Chapter 16 : Layang - layang

310 68 309
                                    

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.

KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!

Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9

°°°°

Namjoon terdiam, sepenuhnya terdiam saat mendengar Anne mengatakan kalimat barusan dengan penuh kesakitan, dengan air mata yang terus luruh membasahi pipinya, dan dengan mata yang menatapnya dengan kejujuran. Tapi sayang, ego Namjoon terlalu tinggi untuk luruh begitu saja, untuk percaya begitu saja setelah apa yang dia lihat dan apa yang sudah diakui oleh Anne, jika dia memang bersama pria itu di apartemennya.

"Lepaskan tanganku, Anne." Namjoon menatap kedua netra Anne, namun wanita ini hanya menggeleng pelan tanpa berkeinginan untuk melepaskan tangannya sedikitpun.

"Semua ini harus ku selesaikan, aku harus bertemu dengan bajingan itu." Sekuat Namu menyentak maka sekuat itu pula Anne mengeratkan cengkramannya.

Dia tidak ingin suaminya gegabah hingga membuat masalahnya yang sebenarnya tidak ada ini menjadi semakin besar dan kian parah. "Ku mohon, Sayang. Jangan gegabah."

Menoleh, Namjoon tersenyum dengan menarik sebelah bibirnya. "Kau ingin melindunginya? Setakut itukah kau jika aku akan melukainya, Anne?"

"Bukan begitu, Sayang."

Kali ini Namjoon berhasil menyentak lepas tangan Anne kemudian berjalan lebih dulu untuk menemui kedua mertuanya dan berpamitan dengan layak. Dia membiarkan Anne yang berjalan di belakangnya sambil menatap punggung yang biasa dia peluk dengan hangat itu justru terlihat sangat dingin sekarang hingga membuat Anne memilih untuk memberi jarak dulu di antara mereka.

"Ayah, Ibu ... kami pamit pulang dulu." ucap Namjoon sopan, meski masih dengan kekecewaan luar biasa di wajah yang selalu terlihat ramah itu.

Kedua mertunya menoleh dan berjalan mendekati Namjoon dan Anne yang berdiri di dekat sofa besar itu.

"Nak," Tangan Tuan Kim meremas lembut bahu Namjoon. "Ayah akan menanyakan hal ini pada dokter Lee, kalian lebih baik berbicara dulu berdua dengan kepala dingin dan tanpa amarah."

Namjoon hanya mengangguk meski di dalam kepalanya tidak seperti itu. "Baiklah, Ayah, Ibu ... terima kasih dan maaf karena sudah mengganggu waktu kalian."

"Tidak apa-apa, Nak." balas nyonya Kim yang kini sudah merangkul anaknya. Wajah Anne tertunduk dengan kedua tangannya yang saling meremas canggung. "Tidak apa-apa, Anne. Ibu percaya jika anak Ibu tidak akan pernah melakukan hal yang seperti itu." bisik Nyonya Kim seraya mengecup sayang puncak kepala sang anak sulung kebanggannya ini.

The Mistake KIM NAMJOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang