18

190 25 0
                                    

"Indo makan yuk" ajak ASEAN. Sudah berulangkali dia mengajak indo namun indo selalu menolak. Bahkan dia tak mau diajak keluar kamar.

"Ogah!" Teriak indo. "Nyebelin banget jadi orang" gumam indo kesal.

"Yasudah kalau begitu. Papah kebawah dulu ya, kalau butuh sesuatu panggil aja" ucap ASEAN pasrah. Indo tak menjawab, dia hanya diam sambil menyentuh-nyentuh mawar merahnya. Sedangkan bunga melatinya ia taruh didekat jendela.

'Keindahanmu sangat menggambarkan dia. Bahkan fisikmu juga' batin indo sambil melihat mawarnya dengan wajah teduh. 'Cantik, tapi berduri' lanjutnya.

"Hahaha, bahkan lu jadi bunga kesukaan dia. Apa kalian saudara? Kalian sangat mirip hahahahaha" ucap indo dengan tawa lepas.

"Aku merasa terbully" ucap seseorang namun tanpa wujud.

"Hei PKI. Tau aja gue lagi nge bully lu hahaha" ucap indo tanpa memalingkan wajah dari bunganya itu.

Tiba-tiba sesosok pemuda tampan muncul disamping indo dengan wajah kesal. "Jahat banget dah. Kan gue udah minta maaf, dan lu juga udah bikin gue mati. Masa masih mau bully gua lu"

"Bully lu itu enak. Rasanya kalo bully lu, mood gue jadi langsung naik" ujar indo dengan senyum mengembang.

"Cih" Mereka diam sebentar, tak ada yang bicara lagi.

"Eh... Pundak lu kenapa?" Tanya PKI pada indo.

"Ooh, ini. Kemaren ngga tau kena apa di gua. Ngga papa sih lagian ngga sakit juga" ucap indo menjelaskan.

"Ngga sakit sih ngga sakit, tapi lu tau ngga. Sekarang ditubuh lu ada sihir jahat ngalir. Gimana sih" PKI mendekat kearah indo dan memegang pundaknya.

Dia menutup matanya dan menarik sebuah sihir yang ada di dialam tubuh indo hingga terlihat sihir itu terserap ke tubuhnya.

"Nah, udah" ucap PKI seraya membuka matanya dan menarik tangannya kembali.

"Kok lu bisa? Kan lu dah mati" tanya indo bingung.

"Rahasia~"

"Ce-ileh"

»»——⍟——««

Malam harinya, indo yang sama sekali tak bisa keluar rumah hanya diam sambil membaca buku ditemani oleh hantu PKI. Indo membaca buku dengan tenang sementara PKI sedang melihat-lihat buku-buku milik indo yang masih tersisa disana. Ya, hampir semuanya sudah dipindahkan ke mansion baru namun ada beberapa yang sengaja ia tinggal di sini. PKI yang sekarang sedang berwujud seperti manusia pun mengambil salah satu buku dan membukanya.

"Hm... Eh iya ndo. Gimana keadaannya sekarang?" Tanya PKI seraya duduk disofa kamar indo.

"Buruk. Gue dapet pesan dari russia kalo bentar lagi mereka nyerang kota. Ya, gue juga ngga tau kapan jadi gue harus was-was" jelas indo.

"Ooh, sebenernya siapa sih mereka? Kok bisa dateng kemari?" Tanya PKI lagi sambil memandang wajah indo.

Indo balik memandang dan menutup bukunya itu. Ia menghela nafas kemudian dirinya berkata, "musuh bebuyutan kita semua tentunya. Lu tau Si Tanduk Hitam?" Tanya indo.

"Ya, gue tau. Katanya dia penjahat terkuat kan dulu?" Sahut PKI.

"Yup, ya gue tebak sih, dia dalangnya. Tapi gue masih belum yakin, soalnya setau gue, selama ini cuma ada serangan kecil"

"Hah... Andai gue bisa bantu. Tapi sayangnya, mereka bisa liat hantu kaya gue. Jadi ya, percuma" ujar PKI.

Indo mengangguk, "lu bener juga" ucapnya. "Eh, tapi kok lu masih disini? Kan lu dah mati"

"Lu lupa hah? Semenjak lu jatoh dan nyangkut dipohon, semenjak itu juga gue disini. Waktu itu gue juga penasaran dan gue cari tau lah tu. Eh ternyata..... Gue jadi Guard lu" jelasnya diakhiri senyum pasrah.

"Lah, ngapain?" Tanya indo.

"Ya mana kutau lah anjing. Lagian, sapa juga yang mau jadi guard lu. Males juga, tapi kan emang udah tugas gue ya... Ya udah lah" ucap PKI. "Btw gue bisa ngerasukin lu tau. Jadi kalo lu butuh energi tambahan bisa tuh gabung sama gue" lanjutnya.

"Ya ya ya"

"Gimana?" Tanya Ukraine yang sedang melihat belarus mencoba memperbaiki ponselnya.

"Susah" ucap bela.

Terlihat russia yang tengah lewat sambil membawa beberapa kardus berisi barang-barang berat. Ukra dan bela yang melihatnya langsung saja meninggalkan ponsel itu dan menghampiri russia. Mereka mengambil kardus yang dibawa russia sehingga membuat russia kebingungan.

"Abang! Kan udah dibilangin istirahat dulu!" Seru bela memarahi kakaknya itu.

"..." Russia masih belum sadar dengan yang terjadi. Ya, pikirannya sedang nge-lag.

"Dah! Abang duduk disana. Biar kami yang bawa. Mau dibawa kemana?" Ucap ukra.

"Uhm... Di... Kamar" ucap russia ragu.

"Oke" kompak mereka berdua yang langsung pergi membawa kotak kardus itu kekamar russia.

"Hei. Ikut gue" ucap seseorang berbaju serba hitam seraya menarik tangan russia.

*bruk

*sruuk

"Siapa kau?!" Teriak russia.

"Jangan khawatir....... Nona"

JATORRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang