Hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8 malam. Seluruh bersaudara kecuali Arya yang sedang dinas malam itu berkumpul di ruang kelurga.
Satya yang sedang menonton berita itu menahan tawa ketika melihat wajah tertekan Chiko yang sedang diajarin materi kimia oleh Wara yang belum dia paham meski Wara sudah berkali kali menjelaskan.
"kamu bingung di mana nya dek? Abang cape nih jelasin terus kamunya ga paham paham, " kata Wara yang memegang buku cetak kimia yang lumayan tebal itu.
"semuanya, chiko gapaham kimia. Kesel, " cicit Chiko yang masih bisa di denger Wara.
"salah sapa masuk ke IPA."
"yaa kan kepencet lho bang Chiko ya gatau kalo beneran IPA dan gabisa ganti ke IPS heum, " Chiko kembali menaruh pena nya ke meja dan meniduri kepalanya di meja.
"hayoo gaboleh males dong. Masa mau kalah sama Kaffi tuh dia anteng baca, " kata Satya menunjuk Kaffi yang sedang membaca buku cetak geografi. Padahal, Kaffi hanya melihat foto-foto di buku itu yang sangat menarik baginya.
"kan bedaa, Chiko males ah sama kimia. "
Deivan yang tahu keributan kecil itu menghampiri Chiko dan duduk di sampingnya, "Chiko kenapa males sama kimia? Kimia buat apa ke Chiko? "
"Kimia buat kepala Chiko mau pecah. Chiko gamau sama kimia. Apasih gunanya kimia buat dunia? "
Deivan hanya tersenyum, "banyak Chiko. Sekolah memberikan kimia ke Chiko buat bantu Chiko. "
"memang bantu apa kimia buat chiko? "
"bantu chiko tahu tentang zat, atau campuran. Seperti chiko buat susu, kan chiko harus tahu supaya apa bubuk susu nya cair dan bisa di minum itu apa. Nah kimia membantu Chiko dengan kasih tahu bahwa bubuk itu harus di kasih air putih yang cair biar terlarut dan bisa di minum. Kalau kimia gakasih tahu trus Chiko kasih minyak yang sama-sama cair gimana? Pasti gabakal larutkan dan gabisa diminum. "
"sekolah menyajikan pelajaran yang akan membantu kita untuk kehidupan sehari-hari. Jadi kita bisa tahu apa ini, kenapa bisa begitu dan Chiko akan bisa lebih tahu lagi. "
"paham Chiko? " Kata Deivan mengelus kepala Chiko.
Chiko mengangguk, "paham abang. Baiklah, Chiko gabakal malas lagi sama kimia. Karena kimia itu berguna bagi Chiko dan dah bantu banyak."
"Ayo bang Wara ajarin Chiko lagi tentang kimia. Chiko mau lebih tahu kenapa kimia bisa bantuin Chiko, " katanya mengayunkan lengan Wara.
"aigoo dedek gemes ini. Yaudah abang ajarin sekali lagi, tapi langsung paham ya? "
"okeii abang. "
"oh iya, Wara kenapa wajahnya babar belur abis ditonjok gitu? " tanya Deivan yang membuat Wara tercekat.
"sama Satya juga. Kenapa kalian ini? Kembaran juga bonyoknya, " lanjut Deivan.
Satya maupun Wara hanya terdiam dan menatap satu sama lain yang wajahnya sama-sama di penuhi luka dan lebam
"lah iya ya, lu kenapa bang bonyok gitu? " tanya Wara.
"huff tadi abis anterin Kaffi sekolah gua mampir makan, nah ada cewe kecopetan gua bantulah. Pencopetnya jotosin gua ya gua jotos balik lah. Ya gini jadinya, " kata Satya menunjukkan wajahnya.
"lalu Wara kenapa kamu bonyok juga? Apa abis adu jotos sama copet juga kek Satya? " kata Deivan.
"engga bang. Tadi siang pas gua ke kantin sama Yeri di datengin sama cowo yang mau macem-macem sama Yeri sampai mau dipegang pegang. Ya Wara ga terima lah, dia dorong Wara juga sama pukul. Ya Wara pukul balik juga si dia karena buat Yeri takut. " jelas Wara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME || RIIZE OT7
Random"terkadang yang kamu jadikan rumah itu belum tentu kuat untuk mendengarkan mu selalu. " "kita kayak gini terus ya tertawa bareng, terus bersama-sama. " "abang... Kita jangan pisah ya? " "maafin abang dek... "