Ch.22 | Mood Breaker

19 12 0
                                    

Daun pintu mahoni di sebuah rumah mewah terayun dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daun pintu mahoni di sebuah rumah mewah terayun dengan kasar. Dua orang pengawal menyambut di kanan-kiri, juga sepasang pelayan yang ekspresinya kontras dari dua pengawal tadi—mereka tersenyum ramah.

          Shiroichi tidak pernah mau bersandingan dengan para pengawal berekspresi datar ini jika berada di luar rumah. Rasanya sangat terkekang. Toh ia juga tidak pernah melanggar perjanjian untuk pulang tepat waktu. Kalau ada latihan khusus bisbol, ia selalu mengabari kepala pelayan di rumah dan tidak pernah pulang lewat dari jam sembilan malam.

          Pelayan muda menjulurkan wadah porselen dengan oshibori²³ di atasnya. Shiroichi meraih oshibori itu. Membasuhnya ke wajah, leher, tengkuk, juga sekujur lengan. Kesegaran menyusupi pori-porinya yang semula penuh akan peluh.

          "Obocchama, selamat datang. Bagaimana kegiatan Anda hari ini?"

          Sang kepala pelayan membuka pembicaraan. Kerutan di wajah seolah menjadi simbolisasi pengabdiannya untuk keluarga Takasugi serta pengalaman hidupnya selama ini. Maka dari itu, jika ada keperluan atau sesuatu yang mengharuskan Shiroichi berada di luar lebih lama, pemuda ini lebih nyaman berkoordinasi dengan sang kepala pelayan daripada asisten pribadi ayahnya. Bahkan ia lebih dekat dengan kepala pelayan ini daripada ayahnya sendiri.

          "Yah, lumayan. Aku senang dengan hari ini. Ada yang membuat mood-ku jadi bagus."

          Tuannya memang mengucapkan dengan datar, tapi sang kepala pelayan tahu ada sebuah pengakuan jujur di sorot mata itu. Mewakili ekspresi lawan bicaranya, ia pun semakin mengembangkan senyum.

          "Saya turut senang. Semoga sepanjang hari ini juga bisa dijalani dengan baik." Kata demi kata ia pilih dengan hati-hati sebelum diucapkan. Khawatir kalau-kalau membuat tuan muda tersinggung. Suasana hati yang baik ketika berada di luar biasanya tidak menjadi jaminan bagi Shiroichi untuk mendapatkan kesan yang sama saat berada di rumah.

          "Apa ayah sudah siuman?"

          Tubuh sang kepala pelayan sedikit menegang. "Belum. Beliau masih belum sadar dari semalam. Tapi tadi siang dokter sudah melakukan medical check-up. Katanya sistem saraf pusat Takasugi-sama memang perlu diistirahatkan dulu untuk beberapa waktu yang cukup lama."

          Oshibari yang sudah tidak hangat lagi diletakkan kembali oleh Shiroichi ke wadahnya. Lalu ia lepaskan jaket, menyerahkannya kepada pelayan muda yang sedari tadi hanya berdiam saja di samping kepala pelayan.

          "Aku mau ke sana."

          Kepala pelayan mengangguk. Bergegas ia kawali tuan mudanya diikuti dua pengawal setelah menutup pintu rapat-rapat.

***

          Shiroichi memperhatikan pulse pada monitor EKG²⁴ dengan serius. Ritme jantung ayahnya masih normal. Ruangan ini harus steril—jauh dari kebisingan—bahkan jika ingin bicara pun harus berbisik. Ia ingin kondisi ayahnya membaik dan semakin membaik. Ia ingin ayahnya cepat pulih. Cepat sehat dan berkegiatan lagi.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang