chapter 23

9 2 0
                                    

Setelah buat kami berfikir, oma daniel meminta sesuatu.

"El, julian, oma sayang kalian, kalian saling jaga satu sama lain, jangan pernah berantem, satu jatuh yang satu bantuin, dan juga meski julian bukan cucu kandung oma, oma tetep sayang julian sama seperti oma sayang daniel".- ucap oma nya.

"Oma lapar ngga? El lapar oma, kita makan yuk".- ucap el

"Iyaa el, tapi oma ngga mau makanan rumah sakit".- ucap oma

"Oma maunya makanan kesukaan oma".- ucap oma

"Iyaa, oma maunya apa".- tanyaku.

"Oma mau gado-gado el gapake sambal".- ucap oma.

Jujur aku agak khawatir meninggalkan oma, karena 2 garis yang berada di EKG sudah mendatar.

"Umm el, kamu cariin oma makan aku jaga oma disini".- ucapku.

" oke jagain oma yang baik, aku bakalan cepet kok".- ucap daniel.

"Okee hati hatii".- ucapku.

Dikamar oma ada pasien yang baru datang, dan sama sekali gabisa bergerak dan apa-apa.

Dia diinfus dan hanya menatap kosong pada atap.

Keluargamu datang, namun keluar lagi mengambil barangnya yang tertinggal.

"Julian, kemari sebentar".- ucap oma sesak.

"Oma mau kamu jaga daniel, oma sudah bersusah payah membesarkannya anggap dia saudaramu ya".- ucap oma

Sementara itu daniel kebingungan harus mencari penjual makanan itu dimana.

Tiba-tiba dia dihampiri oleh 2 orang dalam satu motor, dan ingin membalasnya.

"Itu dia!".- ucap orang itu.

" ahhh, kenapa sekarang sih".-ucap daniel.

"Yasudah aku akan melawannya".- ucap daniel.

Ada rahasia daniel yang bahkan daniel tidak ketahui.

"Ian, nanti orang yang akan datang dari jauh buat keributan dengan daniel, ian siap? Lindungi cucu oma?".- ucap oma

"Iyaa ian siap oma".- ucapku.

Kian lama EKG menunjukkan detak jantung yang makin lemah.

Aku terus memeluk oma.

Tiba-tiba infus dari pasien di sebelah oma, terlepas, darahnya bercucuran dimana mana.

"Ian, ban-tu orang itu".- ucap oma

Feelingku sudah tidak enak, aku merasa akan menangis.

"Iyaa oma".- ucapku menangis.

setelah aku sudah menyumbat selang pasien itu, aku memanggil suster.

Dan aku kembali ke tempat oma, dan EKG itu sudah bergaris datar dengan suara panjang, menunjukkan bahwa oma sudah tidak ada.

Aku panik dan berteriak.

"DOKTER!!!!!".- teriakku.

Dokterpun datang untuk memastikan, dan benar oma sudah tidak ada (meninggal).

Aku lemas tak berdaya, dan hanya terduduk memandang oma yang ditutup dengan kainnya.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dariku.

"Masnya yang satu keluarga nya mas?".- tanya suster.

"Iya".- ucapku

"boleh di telpon?".- tanyanya lagi

"Iya".- ucapku

Daniel tidak bisa di telpon aku tak tau yang terjadi padanya.

Sekian lama aku menelponnya, dia akhirnya mengangkatnya.

"El, oma udah gaada".- ucapku datar.

"Apa kau bilang?".- tanyanya

"Oma sudah tidak ada, cepat kemari".- ucapku menangis.

Daniel diam dan mematikan telpon.

Di tengah pertarungan itu, daniel hanya diam, tak bergerak.

Lawannya memukulnya sangat banyak sampai harus menggunakan kayu tapi tetap tidak bergerak.

Sampai akhirnya.

"Oma, cucumu akan menang hahahaha".- ucap daniel

Dan saat itu juga hujan turun dengan sedikit lebat.

"Ahh, Tuhan dan oma ku mendengarkan".- ucap daniel yang menahan pukulan

"Pertarungan terbagus adalah ketika hujan".- ucapnya ke lawannya.

"Jangan berani-berani mendekat".- ucap musuhnya mengangkat kayu.

"Memangnya kenapa".- ucap daniel maju dengan santai

Kepala daniel di hantam kayu, dan kayu tersebut patah.

"Gara-gara kalian".- ucap daniel.

"Oma ku tidak bisa menikmati makanan terakhirnya!".- ucapnya

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang