05

363 37 1
                                    

Sepulang dari acara sekolah, para anak ASEAN berkumpul di ruang keluarga bersama sambil menonton acara televisi. Mereka terlihat sangat senang tanpa beban.

*cklek

Pintu terbuka memperlihatkan seorang pemuda yang masuk darisana. Pemuda itu tak lain adalah indo yang masuk tanpa salam. Dia melepas sepatunya dan masuk sambil menenteng helm fullface nya itu. Tak lama ia mengambil sesuatu ditasnya pinggangnya.

"Kalian semua. Ada undangan" ujar indo seraya memberikan undangan itu pada keluarganya dan langsung pergi dari sana menuju kamarnya.

"Undangan? Dari siapa?" Ucap ASEAN yang langsung membuka undangan itu.

"Ouh, dari keluarga Russia. Mereka mengadakan pesta" gumam ASEAN sambil memanggut-manggutkan kepalanya. Tak lama,terdengar suara gaduh dari atas.

"Hei tuan ASEAN!! Siapa yang masuk kamarku!?" Seru indo dengan kesal dari lantai dua.

"Tadi ada pelayan yang bersih-bersih, jadi papah suruh kekamarmu juga" jawab ASEAN.

"Jangan masuk kamarku tanpa izin!" Ucap indo lagi yang langsung pergi dari sana. Sementara para anak asteng hanya diam.

"Hah... Anak itu sebenernya kenapa sih" gumam ASEAN.

"Papah, kapan bang indo berubah lagi?" Ucap malay dengan sedih.

"Sabar ya mal. Mungkin ngga lama lagi" jawab ASEAN menenangkan.

Mereka kemudian mengobrol sebentar bersama. Ya, hingga waktunya makan malam. Mereka kemudian makan bersama dan melakukan kegiatan mereka masing-masing setelah selesai makan.

Tiba-tiba, keluarga itu dikejutkan dengan hewan-hewan milik indo yang berlarian tak karuan dari kamarnya. Mereka berlari menjauh dengan kencang. Bahkan hewan sihirnya saja membantu mereka kabur.

Pintu kamar indo terbuka, memperlihatkan sosok pemuda yang sedang marah dengan aura gelap disekitarnya yang tak lain tak bukan adalah indo.

Semua keluarganya merasa ngeri ketika melihatnya. Indo kemudian berjalan perlahan-lahan menuruni anak tangga. Auranya sangat mencekam, sungguh menyeramkan.

"Dimana kau? Kembalilah~" ucap indo penuh penekanan entah pada siapa. Dengan cepat Garda kembali sambil membawa seseorang yang di cengkramnya. Ia kemudian menjatuhkan orang itu tepat dihadapan indo.

"Aduh... Oy! Pelan-pelan kek" protes orang itu.

"Hm~"

"E-eh, bang indo hehe..." Ucap pemuda itu dengan keringat dingin. "Bang bang bang, sumpah bang. Gue belum baca itu bang. Ngga sengaja kesenggol tadi bang makanya jatoh bang. Sumpah dah sumpah" ucap pemuda itu yang masih terduduk dengan panik.

"Sungguh? Belum baca?" Ucap indo meyakinkan.

"Iya bang suer. Gue kagak bohong" jawab pemuda itu.

Indo menatap mata pemuda itu dengan teliti. Setelahnya, ia kemudian menghilangkan auranya dan memasang wajah datar lagi.

"Berdiri lah. Bersihkan badanmu" ucap indo dengan datar. Indo kemudian duduk disofa, tak memperdulikan keluarganya yang sedang menatapnya.

"Dimana bang?" Tanya pemuda itu.

"Sungai amazon. Kamar gue lah" jawab indo dengan kesal.

"Selow bang. Jangan marah, ntar cepet tua gimana" ucap pemuda itu.

"Dah sana mandi cepet. Mau gue siram lu?"

"Eh enggak-enggak. Sekarang juga mandi" jawabnya yang langsung ngibrit pergi dari sana. Indo menghela nafas panjang yang kemudian memainkan hpnya itu dengan santai.

"Indo, dia siapa?" Tanya ASEAN.

"Dirgantara Putra. Kembaranku" jawab indo.

Keluarganya hanya diam. Sungguh, indo punya kembaran? Kenapa mereka tidak tau dari awal. Apalagi ASEAN yang sudah mengasuhnya sejak kecil. Bagaimana nasib adiknya itu? Indonesia yang sekarang, terkenal dengan kenakalannya, kekerasannya, dan juga kemarahannya. Apakah adiknya itu baik-baik saja?

Beberapa menit berlalu. Jam dinding sudah menunjukan pukul 9.32. Dengan malas, beberapa country berdiri dan pergi kekamarnya. Namun masih ada yang disana karena belum mengantuk.

"Hello abangkuh. Dirga yang tamfan syudah mandi hoho" ucap dirga yang langsung turun dari lantai dua dan duduk disamping kakaknya itu.

"Lagi apa bang?" Tanya dirga.

"Game. Mau?" Tawar indo dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Game apa tuh? Ngga pernah liat" ucap Dirga bingung dan penasaran.

"Valorant" jawab indo. Indo diam sebentar melihat adiknya dengan lebih jelas. "Kita cuma beda beberapa menit kok lu pendek amat" ucap indo.

"Eh nggak ya. Abang aja yang cepet tingginya" sahut dirga tidak terima.

"Makanya jangan rebahan terus. Sekali-kali olahraga" nasehat indo.

"Udah kok. Tiap hari udah olahraga. Keliling hutan 20 kali, push up, sit up 70 kali. Apalagi?" Tanya dirga.

"Hah... Cuma segitu? Kuatin lagi fisik lu. Coba mulai sekarang, keliling hutan 50 kali, jangan lupa kaki lu kasih pemberat. Terus, push up, sit up nya jadi 150 kali. Gelantungan coba kaya monyet biar tinggi. Atau kalo bisa, main basket atau voli. Easy kan" ucap indo dengan entengnya.

"Easy easy, niat gue encok apa ya" ledek dirga.

"Dah sana tidur. Dah malem" suruh indo.

"Gendong" ucap dirga manja.

Indo menghela nafas panjang kemudian menggendong dirga dipunggungnya. Ia kemudian berjalan menaiki tangga dengan santai tanpa merasa berat maupun sulit berjalan.

"Mereka deket banget ya pah" ucap laos dengan sedikit kecewa.

"Tenang aja. Pasti besok kalian juga bisa diperhatiin indo lagi kok" sahut ASEAN.

Dikamarnya, indo membaringkan dirga dikasurnya. Dia pun ikut duduk bersender disebelah kirinya dan menemani dirga yang memeluk tubuhnya dan mulai tertidur. Indo mengelus rambut hitam dirga dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memainkan ponsel.

"Abang" panggil dirga pelan yang dijawab dehemam oleh indo. "Kuliat-liat kok daritadi abang ngga ngomong sama keluarga abang?" Tanya dirga bingung.

"Ngga papa" jawab indo.

"Kasian tau mereka. Liat aja mukanya"

"Shh, udah tidur aja sono"

"Iya"

JATORRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang