"L" Letter

Sawala Sesungguhnya

Sawala sesungguhnya ada di depan mata. Kemarin, Pak Aji memberi pengumuman bahwa calon kandidat tetap sama. The Power oleh Elang dan Asta, sedangkan Nobis oleh Dewa dan Adit. Pengumuman yang menggegerkan Eliams karena nyatanya mereka tetap menginginkan Defga. Tapi, keputusan sudah bulat. Eliams harus objektif memilih calon pemimpin mereka. Kegemparan ini belum selesai. Hari di mana The Power dan Nobis bertaruh, buyar dengan kedatangan "L" Letter. Sosok misterius yang lama vakum pun terbit lagi. Surat yang isinya mengadu domba kandidat ini membuat mereka panas.

Hai Eliams, sebentar lagi kalian akan memilih pemimpin Eliam High School. Pilihlah secara acak, jangan serius. Karena, calon pemimpin kalian semuanya pengecut. Kalian hanya akan jadi hamba sahaya. Lihat saja! Ha…ha…ha….
See you when I see you.

"L"

Surat yang diterima salah satu Eliams dari ojek online yang dia tumpangi sudah tersebar luas. Semua Eliams melihat postingan yang dia kirim ke grup kelas. Lalu diteruskan ke semua anak. Termasuk ke pengurus OSIS dan calon kandidat. Pihak OSIS mengadukan hal ini ke Pak Aji. Pak Aji dan dewan guru memanggil anak itu.

Dari keterangannya, dia tidak menerima jawaban yang diingkan dari tukang ojek itu. Tukang ojek hanya menjelaskan bahwa dia menerima pesanan ojek. Saat sampai di sana, pemesan ojek mengirim pesan bahwa untuk mengambil kotak yang ada di dekat pohon jambu. Dalam pesan itu, tukang ojek diminta mengantarkan kotak itu ke satpam Eliam agar bisa diberikan ke OSIS. Identitas pemesan tidak diberi tahu karena tukang ojek itu mau menjaga privasi pemesannya.

Penjelasan dari anak itu membuat semua kecewa. Hampir saja identitas L terkuak. Jika mau menyelusuri tukang ojek, susah. Karena ojek yang digunakan gonta-ganti. Pasti lokasi jemputnya berbeda-beda. Nggak mungkin L berpikir cetek. Dia pasti sudah merencanakan ini dengan matang. Tidak mau tertangkap basah.

Pengumuman untuk para kandidat dan Eliams. Sebentar lagi debat calon ketua dan wakil ketua OSIS akan dimulai. Diharapkan semua mulai memasuki gedung pertunjukan. Khusus untuk Eliams, fokus dengarkan visi dan misi para kandidat. Abaikan huru-hara yang memecahkan kalian.

Pengumuman yang disuarakan oleh Pak Seno didengar semua Eliams. Eliams mulai berjalan menuju gedung. Meskipun dengan hati yang mulai goyah karena mereka takut apa yang dituliskan "L" Letter akan terjadi. Sebagian ada yang meyakinkan diri agar tidak termakan ocehan "L" Letter. Pak Aji dan dewan guru berharap pesan itu tidak sampai ke telinga para alumni. Karena, debat hari ini akan disaksikan alumni. Sama seperti sistem sebelumnya. Para alumni berhak memberikan suaranya.
The Power dan Nobis sudah menempati podium masing-masing. Tidak ada tampang sumringah. Muka masam dan marah yang mereka tampakkan. Pesan dari "L" Letter membuat mereka geram. Bukan hanya Eliams yang takut, mereka juga. Takut tidak dipercaya. Mereka tidak mau usaha yang selama ini mereka bangun terancam bubar gegara tulisan kunyuk itu.

Pembawa acara membuka debat. MC tahu suasana di gedung sangat canggung, dia berusaha membuat suasana cair. Eliams yang biasanya antusias kini tidak semangat. Diminta tepuk tangan ya hanya tepuk tangan tanpa teriak-teriak. Keadaan ini membuat para kandidat juga tidak semangat.

“Baik, hadirin yang berbahagia, kita dengarkan visi dan misi masing-masing kandidat. Yang pertama oleh The Power lalu dilanjutkan Nobis.”

“Hai, Eliams. Gua Elang dan wakil gua, Asta. Kami dari The Power dengan motto Aspire, Inspire, No Expire. Visi dan Misi kami akan dibacakan Asta.”

“Terima kasih,

Visi
Menjadikan Eliam High School sebagai sekolah yang bebas beraspirasi agar para siswa bisa menginspirasikan kreasi siswa yang tentunya ide terkini atau tidak jadul sesuai kemajuan teknologi yang ada.

Misi
1. Memperkuat kekompakan internal OSIS.
2. Mewadahi dan meningkatkan intelektual siswa dalam berkreasi.
3. Menjalin hubungan yang inetraktif dan kolaboratif serta menyalurkan kreativitas siswa ke tingkat internal maupun ekseternal sekolah.”