don't forget to vote and comment, baby. happy reading, hope y'all enjoy <3
400 vote, langsung next ^^
________________________________Seharusnya Delacey sudah menari lincah di bawah lampu kerlap-kerlip serta dentuman musik menyentak tapi cewek dengan dress di tubuhnya justru berakhir di meja belajar kamar karena cowok menyebalkan yang duduk di sebelahnya, menggendongnya secara paksa hingga terjebak di sana.
"Where's the fun in this?" decak Delacey memerhatikan rumus-rumus memuakkan di bukunya sebelum menatap Jeaven secara jengkel. "Dan... ini maksud lo dirty secret?!"
Jeaven yang semula mengamati soal-soal tugas fisika beralih menatap Delacey. Jeaven mengangguk, menyipitkan mata, menarik seringai tipis, lalu terkekeh geli sambil mendekatkan wajah, "Jadi, Nona Delly mengharapkannya? Gue gak keberatan mengabulkannya."
"Ick. Dasar mesum!" Wajah Delacey seketika memerah seperti tomat yang terlalu lama direbus. "Kalau lo berani macem-macem sama gue, gue bakal lapor ke papi biar tau kalau dia sembarangan milih bodyguard buat gue!"
"Gue gak bakal macem-macem sama lo. Kecuali..." Jeaven mendekatkan bibirnya ke telinga Delacey, "Lo yang minta. Mungkin gue bisa mempertimbangkannya."
"Asshole! Don't talk shit!" Alih-alih merasa takut, geli, atau marah, ucapan Jeaven justru membuatnya gelisah. Jeaven bahkan membuatnya membayangkan sesuatu yang tidak-tidak. Sesuatu yang tidak seharusnya terimajinasi olehnya.
"Just kidding, Lady."
Jeaven tersenyum, memamerkan setengah deretan gigi sekaligus lesung pipinya tipis. Delacey terpaku kaku menerima senyuman manis itu. Kembali, ia bisa merasakan dada kirinya berdebar lebih cepat dari ritme yang seharusnya. Senyuman itu tidak berubah. Lengkung bibir yang jarang muncul di wajah lelaki itu masih sama seperti dulu.
Satu hal menarik milik cowok itu yang membuat Delacey terpikat. Dulu.
"Don't smile," perintah Delacey, "You look so ugly when smile."
Jeaven justru semakin menarik lebar sudut bibirnya. "Unbelivable, gorgeous, lovely and... yummy. Thanks, I love that compliment, Lady."
Delacey membuang muka, tidak ingin melihat senyuman Jeaven yang membuat ketenangan jantungnya tidak aman. "Gue kalah malam ini. Gue bakal kerjain this fucking assignment tapi biarin gue ganti dress ini lebih dulu."
Tanpa melihat Jeaven terlebih dahulu, Delacey hendak beranjak dari kursi tetapi tangan besar Jeaven kembali menahan milik Delacey, menahan cewek itu agar tetap duduk. "Gue gak bakal kasih lo kesempatan buat kabur dan gak ada waktu lagi buat itu. Lo harus ngerjain tugas ini. Now."
"Gue gak bakal kabur lagi. Gue cuma ganti baju bentar di—"
"Gak ada penawaran. Kerjain sekarang."
"Lo..." Delacey mengerucutkan bibirnya menunjukkan emosi kesal, padahal baru detik lalu cowok itu membuatnya berdebar tapi sekarang sudah mengundang kejengkelan lagi, "Yaudah gue ganti baju di sini langsung!" ancamnya.
"Go ahead," sahut Jeaven tenang.
"Cowok gila!"
Delacey mengacungkan jari tengahnya sejenak sembari mendengus kesal. Ia mengambil bolpoin bulu miliknya, mulai mengerjakan tugas fisika. Ini adalah kali pertama Delacey mengerjakan tugas di rumah. Jeaven bersedekap, memperhatikan Delacey yang sama sekali tidak ada menulis apapun di buku bindernya bahkan sampai di menit ke dua puluh. Ia benar-benar bodoh masalah hitung-hitungan. Jeaven hanya tersenyum kecil melihat Delacey mengacak rambutnya frustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELACEY & HER GUARDIAN
Romantik❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞ Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya. ❝ As you wish, My Lady. ❞ ••• Seolah tertelan semesta be...