Chapter 25

2K 135 8
                                    

.

Song Wojin berpias ketat wajahnya, mendengar dan menyimpulkan situasi yang terjadi saat ini bersama orang kepercayaan. Rahangnya nampak mengeras namun mencoba tetap tenang.

"Jadi, apa kita perlu merencanakan sesuatu lagi?"

Soalan itu hanya mengundang hening, Wojin terdiam kaku, berpikir keras.

"Meski sekarang publik tengah heboh soal Jeewon tapi berita tentang memiliki anak luar nikah itu sedikit bisa membuat citranya buruk." Asisten pribadi merangkap teman dekat terus berhujah, berkongsi buah pikiran.

"Bisa dibilang publik memiliki tujuh puluh persen mendukung Jeewon, lebih baik daripada sebelumnya yang hampir bisa diduga kalau rata-rata undian akan dimiliki Jeewon."

Pun raut Wojin masih bungkam, pikirannya berkenala kusut.

"Kalau kau punya niat dan rencana untuk mengusik Jaeyoon? Kau tahu itu bukan niat yang bagus?"

Lantas melirik Wojin berikan pada orang di sampingnya.

Terkekeh saja si asisten merespon. "Orang yang bersamanya sekarang bukan orang yang bisa kita cari masalah. "

"Kau pikir aku bodoh?" Cepat dibalas agak kesal Wojin. "Aku masih waras, cari masalah dengan Sunghoon sama saja kita membuka jalan masalah lebih besar."

Menghela nafas kasar. "Lagipun dari awal memang rencana kita cuma mengawasi mereka kalau saja kita bisa dapatkan sesuatu, seperti Riki." Wojin menatap lamat. "Sekarang kita fokus dengan Jeewon, hal apalagi akan dia timbulkan untuk menarik atensi."

Si asisten yang lebih sama saja umur keduanya itu menggidik bahu. "Aku pun tak tahu seperti apa lagi dia bisa buat namanya semakin dijunjung publik."

Mengerjap bersama helaan nafas panjang. Wojin hampir putus asa oleh bagaimana keadaan sekarang bisa berkurang karena nama Jeewon dikalangan masyarakat sangat dikenal baik, selalu diagung oleh kebaikan.

Meski berita anak luar nikah bisa memicu citra baik dijaga selama ini namun lebih banyak lagi tidak mengambil berat soal itu apalagi klarifikasi tempoh hari buat itu bukanlah suatu masalah besar.

Ditambah saat ini soal anak Jeewon yang turut ramai dibicarakan, makin-makin fokus hanya tertuju kepada nama Jeewon seorang.

Mau menargetkan Jaeyoon sekalipun tidak bisa disentuh kalau orang yang mendampingi kala ini adalah Sunghoon sendiri.

Siapa saja mengenal sosok itu kalau terjun ke dunia kotor bermain rasywah. Semuanya mengenal baik.

Orang yang begitu tekun dalam mengerjakan penyeludapan masuk ke dalam negara secara haram. Tim dimiliki Sunghoon orang-orang yang cukup tangkas dalam berkerja apalagi kerjasama dengan Jeewon buatnya makin tak tersentuh karena jaminan dari pihak berkuasa soal keselamatan.

Jadi, tiada bisa lagi dilakukan selain menyebarkan kebaikan lagi banyak  untuk masyarakat meskipun sebagian tahu ini taktik biasa digunakan politisi begitu mendekati pengundian.

Pun dalam hati Wojin berharap, agar publik bisa mengubah pandangan mereka pada Jeewon dan berita yang gempar sebelum ini bisa menjadi loncatan buat nama Jeewon kurang dalam dukungan masyarakat.

.

.

.

Ketika ini di ruang tengah tepatnya di sofa menghadap televisi, sosok Jaeyoon masih mengenakan pakaian yang sama saat bertemu ayahnya sebentar tadi.

Sepulangnya dari ketemuan terus bergelayut manja dengan Sunghoon.

Bahkan sekarang Sunghoon duduk di sofa Jaeyoon meringkuk naik di pangkuan duduk memeluk leher itu.

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang