#74 Janji Ayah

103 17 30
                                    

Nyanyian itu terdengar begitu ceria, membuat seorang pria yang kebetulan memegang kamera, ikut tersenyum. Apalagi saat melihat senyum manis terlukis di wajah wanita yang sangat dia cintai.

Beberapa bulan berlalu, semuanya ternyata berjalan sesuai rencana. Yayasan Tzuyu kembali dipercaya. Bahkan, kini bekerja sama dengan sebuah partai yang siap menggelontorkan dana untuk anak-anak yang rentan putus sekolah. Tak hanya itu, Tzuyu juga membuat usaha baru seperti yang dia inginkan. Kedai toppoki.

Setelah penandatanganan kerja sama bersama Seungho saat itu, awalnya memang cukup sulit. Namun, anak yang pertama dibantu, memberikan respon bagus. Bahkan, dia sangat berterima kasih karena bisa kembali melanjutkan pendidikannya. Sejak saat itu, Jungkook berhasil membantu anak-anak yang lain.

"Aigo."

Jungkook sedikit terkejut saat seorang anak menghampiri Tzuyu dan langsung memeluk istrinya. Dia hanya khawatir sesuatu yang buruk terjadi. Bukan apa-apa, Tzuyu saja sudah sangat meresahkan karena terlalu aktif. Sekarang tak sengaja tertendang oleh anak kecil meski sepertinya tak terlalu keras. Tetap saja, dia merasa kasihan pada Byeoul. Byeoul yang sangat malang.

Hari ini adalah agenda bulanan yayasan. Mereka pergi ke salah satu panti asuhan untuk sedikit menghibur mereka. Hitung-hitung sebagai bentuk rasa syukur karena sebentar lagi Byeoul akan lahir.

Bukan hal mudah mendampingi Tzuyu. Dia pikir Tzuyu akan menjadi sangat pendiam karena sedang hamil. Jungkook salah besar. Istrinya malah semakin tak bisa diam. Seperti baterai yang baru diisi daya, Tzuyu akan mulai bertingkah setiap harinya. Entah dengan menari-nari atau mengganggu Jungkook yang sedang fokus bekerja. Kadang Jungkook sangat khawatir karena Tzuyu yang diamnya hanya dalam hitungan menit. Namun, dokter mengatakan semuanya baik-baik saja. Byeoul juga berkembang dengan baik.

"Oppa, aku ingin membawanya pulang." Bukan sekali dua kali Tzuyu mengatakannya. Hampir setiap mengikuti kegiatan yayasan, Tzuyu akan mengatakannya. Padahal sebentar lagi bayinya lahir. Namun, Tzuyu terus mengatakan ingin membawa pulang bayi lain. Menghadapi suasana hati Tzuyu saja sudah cukup melelahkan. Nanti dia harus menghadapi 3 bahkan 4 bayi sekaligus jika Tzuyu terus ingin membawa pulang bayi lain.

"Aniyo, Tzuyu. Menjaga Suho saja malah kau yang berakhir menangis."

Tzuyu mencebik. Apa harus mengatakannya? Katanya suaminya akan merahasiakannya. Ternyata tidak. "Menyebalkan."

"Tzuyu mulai kesal lagi," bisik Yena diiringi kekehan. Hari ini dia ikut karena memberikan sedikit hukuman pada suaminya. Dia membiarkan Seungho bermain dengan Suho seharian setelah diam-diam dirawat di rumah sakit. Yena tahu suaminya tak mau membuatnya khawatir. Namun, merahasiakannya juga hal yang salah.

"Tzuyu, kau mau ke mana?"

"Mencari suami baru," jawab Tzuyu sembari berlalu begitu saja. Wanita berbalut dress bunga itu melengkapi aksi merajuknya dengan melipat kedua tangan.

"Tolong lanjutkan," ujar Jungkook pada Kyungjin yang nampaknya tengah memastikan semua hal yang Tzuyu bawa, lengkap. Selanjutnya, pria itu menyusul ke mana arah sang istri pergi.

Taman panti asuhan dengan ayunan menjadi pilihan Tzuyu. Dia duduk di sana, membuat pria dengan balutan kemeja yang dilengkapi mantel hitam itu, menghampiri dan duduk di ayunan sebelahnya.

"Tzuyu, aku tahu kau harus mendapat apa pun yang kau inginkan, tapi tidak semuanya."

"Bilang saja Oppa lelah menghadapiku 'kan?"

Jungkook tersenyum. Memang lelah. Namun, dia sudah sangat mengerti dengan setiap tingkah Tzuyu. Bahkan dia pernah melihat Tzuyu dalam versi paling gila. Mana ada seorang gadis yang terbiasa dengan berbagai kemewahan, mau turun langsung melakukan pekerjaan berat demi mendapatkan perhatian darinya. Lalu ... Hal yang menurutnya paling lucu adalah saat setiap hal kecil dianggap luar biasa oleh Tzuyu. Contohnya soal memecahkan telur.

"Ayo, acaranya akan dimulai."

"Jawab dulu."

Jungkook berlutut di hadapan Tzuyu sembari mengulurkan tangan. "Ayo, istriku, mereka pasti menunggumu."

Tak kunjung menyambut uluran tangan itu, tentu membuat Jungkook tersenyum. "Baiklah, akan kujawab. Aku bukannya lelah menghadapimu, tapi ada kalanya hal-hal yang kauinginkan tidak bisa kuwujudkan. Akan kukabulkan jika permintaannya yang lain."

"Apa 2 bulan itu lama?" Tzuyu mencebik sembari mengusap perutnya. Dia merasa hari-hari berjalan dengan cukup lama. Jadi kapan dirinya bertemu dengan Byeoul?

"Tidak akan terasa. Itu karena kau sangat tidak sabar untuk bertemu Byeoul."

"Oppa, aku ingin dia mirip denganku. Rasanya tidak adil jika mirip denganmu."

Jungkook kembali duduk di ayunan sebelah. "Waeyo?"

"Dia ada di perutku, untuk apa dia mirip denganmu? Kau bahkan tidak merasakan pusing, mual, terbangun malam hari hanya karena ingin makan sesuatu, atau merasakan kaki kram."

Jungkook terkekeh mendengarnya. "Baiklah, dia bisa mirip denganmu. Sekarang ayo masuk lagi. Di sini cukup dingin."

"Gendong." Tzuyu mengulurkan tangan sembari mencebikkan bibirnya. "Kenapa tidak pria saja yang hamil? Katanya kalian sangat kuat. Seharusnya membawa perut sebesar ini bukan hal sulit untuk kalian."

"Baiklah, ayo. Aku akan menggendongmu."

"Kau tidak akan menyesalinya 'kan? Terakhir kali Oppa hanya bisa 2 langkah."

***

Tzuyu terlihat gugup. Dia menunggu sembari memainkan kuku-kukunya.

"Tzuyu?"

Suara itu membuat Tzuyu mengangkat pandangan. Matanya menangkap seorang pria dengan penampilan berantakan serta balutan pakaian tahanan. Wajah segar yang biasa dia lihat setiap pagi, kini berubah menjadi wajah yang terlihat sekali tak terurus dengan kumis dan jenggot yang menghiasi. Bahkan, rambut pria itu terlihat lebih panjang.

Butuh waktu bagi Tzuyu untuk ke sana dan menemui sang ayah. Bukan hanya soal kasus pencemaran nama baik, melainkan beberapa kasus lain juga ikut menambah runtutan alasan sang ayah mendapat hukuman yang lebih lama. Termasuk soal penggusuran ilegal yang menewaskan orang tua Jungkook dulu.

"Bagaimana kabarmu?" Tatapan tuan Chou tertuju pada perut Tzuyu. Meski putrinya mengenakan hoodie yang longgar, dia tetap bisa melihatnya.

Tuan Chou tersenyum saat Tzuyu mulai menangis. "Aigo, Tzuyu-ya, jika kau menangis seperti itu, ayah tidak bisa memelukmu."

Sekat transparan itu benar-benar membatasi mereka. Meski Tzuyu sempat membenci sang ayah karena perjodohan serta penyebaran rumor itu, dia tetap punya titik menyayangi sang ayah. Itulah mengapa Tzuyu butuh waktu untuk pergi ke sana tanpa menangis. Namun, dia tetap saja menangis melihat kondisi sang ayah.

"Ayah baik-baik saja sungguh. Ayahnya maaf untuk semuanya, tolong sampaikan juga pada Jungkook." Ayah Tzuyu berusaha keras untuk menahan tangis. Sudah terlalu banyak hal jahat yang dia lakukan pada putrinya. Bahkan dia merasa dirinya sangat tidak bisa dimaafkan.

Tzuyu masih sesenggukan di sana. Andai sekat itu tak menghalangi mereka, dia sangat ingin memeluknya. Dia rindu sang ayah sebelum ketamakan menguasai dirinya.

"Tzuyu ... Sudah ya. Ayah benar-benar baik-baik saja di sini. Ayah akan menemuimu lagi setelah hukumannya selesai. Saat itu tiba, ayo jalan-jalan dan menikmati makanan yang enak bersama." Pria dengan balutan pakaian tahanan itu tersenyum. "Katakan pada Jungkook, terima kasih karena menjaga putri ayah yang cantik."

"Namanya Byeoul ... Dokter bilang dia perempuan."

"Baiklah, Byeoul, kau juga jaga ibumu sampai kakek keluar dari sini ya. Kakek akan belikan apa pun untukmu saat keluar nanti."

*****

10 Sep 2023

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang