1. the new world

338 53 8
                                    

misi penangkapan yang kalana pimpin harus berakhir dengan dirinya yang dilarikan kerumah sakit. penyebabnya, karena sebuah mobil yang melaju cepat hingga membuat kalana tak sempat menghindari tabrakan itu.

pun penjahat yang menjadi incarannya berhasil lepas begitu saja karna kecelakaan yang menimpahnya.

lampu ruang igd yang menyorot langsung matanya membuat kalana terpaksa kembali memejamkan matanya, terlebih saat sensasi pening menyerang kepalanya begitu ia sadar.

dan begitu dirasa kondisinya jauh lebih baik, kalana memilih bangkit. matanya menatap sekeliling ruang luas yang dibandingkan disebut ruang igd, tempat ini jauh lebih layak disebut kamar pribadi.

matanya kembali mendongak, menatap lampu yang tadi membuatnya sadar, lalu beralih menuju sudut kamar yang kalana yakini sebagai kamar rawat, walaupun dalam hatinya masih tak yakin dengan pikirannya sendiri.

dari balik kaca tebal yang kalana yakini sebagai pengganti dinding itu menampilkan suasana malam ibu kota yang nampak padat. tak jauh dari posisinya berdiri, ada pintu yang kalana tebak sebagai pintu penghubung antara kamar menuju balkon.

kepalanya kembali diserang pening begitu kalana mencoba kembali melangkah, pun semilir angin malam yang menyambut begitu kalana membuka pintu pembatas berhasil membuatnya merinding kedinginan.

dan dari posisi berdirinya saat ini, kalana pastikan bahwa ruang dimana ia sadar bukanlah kamar rawat yang sebelumnya ia yakini. melainkan kamar pribadi disalah satu hunian mewah yang tak kalana yakini berapa nominal yang harus dikeluarkan untuk memiliki satu penthouse ditengah kota seperti ini.

bahkan kalana yakin tabungannya yang tak seberapa itu tak akan cukup untuk membeli satu unit di apartement ini.

sampai suara pintu yang terbuka disusul seseorang selanjutnya membuat kalana berbalik, dan bisa kalana tebak kalau pemuda yang terlihat seusianya itulah tersangka dari aksi tabrakan yang kalana alami saat aksi pengejarannya tadi.

"ahh apakah anda yang menolongku? terima kasih sebelumnya." ucap kalana ramah, tak lupa membungkuk singkat sebagai rasa terima kasih sekalipun sosok itulah yang salah.

"tapi tuan, seharusnya-"

"kau tak mengingatku?" tanya pemuda didepannya membuat kalana mengeryit bingung.

untuk apa dirinya mengingat sosok yang bahkan baru ia temui hari ini, itupun karna kecerobohan keduanya.

"saya tidak mengerti maksud anda."

"kau sungguh tak mengingatku kim doyoung?"

"saya bahkan tidak mengenal anda."

bisa kalana lihat gurat terkejut diwajah pemuda didepannya itu, pun tanya yang sama kembali mengalun membuat kalana bingung bukan kepalang, "kau sungguh tak mengenalku?"

impulsif, kakinya kalana langkahkan mundur begitu sosok didepannya mendekat. bahkan kedua tangan besar itu seolah berusaha meraih tubuhnya.

"jangan mendekat!" seru kalana.

dirinya terpojok, tak ada lagi space untuk dirinya mundur atau jika memaksa maka kematian benar benar menjemput kalana kali ini.

penthouse ini berada dilantai tertingginya, dan bahkan tadi kalana tak mampu melihat jalanan dibawah sana.

"APA KAU SEBENCI ITU DENGANKU SAMPAI MEMILIH UNTUK MATI HAH!" pekik amarah yang diserukan pemuda didepannya membuat kalana tercengang.

bagaimana mungkin sosok itu menuduhnya ingin mati, disaat kalana begitu menghargai nyawanya sekalipun pekerjaannya selalu bertaruh nyawa dengan para penjahat.

kalana yang terkejut karna teriakan itu dimanfaatkan pemuda lainnya, mencengkram kuat kuat pergelangan tangan yang lebih kecil untuk ia tarik dan rengkuh dalam peluknya.

dan begitu kalana sadar dirinya terperangkap dalam peluk pemuda asing didepannya itu, berontak menjadi pilihannya. satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk memukul, pun sebelah tangan lainnya kalana coba tarik dari cengkraman kuat sosok yang nampak tak asing baginya.

hingga suara tangisan dan kata maaf yang diucapkan bak mantra membuat kalana mengalah, dirinya lebih memilih untuk mengusap pelan punggung pemuda asing dalam pelukannya ini, pun mulutnya tak henti mengucapkan kalimat penenang semampunya.














to be continued.

Right here in my armsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang