"Sepuluh"

1.2K 122 8
                                    

"Sepuluh"









"Heh!"

Yang merasa di panggil meski bukan menggunakan nama tetap menoleh ke arah sumber suara.

"Lu kenapa, sakit lu?" tanyanya dan yang di tanya menjawab dengan gelengan.

"Dari mana sih dia semalam? pulang-pulang bengang bengong...bengang bengong kayak orang kesambet"

Sepanjang jalan menuju parkiran asrama Jaemin ngedumel karena kesal sama tingkah Jeno yang aneh.

"Kakak!" teriakan Renjun menghentikan langkah Jaemin yang langsung ber balik arah.

"Ka-"

"Haechan mana?" bukan itu bukan Jaemin meski Jaemin sempat gila dengan Haechan kemarin tapi dia tau kalau Renjun ada rasa lebih dari sekedar adik dan kakak jadi Jaemin gak mau nyakitin hati Renjun.

Itu Jeno, ya Jeno yang dari semalam tak bersuara sampai Jaemin pikir sahabatnya kesambet setan bisu tiba-tiba mengeluarkan suara dan itu menanyakan dimana Haechan orang yang orang-orang tau di benci Jeno.

"Hah?"

"Gue tanya, dimana Haechan?" ucap Jeno lagi.

"H-Haechan...Haechan lagi di kamar" jawab Renjun bingung sambil melihat ke arah Jaemin dengan tatapan seperti bertanya ada apa dengan Jeno dan Jaemin yang tak tau ada apa dengan sahabat itu menggeleng pelan.

"Dia tak masuk sekolah?"

Renjun, menggelengkan kepalanya membuat raut wajah Jeno tiba-tiba berubah.

"Kenapa?"

"Karena dia..dia...dia sakit kak" jawab Renjun.

"HAH!!?"

"Hah...eh! Hah... Hah...Hah... Yak Jeno! lu kenapa sih anjir" kesal Jaemin karena terus terkejut gara-gara Jeno.

Tapi bukannya menjawab pertanyaan Jaemin, Jeno langsung berlari kembali ke asrama tanpa separah kata meninggalkan Jaemin dan Renjun yang hanya bisa diam menatapnya pergi.

- - -ooOoo- - -

Sesampainya di depan kamar Haechan, Jeno malah terdiam mematung menatap pintu tang masih menutup.

"Jeno?" panggil seseorang yang membuat Jeno  menoleh ke arah orang itu.

"Ngapain lu di situ?" tanya nya lagi.

"Kak boleh tanya gak?" ucap Jeno yang malah tanya balik sebelum menjawab pertanyaan orang itu.

"Boleh, tanya apa emang?"

Jeno, tersenyum tipis dan kembali menatap ke arah kamar Haechan sesaat sebelum dia lembali menatap orang yang menyapanya.

- - -ooOoo- - -

Sedangkan di sekolah Jaemin dan Renjun baru sampai dan sedikit bikin heboh warga sekolahan karena mereka berangkat bareng.

Ya, meski bukan rahasia umum kalau Jaemin dan Renjun itu deket, tapi mereka gak pernah berangkat bareng, kan Renjun harus jadi ojol pribadinya Haechan.

"Kak?" panggil Renjun.

"Hhmmm"

"Njun malu di lihatin orang-orang" ucap Renjun lirih dengan kedua pipinya yang memerah.

Jaemin, yang dasarnya 11-12 cuek nya sama Jeno meski dia lebih sedikit koplak dari Jeno, baru menyadari kalau siswa/i pada melihat ke arah dirinya dan Renjun.

"Lu malu?" tanya Jaemin dan Renjun ngangguk, "sini deh" lanjut Jaemin nyuruh Renjun mendekatinya.

Dan dengan polosnya Renjun berjalan mendekati Jaemin yang langsung meraih kepalanya, "Nah gini gak kelihatan jadinya gak malu lagi kan" ucap Jaemin sebelum berjalan dengan Renjun yang ada di ketiaknya.

- - -ooOoo- - -

Dengan senyum di wajah tampannya, Jeno berjalan menaiki tangga menuju lantai di mana kamar seseorang yang ntah sejak kapan bikin hatinya ingin memilik orang itu.

"Semoga lu suka" ucapnya sambil melihat kantong plastik yang dia bawa.

Ddrrrttt....

Ddrrrtttt.....

Langkah Jeno terhenti saat ponselnya begetar seperti ada panggilan masuk.

"Kenapa dia tiba-tiba telfon gue?" gumam Jeno saat melihat layar ponselnya.

"Hallo?"

"....."

Bruh!

Kantong plastik yang Jeno bawa terlepas dari genggamannya dan dengan secepat kilat Jeno berlari beranjak dari tempatnya setelah menjawab telfon dari seseorang.

- - -ooOoo- - -

Jeno lu kenapa ..???

"That Awkward Magic" {NoHyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang