sifat dan karakter tokoh di cerita ini hanya karangan dari author, tidak ada sangkut pautnya dengan sifat asli dari tokoh-tokoh yang author gunakan sebagai media visual
sorry for typo
==================================================
✦✧ICEBERG✧✦
==================================================
"hahh.. my lovely kasur.. aishiteruu. kalau gue bisa nikahin lu, gue bakal nikahin lo kasur, cuma lo yang bisa memberikan kenyamanan tiada tara ini"
sora mengelus lembut sprei kasurnya, mendusel-dusel pelan mencari kelembutan, setelahnya ia telentang dengan menghadap ke langit-langit, menikmati kenyamanan yang dirasakannya. sambil memeluk mesra gulingnya
"jijik chu-nii!"
pintu kamar sora terbuka, memperlihatkan mata kucing yang memandang sora secara jijik. tentu saja hal tersebut membuat sora tersentak kaget
"mandu! ketuk dulu kalau mau masuk! kalau gue tiba-tiba sedang dalam kegiatan solo lo mau menyaksikan? hah?"
"apaansih!"
sang mandu tidak menyadari kata tersirat yang dilontarkan oleh sora, otak polosnya masih terlalu suci untuk mengerti hal yang sora bicarakan. tanpa mengidahkan jawaban dari sora, jennie langsung meloncat ke atas tubuh telentang sora
"astaga, mandu! berat. ya tuhannn"
"bodo!"
sora membiarkan adik ngeselinnya (baca : gemesin) duduk di atas perut kencangnya. sambil melihatnya dari bawah, sora mengernyit heran melihat muka badmood dari jennie
"ada apa?"
"jangan deket-deket sama séna, jenjen gak suka!"
"kenapa?"
"astaga! chu-nii! séna itu tukang bully, seluruh dunia tahu, seluruh alam semesta menyaksikannya chuu!!"
sora mengangkat tubuhnya dan tersenyum, membuat mandu tersebut sekarang duduk di pangkuannya, sora pun mengelus pipi adiknya
"jen.. kamu tau gak kenapa mawar berduri?"
"untuk menyakiti orang! jennie pernah kena durinya saat dikasih lalice bunga mawar! bukannya romantis malah bikin jari jenjen berdarah, huh"
sora tersenyum dan menangkup pipi mandu adiknya dengan lembut
"gimana kalau duri tersebut hanya sebagai pertahanan dirinya?"
"ish kenapa malah biacarain mawar sih chu? jenjen lagi bicarain si nenek lampir roséna"
"haha, gapapa.."
"pokoknya gak boleh deket sama séna"
"iya.."
jennie langsung memeluk kakaknya, setelah itu jennie meninggalkannya karena ia menerima telfon dari lalice. membuat sora hanya menggeleng dan tersenyum
✴︎✴︎✴︎✴︎
*ting
*ting
sora bangkit dari kasurnya dan mengambil telefon genggamnya yang sedari tadi berbunyi. bibirnya terangkat membentuk senyum tipis. ia melihat pesan sebelumnya yang belum sempat ia balas