SOMEONE YOU LOVED
Di dalam ruangannya, Dr. Armitage merasa kebingungan. Lebih dari 15 menit berlalu, tetapi Silvi belum juga kembali ke dalam. Merasa perlu untuk memastikan keadaannya, dia meninggalkan ruangannya dan mencari Silvi di luar.Langkah-langkahnya membawanya ke lorong yang sunyi. Saat dia melihat Silvi berdiri di ujung lorong, dia merasa lega. Dr. Armitage langsung menghampirinya.
"Is everything okay? You've been here too long," tanyanya, khawatir.
Silvi mengangkat pandangan dari ponsel, wajahnya pucat. "I'm fine, Doc. We'll get his file soon. Filenya akan dikirim ke email rumah sakit."
Silvi memandang Dr. Armitage dengan senyuman leganya. Berpura-pura semuanya baik-baik saja.
Dr. Armitage mengangguk, "Bagus. Kita butuh informasi itu untuk memberikan perawatan yang terbaik."
Silvi hanya tersenyum menanggapinya. Dia harus tetap merespon dengan kepala dingin, memberikan detail yang diperlukan tentang riwayat medis Dylan.
Setelah itu, Silvi memalingkan wajahnya dan kembali menumpukkan kedua tangannya ke atas pembatas lantai, melihat keramaian rumah sakit ini dari ketinggian.
Dr. Armitage lalu kembali mengamati Silvi dengan keprihatinan. "You seem distressed. Is there anything I can do to help?" tanyanya dengan lembut.
Dengan tatapan yang masih melihat ke depan, Silvi menjawab, "I said, I'm fine Doc. So does he."
"Well, whatever it is. Just remember, you're doing a great job, and you've been helpful. Without you, we know nothing about Dylan," jelas Dr. Armitage yang lagi-lagi dengan lembut.
Mendengar itu, Silvi menyeringai. Dia menarik nafas dalam-dalam sebelum berbalik melihat ke Dr. Armitage dan menjawab, "Oh, believe me Doctor. I know nothing about Dylan. I don't know what to do, Doc."
Silvi berbicara dengan suara sarkasmenya.
Mendengar itu, Dr. Armitage memberikan senyuman simpati, "That's not true. You do know and care about him. You just, for now you just tired cause he suddenly sick. And believe me, ini juga merupakan sebuah fase dalam sebuah fase. You're his girl, be strong!"
Lagi, perkataan Dr. Armitage barusan semakin membuat Silvi kasihan dan miris dengan dirinya sendiri.
Silvi lalu menjawab dengan tertawa miris, "I'm not his girl, Doc. Or even a wife. And believe me, he already has a wife and I just had a heavy conversation with her. Last, she's on the way here now. Just wait to see her, in case you're curious, Doctor."
Dr. Armitage mengernyitkan dahi, "Oh, I'm really sorry. I think I crossed the line."
"Don't be, Doctor. Kita sudah lama mengakhirinya. Aku juga tak ada urusan dan tak pernah bertemu dengannya. Kita bertiga baik-baik saja. Yeah, setidaknya sampai sebelum hari ini."
Silvi mengangguk dengan lemah. Dia menatap Dr. Armitage dengan tatapan lelahnya. "And by the way you can search Dylan Wang on google, in case you're curious if I was a thirdwheel. Let me know if you find one, I'll be back to my apartment."
Silvi mengakhiri percakapanya dengan Dr. Armitage. Kemudian, setelah pertemuan yang kurang nyaman itu, dia kembali ke apartemennya.
***
Suasana sepi menyambutnya, dan dia merenung dalam keheningan, introspeksi merayap di benaknya. Pikirannya melayang ke masa di Vegas, dan ia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Frustrasi dan rasa bersalah merayap dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE YOU LOVED : DYLAN WANG [THE SHORT FANFICTION]
Fiksi PenggemarSERI 2 of [Short Fanfiction from Dylan Wang] ° ° ° Berlatar empat tahun setelah pertemuan di Las Vegas (Januari, 2020). Di bulan Juli tahun 2023 ini Silvi tengah bersiap memasuki semester lima di universitasnya. "Kamu memang belum bisa move on ya?"...