4. new character

131 34 0
                                    

suara bisik dari luar berhasil membangunkan doyoung dari tidur lelapnya, pun cahaya matahari yang menembus jendela besar itu berhasil mengagalkan niat doyoung untuk bangun siang.

badannya doyoung renggangkan begitu dirasa persendiannya terasa kaku, lalu memilih keluar dari kamar yang sudah dua malam ini doyoung tempati.

meninggalkan sosok park jeongwoo yang masih terlelap dalam pulau mimpinya, seolah silau mentari pagi yang begitu pongahnya memasuki kamar besar itu bukanlah masalah besar.

"selamat pagi duchess park," sapa seorang laki laki paruh baya membuat doyoung yang baru saja keluar kamar dibuat terkejut bukan main.

tolong diingat, ini baru hari keduanya hidup sebagai kim doyoung dan seharian kemarin penthouse dengan luas yang tak ia ketahui itu hanya diisi oleh dirinya dan juga jeongwoo hingga hari memasuki waktu istirahatnya, jadi wajar jika pagi ini jiwa kalana kembali dibuat terkejut akan kehadiran orang asing yang memanggilnya dengan panggilan aneh lainnya.

"sarapan sudah siap, apakah ingin saya antar ke kamar atau duchess park ingin makan dimeja makan?" tanya laki laki paruh baya itu kembali membuat doyoung mengeryit bingung, apalagi dengan panggilan aneh yang kembali didengarnya.

sebenarnya dirinya ini terjebak didunia apa sih, kenapa semua orang yang ditemuinya selalu memberikan nama panggilan baru yang terdengar aneh ditelinganya.

"cukup di meja makan saja." ucap doyoung tegas, lantas meninggalkan laki laki paruh baya itu berjalan dibelakangnya menuju meja besar berisi enam kursi dikedua sisinya.

adapun meja makan yang kemarin doyoung lihat nampak lowong, pagi ini sudah dipenuhi dengan beragam buah buahan juga tumpukan roti serta deretan selai yang bisa doyoung pilih untuk menu sarapannya pagi ini.

terlihat sangat mewah, untuk jiwa kalana yang tiap paginya hanya bisa sarapan dengan sebotol air mineral dan semangkuk mie ramen, itupun bisa kalana dapatkan dari hasil memalak anak baru di divisi kriminalnya.

tak perlu diperintah dua kali, jiwa kalana dalam raga doyoung langsung mendudukan dirinya disalah satu kursi yang paling dekat dengan buah buahan, pun kedua tangannya sibuk meraih roti juga selai coklat dengan tambahan buah anggur sebagai topingnya.

menjelang siang hari, seorang pemuda lainnya datang. kali ini panggilan yang doyoung terima tak lagi membuatnya terkejut, melainkan dari bagaimana pemuda itu memanggil jeongwoo dan bersikap selayaknya pengawal seorang raja.

membuat doyoung semakin bertanya tanya tentang siapa sosok kim doyoung juga park jeongwoo ini, pun tentang dunia antah berantah yang saat ini menjebaknya.

"bersiaplah."

"kim doyoung." panggilan dengan intonasi tegas itu membuat yang dipanggil sibuk menunjuk dirinya sendiri.

"bersiaplah, dan tunggu aku di lobby." titahnya tegas, lantas pergi lebih dulu yang disusul dengan pemuda lain dibelakangnya.

meninggalkan jiwa kalana dalam satu pertanyaan baru yang baru saja muncul, membuat kening yang masih dibalut perban itu kembali mengeryit bingung.

rasanya mulai hari ini, jiwa kalana harus bersiap dengan segala gebrakan baru yang park jeongwoo lakukan untuk dirinya. paling tidak jangan ada pisau buah yang laki laki itu sodorkan kearahnya.

"perlu saya bantu duchess park?" tawaran laki laki paruh baya itu ditolaknya halus, lantas dirinya memilih untuk segera bersiap secepat mungkin, karna jeongwoo tak memberinya banyak waktu.

disisi lain, jeongwoo nampak tenang dibagian kursi belakang mobil yang personal assistantnya kemudikan, tangannya bergerak lincah di atas iPadnya untuk membaca headline berita yang membicarakan keberhasilannya, sekaligus menunggu sang istri datang.

"duke park, maaf jika saya lancang." tanya yang berasal dari balik kursi supir membuat jeongwoo mendongak, hanya untuk membalas tatapan sang assitant dari balik kaca kecil diatas dashboard.

"apa duchess park akan baik baik saja anda bawa ke acara penggalangan dana hari ini? seperti yang anda tau disana akan banyak media yang meliput, dan duchess park punya ketakutan pada keramaian."

"sepertinya anda sangat mengenal tentang istriku ya, so junghwan." ucap jeongwoo dingin.

dan atmosfer menyesakkan yang terjadi didalam mobil harus berakhir saat sosok doyoung masuk dan mengisi sisi lain disebelah park jeongwoo.

















to be continued.

Right here in my armsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang