4. I Go On Too Many (?) Dates

3 2 0
                                    

SOMEONE YOU LOVED


The thin beard around his cheeks-chin, the wrinkles around his eyes, the symmetrical-sharp jaws, that chiseled jawline is so PERFECT for him, the tight neck, the sorrow and sincere eyes, the fine sexy lips, and the fluffy hair... Ohhh, his hair. You look like a puppy wants to be touched with a gentle strokes.

That's the way I describe him.

Fitur wajah yang rapi dan penampilan yang terjaga. Wajahnya memancarkan daya tarik klasik dengan garis rahang yang tegas dan janggut tipis yang rapi yang tumbuh di dagu dan pipi bawah wajahnya.

Rambutnya berwarna cokelat tua, melambangkan kematangan pada usianya. Matanya, berwarna biru tua, menyiratkan kesan kecerdasan dan kehangatan. Hidung yang terbentuk baik dan tulang pipi yang tegas menambahkan kesimetrian pada wajahnya. Kulitnya cenderung mengalami sedikit penggelapan atau sentuhan cokelat. Mungkin terlalu lama di Asia Tenggara? Entahlah, tapi itu membuatnya terlihat semakin matang.

Fisiknya berpostur tubuh yang tinggi dan seimbang. Bahu lebar dan pinggang yang ramping memberinya tubuh yang kuat dan atletis, mencerminkan gaya hidup yang teratur. Meskipun tidak terlalu berotot, fisiknya menunjukkan kombinasi kekuatan dan keanggunan.

Pria Inggris ini umumnya berpakaian dengan cermat, menampilkan gabungan gaya tradisional dan modern. Setelan jas yang disesuaikan dengan baik, berwarna navy, menonjolkan siluetnya. Kemeja berdasi rapi dan sepatu kulit yang terawat dengan baik melengkapi penampilannya, menekankan perhatiannya terhadap detail.

Secara keseluruhan, citra pria Inggris tampan satu ini mencakup keseimbangan sempurna antara atribut fisik dan rasa gaya yang terpelihara, memancarkan kesan keanggunan, pesona, dan daya tarik yang abadi.

Terakhir, aku tak lupa melirik kartu identitas yang tersemat di jas putihnya itu dan bertuliskan, "Dr. Schmidt Armitage".

Apa kau tak merasa dejavu Sil dengan apa yang kamu lakukan barusan?

Kamu jelas-jelas menganalisis pria ini sama seperti yang kamu lakukan pada Dylan dan Rasyid. Seakan kamu menginginkan ingatan terbaik dan berharap ada 'something' tentang mereka walaupun ujungnya udah ketahuan, 'nothing'.

"Excuse me, are you Dylan's guardian?" tanyanya sekali lagi yang langsung membuyarkan lamunanku.

SILVI! KAMU TERALIHKAN DAN LUPA KALAU KAMU KE SINI ITU UNTUK DYLAN!

Ya, Tuhan. Aku terkejut dengan diriku sendiri. I'm so sorry, Hedi...

Aku menjawab dengan perasaan bingung, tapi apa yang kudengar membuat hatiku berdebar kencang.

"Oh, yes, that's me. How is he?" tanyaku.

Dia mengangguk pelan sebelum menjelaskan.

"Dylan is stable, but there seems to be a slight confusion. Earlier, we were contacted by someone with the name "Satria," and we assumed that was Dylan's brother," jelasnya.

Aku tersenyum mendengarnya.

"Ya, itu benar. Satria adalah Kakakku. Dia ada di Jakarta sekarang, jadi aku yang ke sini."

Dia sekali lagi mengangguk paham.

"Baik, terima kasih untuk konfirmasinya dan maaf atas kekeliruan ini. Sekarang, mengenai kondisi Dylan..."

Aku mencoba menenangkan diri begitu melihat dokter ini menggantung ucapannya.

"Ya, silakan beri tahu kabarnya," ujarku.

"Dia sudah stabil setelah mendapat penanganan awal. Kami masih menunggu hasil lebih lanjut, tapi saat ini dia sadar dan berkomunikasi. Kamu bisa masuk untuk melihatnya sebentar." lanjut dokter ini menjelaskan sambil mempersilakan masuk.

SOMEONE YOU LOVED : DYLAN WANG [THE SHORT FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang