Jangan lupa votmen ya vote dan komen serta share cerita ini....
[Tandai typo bertebaran]
*****🍁Happy Reading🍁
__________________________"Terimakasih.. da-dan... ma-maaf " Ucap Aurora lirih terbata bata dan mulai menutup matanya yang benar benar sudah terasa berat.
'Terima kasih untuk kasih sayangnya walau hanya sebentar, kuharap pengorbananku tidak sia-sia. Aku harap kalian menjadi keluarga yang bahagia dan maaf karena tidak bisa mengabulkan keinginan Mommy. selamat tinggal Mom, Dad dan adik kecil. Adik kecil tolong jaga Mommy dan Daddy saat kamu sudah besar' Ucap Aurora dalam batin dan setelahnya dia kehilangan kesadaran sepenuhnya.
"RORA!!! …. bangun nak Mommy mohon jangan tinggalin Mommy. Mas lebih cepat bawa mobilnya Rora bertahan ya sayang, maafin Mommy…." Teriak Asmita histeris saat tangan Aurora jajuh lemas dan mata Aurora pun tertutup. Asmita menyuruh Edgar untuk menambah kecepatan mobilnya.
Setelah sampai Rumah Sakit Aurora langsung dibawah ke UGD. Setelahnya Asmita dan Edgar menunggu di luar ruangan, beberapa saat setelahnya dokter keluar dari ruangan.
"Dokter bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Edgar khawatir.
"Maaf kami tidak bisa menyelamatkannya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin." Jawab sang Dokter membuat tubuh sepasang suami istri itu menegang seketika.
"Dokter bohong, kan? tidak mungkin putri saya ninggalin saya dan suami saya. Kami akan membuat keluarga yang bahagia, tidak mungkin dia meninggalkan kami" Ucap Asmita tidak bisa menerima bahwa anak mereka Aurora telah pergi dan tidak akan pernah kembali. Mereka berdua pun langsung masuk kedalam dan melihat tubuh Aurora memucat dan kaku.
Tubuh Asmita menegang melihat putrinya terbujur kaku dan pucat, "Rora jangan tinggalin Mommy" Ucap Asmita mendekat kearah ranjang rumah sakit dan memegang tangan Aurora yang dingin dengan gemetaran.
"...Ro-Rora ...." Ucap Asmita dengan suara parau dan bergetar lalu pingsan dan dapat ditangkap oleh Edgar yang masih menatap mayat Aurora yang kaku dan pucat dengan tatapan kosong.
Edgar berusaha untuk tidak menangis dia harus tegar. Putrinya di sana tidak akan senang jika dia menangis, namun sekuat dan setegar apapun Edgar, dia hanyalah seorang ayah yang baru saja kehilangan putrinya, dan lagi semasa hidup putrinya dia belum pernah memberi kasih sayang dan perhatian pada putrinya.
Kenangan-kenangan itu menyakitkan untuk dirinya. Dimana dia harus berakting menjadi ayah yang membenci putrinya, dia harus menjauh dari putrinya supaya dia aman dan sekarang putrinya terbaring tanpa nyawa dihadapannya. Seandainya saja dia dapat menyelesaikan masalah ini lebih cepat. Dia benar-benar ayah yang buruk dan cinta pertama yang buruk untuk putrinya. Runtuh semua pertahanan Edgar, kristal putih terjatuh dari pelupuk matanya dengan deras, ya itu adalah air mata Edgar yang mulai turun dengan deras dari kedua mata Edgar.
"Maaf... .. Maafin Daddy.. Daddy… adalah ayah yang buruk. Maaf…. maafin…. Daddy Rora" Ucap Edgar bergetar dengan air mata yang membasahi kedua pipinya, dia menatap mayat Aurora dengan tatapan kosong dengan mata yang mengeluarkan air mata.
Aurora berkorban demi keluarga yang dia cintai karena pengorbanan lah yang paling mengerti dan memahami sebuah cinta.
___________📍Pemakaman
Banyak orang yang melayat ke kuburan Aurora dan setelah selesai mereka pun pergi meninggalkan beberapa orang yang tak lain Asmita, Edgar dan lainnya.
"Hiks… kenapa kamu ninggalin Mommy begitu cepat…" Ucap Asmita duduk di samping makam Aurora sambil memeluk batu nisan Aurora disebelahnya ada Edgar yang masih dengan tatapan kosong menatap makam putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐎𝐟 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚
Kısa Hikaye...𝗠𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿𝗶 𝗔𝘂𝗿𝗼𝗿𝗮 𝗘𝗹𝗹𝗲𝗻 𝗔𝗿𝗻𝗲𝗹𝗶𝘀𝗲 seorang gadis yang ingin menggapai impiannya tapi harus kandas. Impian mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Setelah tersadar dari kebodohannya bahwa tidak mungkin...