The Power

21 3 0
                                    

Dua minggu sebelum perhelatan berlangsung, setiap kandidat bebas melakukan kampanye kepada semua siswa dan alumni. The Power, sebutan Elang dan Asta membuat gebrakan demi menarik perhatian calon pemilih. Visi yang mereka tegakkan sama seperti motto yang tertuliskan di spanduk mereka, yaitu Aspire, Inspire, No Expire. Mereka ingin menjadi penampung aspirasi dan inspirasi kreasi siswa yang tentunya tidak kadaluarsa atau tidak jadul atau tidak monoton.

Setelah kejutan dari Defga dan Dewa yang membuat mereka panas, The Power terutama Elang berpikir keras agar bisa membuat ketertarikan pemilih beralih ke mereka. Hal yang dilakukan, yaitu setiap malam Rabu dan malam Minggu ada live music di cafe milik Elang. Di mana untuk semua Eliams dan alumni bisa menikmati makanan gratis dan penampilan keren dari Elang dan Asta secara langsung. Selain itu, mereka melakukan bakti sosial ke panti asuhan dan ke rumah warga yang kurang mampu. Tak lupa ada kamera sebagai dokumentasi yang diunggah di media sosial milik The Power. Bukan hanya media sosial milik mereka, kegiatan mereka masuk ke media masa milik orang tua Shalom agar nama mereka dikenal lebih luas. Namamya juga The Power, kalau nggak berkuasa ya nggak berjaya.

Perhelatan hari ini sudah disiapkan dengan matang. MC membuka pertunjukan pertama. Tirai masih tertutup. Lighting mati. Musik band mulai berbunyi. Tirai mulai terbuka perlahan dan tim cheerleader sudah berdiri membentuk formasi pyramid. Mereka mulai menari diiringi beat music yang juga dimana cahaya lampu hanya menyoroti mereka. Sedangkan di belakang cheerleader tetap gelap. Diakhir dance, semua lampu hidup dan ada percikan kembang api muncul di tiap sudut tempat duduk yang membuat semua penonton terkejut. Sorak sorai berkumandang diakhir pertunjukan segmen awal ini.

Tak berselang lama, musik berdendang lagi. Setengah intro bersuara, Elang dan Asta dari atas meluncur menuju panggung menggunakan flying fox dan menyebarkan bunga mawar ke penonton. Semua teriak histeris melihat aksi mereka yang keren. Setibanya di panggung, Elang dan Asta langsung mengambil gitar dan memulai aksinya. Dari Mata Sang Garuda – Pee Wee Gaskins menjadi lagu pertama. Elang mengisi suara Sansan dan Asta mengisi suara Dochi. Tak lupa melodi gitar dipetik dengan sangat lihai oleh sang ketua, Elang. Serasa nonton konser besar.
Selesai tampil lagu pertama, Elang dan Asta menyapa audiens. Sembari menyapa audience, tim mereka yang sudah berada di dekat kursi audiens membagikan coklat yang dibeli langsung dari Belgia.

“Selamat datang Eliams. Terima kasih sudah stay di sini untuk melihat pertunjukkan kami. Semoga kalian senang. Pertunjukan yang kami lakukan bukan hanya untuk menghibur kalian, tetapi juga ingin mendemonstrasikan visi kami, yaitu,” Elang melirik Asta.

“Aspire, Inspire, No Expire!” jawab mereka berdua serentak.

“Kami ingin Eliam High School menjadi sekolah inspirator untuk sekolah-sekolah lain. Inspirator yang dimaksud adalah kalian. Dengan kecerdasan dan ide yang kreatif kita semua dapat membuat sekolah ini semakin ke angkasa,” kata Asta.

“Yup! Benar kata Asta. Selain itu, jika kami terpilih menjadi pemimpin Eliam, bukan hanya kegiatan-kegiatan yang menarik saja yang akan kita gagas. Tetapi, kesejahteraan kalian juga akan kami perhatikan. Misalnya, party everyday. Biar kita semua tidak suntuk dengan rutinitas sekolah yang kadang membosankan. Betul?”

“Betul!!!!” semua audiens setuju.

“Mari kita wujudkan itu.”
Audiens teriak dan bertepuk tangan. Mereka terlihat senang dengan speech Elang dan Asta.

“Baik, tidak perlu menunggu lama, kami akan membawakan lagu yang kedua. Guncangkan panggung ini, guys!”

Woooooooo!!!!!

Asta memberi kode ke band mereka, “Next, Avenged Sevenfold – Nightmare.”

Jika tadi Elang memainkan gitar dan menjadi vokalis, kini dia beralih menjadi pemain drum, sedangkan Asta tetap bermain gitar dan jadi vokalis. Asta memainkan melodinya, kemudian disusul tepukan drum dari Elang. Semua bersorak lagi dan lagi. Keren sekali penampilan mereka. Lighting panggung mendukung performa dan gerak-gerik mereka. Eliams bahagia malam ini. Mereka disuguhkan pertunjukan luar biasa.

Penampilan kedua selesai, Asta dan Elang kembali ke posisi depan panggung.

“Masih mau lihat performa kami?” Elang mengacungkan mic-nya ke audiens.

“Mauuuuu!!!!”

O.K.! For the last show,” Elang menepuk tangannya, kemudian tim cheerleaders masuk ke panggung.

“Gua dan Asta mau kalian semua ikut nge-dance bareng kami. Musik!!!!”

Soundman menyalakan msuik. Can’t Stop the Feeling – Justin Timberlake menjadi penampilan terakhir mereka. Elang memulai lagu itu dan kemudian dilanjutkan Asta. Mereka secara bergantian menyanyikan lagu yang nge-beat banget. Penonton juga refleks menggerakkan badannya mengikuti gerakan Elang dan Asta juga tim cheerleader.

The Power dan tim berbaris sejajar. Mereka membungkukkan badan. Tanda terima kasih dan penghormatan kepada audiens. “Beri tepuk tangan yang meriah untuk kandidat pertama, Eliams!!” MC masuk ke panggung.

“Bukankah luar biasa, guys? Penampilan Elang dan Asta menjadi pembuka yang fantastik. Terima kasih The Power atas penampilannya. Silakan untuk kembali ke belakang agar bisa istirahat.”

The Power meninggalkan panggung. Tirai mulai ditutup lagi. Lampu-lampu juga. Hanya ada lampu sorot yang menerangi MC.

“Jangan ke mana-mana dulu everybody karena setelah ini, ada penampilan yang tidak kalah kece dari siapa?”

“NOBIS!!!! Waaaaaa!!!!”

“Yes! Akan ada Nobis. Penampilan apa yang akan disuguhkan, ya?”

“Penasaran?” MC memajukan mic-nya. Teriak kata penasaran terdengar kencang.

“Eits! Sabar bos. Sebelum Nobis tampil, tentunya gua selaku MC wajib membacakan sponsor dan media partner untuk perhelatan ini, dong.”

Selagi MC bercuap-cuap, Nobis dan kawan-kawan sedang mempersiapkan diri. Selama pertunjukan, tidak ada hal ganjal dan kekacauan yang terjadi. Semoga untuk penampilan Nobis hari ini juga aman seperti The Power.

"L" LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang