POV 1
Di mana ini?
Alat-alat ini... aku di rumah sakit?
Berarti aku kalah lagi ya?
Melihat tubuh ini diperban, aku rasa lukaku kali ini tidak ringan. Shanks memang mengerikan. Siapa bilang dia Yonko terlemah?
Sebelumnya aku kalah menghadapi Koshiro, sekarang aku kembali menelan kekalahan menghadapi Shanks.
Menjadi kuat itu ternyata memang tidak semudah yang aku pikirkan, di saat yang sama ini sangat menyenangkan.
Oleh karena itu aku tidak pernah mempermasalahkan kekalahan yang aku terima. Selama itu menyenangkan aku akan menikmatinya.
Kekalahan bukan hal memalukan, yang memalukan itu jika seseorang terjatuh dan tidak mau bangkit lagi.
Kekalahan tidak membuatku rugi, justru aku mendapatkan banyak hal dari sana. Itu adalah salah satu proses untuk menggapai puncak.
Mengapa demikian?
Kekalahan memberitahuku jika diriku masih dapat berkembang lebih baik lagi, mereka memberitahuku jika diriku masih banyak kekurangan. Yang terakhir aku masih punya waktu untuk meningkatkan diri sekaligus menutupi seluruh kekuranganku.
Dari semua yang aku katakan intinya hanya satu, ambil hikmahnya saja.
Sebagai seorang pria tentunya pengalamanku tentang kehidupan jauh lebih tinggi dari anak-anak seusia. Tapi, yang terpenting memiliki mentalitas pantang menyerah.
Mentalitas pantang menyerah adalah hal yang paling sulit dibentuk, jika dari kecil tidak dilatih ketika besar akan sulit untuk maju.
Luffy adalah salah satu contoh nyata, berkat mentalitas yang ia miliki, dirinya berhasil mencapai titik puncak dan menjadi salah satu Yonko masa depan.
Aku ingin melihat akhir dari perjalanan Luffy menjadi raja bajak laut, sayangnya aku sudah mati duluan.
Mengecewakan sekali.
Sejauh ini tubuhku baik-baik saja dan ini membuatku lega, aku mengira pertarungan dengan Shanks menyebabkan kerusakan pada tubuh dan nyatanya tidak.
Tampaknya Shanks tidak terlalu all out, dan aku yakin ia tidak berencana untuk melukai diriku dari awal.
Jika itu terjadi, aku yakin beberapa tulang didalam tubuhku sudah hancur.
Aku katakan tindakannya itu buruk, karena secara tak langsung ia meremehkan diriku. Tapi, aku mengerti mengapa dirinya tidak mau melakukan hal itu.
Pertama Shanks tidak ingin melihatku terluka parah, apa lagi luka permanen. Selanjutnya mungkin karena identitasku sebagai keturunan Roger.
Aku rasa opsi kedua menjadi jawaban yang tepat.
Karena ia adalah Shanks.
Tak banyak yang aku tahu tentang Shanks, yang jelas ia orang yang menjaga temannya. Ia tidak peduli jika orang lain menyerangnya, tapi, apabila itu terjadi pada teman-temannya, pelaku wajib bersiap-siap akan konsekuensinya.
Ceklek...
Aku segera melihat ke arah pintu dan menemukan seseorang memasuki ruang rawat.
Setelah itu aku menemukan orang yang memasuki ruangan ini ternyata Shanks.
Tapi, ia terlihat sedikit berbeda dari sebelumnya, setelah aku perhatikan dengan Kenbunshoku, aku menemukan jawabannya. Tangan kiri Shanks telah tiada.
Dan tanpa perlu berpikir, aku telah tahu apa yang terjadi padanya. Tapi, aku tidak menyangka jika Shanks akan mengalami takdir yang sama.
Entah mengapa aku merasa bersalah.
Seharusnya aku membereskan benalu Higuma sebelum bertanding, tapi, aku lupa tentangnya. Selain itu karena terlalu bersemangat aku fokus pada pertarungan ku dengan Shanks.
Padahal aku bisa menggunakan klon untuk menghabisinya, oleh karena itu aku merasa bersalah.
Sebaiknya aku memperhatikan orang-orang di sekitarku dengan lebih baik lagi, jika aku tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Shanks sambil duduk di kursi yang ada disebelah pasien.
"Itu seharusnya pertanyaanku." Sambil tersenyum ringan.
"Ini bukan masalah besar, dan aku pikir ini layak untuk sebuah pertaruhan." Sambil memegang lengannya yang hilang.
"Kru Roger memang berisi orang-orang aneh." Aku menggelengkan kepala.
"Senang mendengarnya."
"Itu bukan pujian." Kataku sebelum melanjutkan. "Tapi, aku heran kenapa kalian berdua berbeda?"
"Maksudmu?" Tanyanya bingun.
"Buggy."
Mendengar nama itu wajah Shanks segera berubah menjadi senang, lagian orang itu adalah rekannya di kru Roger.
"Kau pernah berjumpa dengannya?"
"Pernah, dan itu bukan kenangan baik. Shanks, kau tahu pertemuanku dengan Buggy berawal dari perjalananku kembali ke desa ini.
Waktu itu kapal yang aku tumpangi di serang oleh kapal bajak lautnya, dan tentu saja itu membuatku marah.
Sebelumnya aku tidak sadar siapa yang menyerang kapal yang aku tumpangi, jadi aku menghajar semua orang disana, termasuk Buggy.
Untungnya aku mengenal dirinya, Buggy harus berterima kasih memiliki hidung uniknya itu, jika tidak nyawanya bisa melayang."
Setelah itu aku mengambil foto Roger beserta krunya, dan menunjuk wajah Buggy.
Shanks mengambil foto tersebut dan tersenyum. Foto itu adalah foto terakhir mereka sebelum bubar, benar-benar nostalgia.
"Buggy, Buggy... aku mengkhawatirkan dirinya, dan siapa sangka dia melakukan tindakan bodoh dan menyinggung dirimu, aku hanya bisa bilang terimakasih telah memaafkan tindakan rekanku itu."
"Itu tidak perlu, selama orang tidak tahu, mereka tidak bersalah. Selain itu Buggy bagian dari kru ayah, meskipun aku kesal, tapi, aku tidak memiliki niat melewati garis itu."
Shanks mengangguk setuju.
"Ace, gunakan senjata itu."
"Tidak untuk saat ini."
"Aku rasa kau sudah layak untuk menggunakannya."
"Tapi, tidak denganku." Kataku sambil melihat jendela. "Kekuatanku saat ini tak dapat membawa Ace kepuncak potensi terbaiknya, seperti pertarungan kita sebelumnya aku hanya akan mempermalukan Ace."
Setelah mendengar ucapanku Shanks tidak bertanya lagi, dan ia tahu dirinya tidak berhak memaksa opininya.
"Baiklah aku akan menunggumu di Dunia Baru."
"Apa kau kembali berlayar?"
"Begitulah, sudah saatnya kami kembali berlayar."
"Maaf, aku tidak dapat melihat kalian pergi."
"Urus saja dirimu sendiri." Dengan begitu Shanks pergi.
"Titipkan salamku pada yang lain."
Shanks hanya melambaikan tangan dan keluar ruangan.
Dunia Baru...
Daripada memikirkan hal itu, aku sebaiknya segera kembali ke kondisi terbaik dan memulai latihan. Lagian aku telah mendapatkan banyak hal dari pertarungan dengan Shanks.
Aku tak punya waktu untuk tidur di sini, perjalananku akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece: Diary Perjalananku
FantasyPerjalanan kehidupan kedua di dunia One Piece, apa yang akan aku lakukan? Mencari kekuatan? Itu sudah kewajiban. Harta? Itu hanya kebutuhan hidup. Wanita? Menarik! Tapi, aku lebih tertarik membuat Diary untuk kehidupan kali ini. Sudah aku putuskan. ...