ACDD 46# MENGAGUMI LAKI-LAKI YANG SAMA
"Mencintainya boleh, tapi jangan menjatuhkan harga diri demi cinta, karena sejatinya cinta itu suci."
~Aisfa (Cinta dalam Doa)~
🕊🕊🕊
Aisfa tersenyum ramah menyambut kedatangan Ita yang tadi malam mengabari ingin bermain ke rumahnya pagi ini.
Di sisi lain, Gus Alfatih menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah rapi. Pemuda itu sudah siap pergi ke kafe. Namun, Sebelum itu, ia pamit kepada istrinya terlebih dahulu.
Aisfa dengan berat hati mengiyakan. Biasanya ia ikut kemana pun Gus Alfatih pergi. Jika ke kafe, maka ia akan bersantai di ruangan pribadinya. Namun, karena hari ini Ita berkunjung ke rumahnya jadi Aisfa memutuskan untuk tidak ikut.
"Hati-hati ya, Kak," ucap Aisfa setelah mencium punggung tangan Gus Alfatih.
Gus Alfatih mengangguk sembari tersenyum. Tangannya mengacak kepala sang istri yang tertutup hijab. "Kamu jaga diri baik-baik ya. Kalau ada apa-apa kabari kakak."
"Okee."
Sebelum pergi, Gus Alfatih melirik ke arah Ita. "Ita, Aisfa sedang hamil, saya titip dia ke kamu ya." Ita yang terkejut perlahan mengangguk kecil.
Setelah Gus Alfatih hilang dari pandangan, barulah Ita berani menanyakan pertanyaan yang mengganggunya, "Aisfa, kamu hamil? Kok aku gak tahu ya?"
Aisfa menepuk jidatnya lupa memberitahukan sahabatnya perihal kehamilannya. "Maaf ya, Ta. Aku beneran lupa. Iya aku emang lagi hamil. Usia kandunganku memasuki trimester dua. "
Ita tersenyum getir. "Gak papa, Aisfa. Aku tahu kok setelah menikah pasti kamu sibuk. Selamat ya."
"Makasih Ita."
Aisfa mengajak Ita untuk duduk di sofa ruang tamu dan menyalakan TV untuknya. Setelah itu, ia pamit sebentar. Suara TV yang menyala tak Ita hiraukan. Gadis itu malah melamun terlihat memikirkan sesuatu.
Tak lama kemudian, Aisfa datang membawa nampan berisi minuman dan camilan untuk Ita. Bumil cantik itu memanggil-manggil nama Ita tapi tak di dengarkan oleh sang empu.
"Ita." Akhirnya Aisfa menepuk pundak Ita.
Ita terkesiap. Sejurus menetralkan wajahnya. "Eh, iya, Fa?"
"Minuman buat kamu. Minum gih," kata Aisfa sedikit heran karena temannya melamun.
"Ya Allah, Fa. Seharusnya kamu gak perlu repot-repot begini, mana lagi hamil."
"Gak repot kok. Orang cuman bikin marjan aja."
Aisfa ikut duduk di sebelah Ita, menonton televisi yang sedang menayangkan film kartun.
"Kalo lagi hamil begini kamu sering mual gak, Fa?"
"Iya sering, tapi kamu tahu nggak kalo dekat-dekat Gus Alfatih gak jadi muntahnya."
Ita hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. "Dasar bucin!" Aisfa tertawa.
"Oh, iya gimana kuliah kamu, Ta? Lancar, kan? Gimana rasanya kuliah? Pasti seru dan banyak temen ya?" tanya Aisfa bertubi-tubi karena penasaran.
Ita menunduk seraya menggeleng kecil. "Nggak seseru itu, Fa. Banyak tugas dan kegiatan. Malahan aku pengennya nikah kayak kamu."
"Emang iya?" Aisfa sungguh tak percaya dengan perkataan Ita. Biasanya gadis itu akan menyala-nyala ketika membicarakan masalah pendidikan. Apalagi Ita selalu menjadi murid berprestasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisfa (Cinta dalam Doa)
EspiritualSeperti kata pepatah, berharap kepada manusia adalah patah hati paling disengaja. Hal itu pulalah yang dirasakan oleh Aisfa, mantan badgirl yang sedang memperbaiki dirinya. Ia yang trauma dengan cinta dan pernikahan mendadak merasakan getaran cinta...