[16]

488 63 53
                                    

Jeongwoo kembali mengerjapkan matanya lemah.

pemandangan atap dengan lampu temaram yang menyinari ruangan menyapanya.

ah ia masih berada di tempat yang sama seperti terakhir kali ia sadar.

ia menengok ke kiri dan ke kanan tapi tidak ada seorangpun di dalam ruangan. dia hanya melihat tumpukan komik di atas meja dan beberapa sisa bungkus makanan dan snack.

batang hidung Haruto tidak keliatan sama sekali.

dengan susah payah ia menyandarkan punggungnya di headboard kasur menggunakan bantalnya sebagai alas. 

sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri? tanyanya pada diri sendiri. 

ia kemudian berkutat mencari ponselnya yang untungnya berada di atas nakas yang berada di samping kasur dalam jarak yang mudah ia gapai.

ketika menyalakan ponselnya, banyak pesan dan misscall yang masuk.




[15 missed call]

[...]

[dimana?]

[kau berjanji akan kembali!]

[aku tidak akan tidur sebelum kau pulang!]

[...]

[jeongwoo-ya, kenapa kau tidak mau menjawab panggilanku?]



tentu saja itu dari Jaehyuk.

ketika menggulir ke bawah pesan dari Jaehyuk, netranya menangkap sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal.


[call me.]


Jeongwoo mengernyitkan alisnya. 

apakah dia...

langsung saja Jeongwoo menghubungi nomor itu tanpa ragu. jika benar, maka orang itu...

[oh! kau akhirnya menghubungiku. kau tidak mati rupanya!] ucap orang itu dari sebrang telepon.

suara yang sangat familiar itu membuat darah Jeongwoo berdesir. badannya menegang, rahangnya menegas, dan tangannya mengepal kuat.

"kau sepertinya tidak punya malu ya, So Junghwan?" ucapnya geram.

[hahahaha, berterimakasihlah padaku karena aku memberikan sedikit pertolongan padamu ditangga darurat sebelum terlambat karena rekanmu yang seperti kura-kura itu] Junghwan terbahak-bahak dibalik telepon.

ck, ternyata benar seperti dugaannya. bayangan yang ia lihat ditangga itu adalah Junghwan.

"kenapa kau menolongku? setelah menusukku dan pergi begitu saja?"

[karena kau bukan targetku? ah setelah memikirkannya lagi membuatku kesal karena rencanaku gagal]

"apa yang kau inginkan dariku? mengekspos dirimu padaku mengetahui apa yang bisa ku lakukan padamu sebagai balasan"

[hei, mr. grumpy. why are so bitter? it just a job, no hard feeling okay? didnt i come for the same reason as you? not to mention i saved your ass, we're even (hei tuan pemarah, kenapa begitu marah? ini hanya sebuah pekerjaan, jangan ada dendam okay?bukankah aku datang karena alasan yang sama dengamu? belum lagi aku menyelamatkanmu, kita impas)]

"apa maumu?" ucap Jeongwoo muak. 

[well, aku cuma mau bilang... jika kau tidak melakukan pekerjaanmu dengan benar, 'aku' yang lain akan terus bermunculan]

"..."

[Jaehyuk beruntung karena itu aku. i took pity on him cause  he was so good to me. so i wont come after him again. but to be honest, he's too easy to kill. especially without you beside him (aku merasa kasihan padanya karena dia telah baik kepadaku. jadi aku tidak akan mengincarnya lagi. tapi sejujurnya dia terlalu mudah untuk dibunuh, terutama dengan tidak adanya dirimu disampingnya)].

Angels Like You || JeongJae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang