Sanji Dan Zeff

223 31 0
                                    

Jackson memesan banyak menu, dan semuanya tidak hanya terlihat enak, namun, memiliki rasa dan kenikmatan yang luar biasa.

Baratie memang memiliki reputasi yang bagus, walaupun masih berusia muda sangat muda, mereka sukses menjadi salah satu restoran terbaik di East Blue, khususnya dalam menu Seafood.

Jackson harus mengakui semua hidangan ini disiapkan dengan sempurna, sebagai seorang chef tentunya ia dapat merasakan jika makanan ini dibuat dengan maksimal dan penuh kecintaan.

Hidangan yang luar biasa, itu pendapatnya tentang hidangan di Baratie. Jackson tentu sangat puas dengan seluruh hidangan yang ia cicipi, lagian sudah lama baginya menikmati makanan lezat diluar masakannya sendiri.

Kuina tidak mengerti banyak tentang makanan, meskipun begitu ia harus mengakui hidangan Baratie sangat nikmat.

"Level hidangan ini kurang lebih selevel dengan masakanmu, kapten." Komentar Kuina.

"Tidak, mereka jauh lebih baik." Jackson segera menampik pernyataan Kuina soal makanannya.

Ia merasa masakan dihadapannya jauh lebih baik dalam segi apapun. Dan dirinya tidak ingin berbohong akan hal ini.

Dan di saat yang sama ia tertarik untuk melihat, proses pembuatan mereka.

"Kapten, tidak perlu merendah diri."

"Aku tidak merendahkan diriku sendiri, aku hanya menyatakan fakta. Jika suatu makanan enak aku akan berkata enak, jika tidak aku akan mengatakan tidak."

"Tapi, aku melihatmu jelas-jelas berbohong pada Makino waktu itu."

Kuina tersenyum lebar, sedangkan Jackson yang mendengar itu hanya bisa tertawa malu.

"Ayolah, hidangan Makino itu cukup enak untuk dinikmati. Memang dari rasa kurang, tapi, aku dapat merasakan perasaannya dalam membuat hidangan. Makanya aku mengatakan masakannya lezat, jadi aku tidak berbohong sedikitpun."

"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud kapten."

"Di dunia ini banyak sekali pendekar hebat tersebar di seluruh tempat, tapi, hanya segelintir orang saja yang berhasil berdiri dipuncak.

Mengapa itu bisa terjadi?

Jawabannya tidak lain adalah perasaan.

Seorang Mihawk takkan bisa menjadi pendekar terkuat hanya dengan kekuatannya saja, ia memiliki perasaan yang luar biasa dalam segi berpedang. Dan itu mampu mendorong dirinya menjadi yang terbaik.

Dan seperti dirimu juga, yang selalu melakukan segalanya untuk memenuhinya perasaanmu itu."

Kalimat terakhir membuat wajah si gadis tomboi Kuina memerah karena malu.

Kuina teringat masa-masa itu dimana ia mengutamakan perasaannya, dan itu mendorongnya untuk mencapai titik ini.

Saat itu Sanji dari kejauhan menatap Jackson yang sedang makan, dan wajahnya masih terlihat seperti orang trauma.

"Mengapa ada orang dengan penampilan seperti itu pria? Mengapa? Dilihat dari manapun aku tetap tidak dapat mempercayainya.

Apa dia berbohong? Aku yakin begitu. Tapi, bagaimana kalau tidak?"

Sanji tidak mau memikirkan masalah ini, penampakan Jackson sedikit mengguncangkan seleranya. Dan ia berpikir sebaiknya menjauh dari Trap itu.

Di meja makan Jackson meminta salah seorang chef untuk memanggil kepala koki, chef tersebut segera pergi dan memberitahu kepala chef.

Tak lama kemudian seorang pria berkumis panjang plus dikepang hadir dihadapan mereka berdua.

"Perkenalkan nama saya Jack, saya ingin mengatakan jika hidangan ini sangat lezat."

One Piece: Diary Perjalananku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang