Joanne. Selama Namjoon mengenal Joanne, wanita itu tidak pernah sekalipun membiarkan ponselnya mati, selain dia adalah seorang dokter yang harus tetap siaga, Anne juga tidak pernah membiarkan Namjoon khawatir karena ponselnya yang tidak bisa dihubungi. Jadi saat ponselnya tidak aktif seperti ini, Namjoon benar-benar merasa gelisah dan tidak nyaman.

The Mistake KIM NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang