Bukan Pemeran Utama (2)

24.4K 1.8K 203
                                    

bangun-bangun aku baca komen byk yg bilang typo, yaudah aku benerin aja dulu mumpung laptop didepan mata. kalo masih ada typo jg tolong tandain yawww

.

.

.

.

"Kania mana?" Arjuna mencoba mencari sosok itu dibelakang Nilam yang sedang berjalan menghampirinya. Namun nihil, tidak ada orang lain selain gadis itu.

"oh iya, lo belum tau ya mas?" Nilam yang sudah berdiri didekat pria itu menatap Arjuna terkejut.

"Kania udah balik duluan dari siang. Ternyata dia emang gak enak badan, jadi dia izin pulang"

"pulang sendiri?" Arjuna mengernyit dalam.

Dan anggukan Nilam entah kenapa membuat Arjuna merasa tak nyaman, ia tak suka. Membayangkan gadis ringkih itu pulang sendiri dengan kendaraan umum, terlebih dengan kondisi tubuh yang lemah membuat Arjuna menipiskan bibirnya geram.

Kania... jika saja Arjuna tahu, ia pasti akan mengantar sendiri gadis itu. Akan tetapi, Kania tidak membalas pesannya dari pagi, panggilan Arjuna juga tak diangkat, Kania seperti mengabaikannya, pikir Arjuna tak tenang.

Namun Ternyata gadis itu memang sedang tak sehat, kenapa harus memaksakan diri masuk kantor coba!, Arjuna mendumal dalam hati. Masih tak terima Kania sama sekali tak balik menghubunginya.

Pria itu sampai harus menghubungi Nilam untuk mengajak pulang bersama, padahal Kania yang selalu ia hubungi.

Harusnya Arjuna merasa senang karena ia bisa berdua dengan Nilam, gadis incarannya. Akan tetapi untuk saat ini, perasaan tak nyaman karena Kania yang tidak berkabar begitu mendominasinya hingga mempengaruhi suasana hatinya.

Ditambah kini Arjuna mendadak gelisah tak menentu karena mengetahui gadis itu tengah sakit.

Saat Keduanya sudah memulai perjalanan menuju Kost yang ditempati Nilam dan Kania, Arjuna benar-benar menutup rapat mulutnya. Ia kehiangan gairah untuk sekedar berbasa-basi, padahal biasanya mereka berdua selalu punya pembahasan.

Pria itu baru membuka obrolan saat mereka sudah berada ditengah perjalanan.

"gak ada orang kantor yang bisa anter?" tanya Arjuna mengarah pada Kania, karena tentu gadis itu masih mendominasi pikirannya saat ini.

Nilam yang sedari tadi hanya bermain ponsel karena merasa aura Arjuna agak tak enak akhirnya mengangkat wajahnya dan menoleh pada pria itu.

"ada kok, tapi Kania tuh gak enakan banget orangnya, apalagi tadi kerjaan lagi riweh, jadi dia maksa pulang sendiri"

Nilam kembali mendengar dengusan gusar dari pria disampingnya ini.

Nilam sendiri bingung ingin membicarakan apa lagi. Mood ini benar-benar sedang tak baik.

"Kita mampir beli makan dulu buat Kania. Sekalian kita makannya ditempat dia" ujar Arjuna masih menatap lurus kearah jalanan yang begitu ramai. Dan Nilam hanya merespon dengan anggukan setuju.



@@@@@



Kania susah payah menyeret langkahnya untuk membuka pintu yang diketuk tak sabaran.

Gadis itu mematung saat mendapati Arjuna lah yang kini berada dihadapannya, tentu dengan Nilam disampingnya.

Pria itu menatapnya tak biasa dengan dua kantong kresek berukuran besar ditangannya.

"gak boleh masuk?" tanya Arjuna dengan wajah tak ramah saat Kania masih juga terdiam ditempatnya.

My Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang