33).

5.6K 439 9
                                    


Selama di Osaka, Haechan juga sering merenung, meskipun di atas panggung anak itu tetap aktif seperti biasa, tapi tidak bisa di pungkiri oleh Taeyong kalau mangnae di grup nya itu berbeda, bahkan di temani manager nya Haechan menolak.

"Diluar lagi" Chenle, iya dia yang sering melihat Haechan di luar ntah untuk melakukan apa, tapi ini sudah yang kedua kali Chenle melihat Hyung nya itu sendirian. "Eoh, hanya bosan di kamar" Chenle mengangguk dengan senyum nya, dia tau Haechan tidak sekuat itu, tapi Haechan juga tidak bisa di remehkan. "Hyung masih belum mau cerita" Haechan diam, dia yakin pasti member nya khawatir "aku tidak apa Le" Chenle menghela nafas, lalu memeluk Haechan dari samping, "tidak apa bagimu, tapi aku merasa kau menyembunyikan sesuatu Hyung" tanya Chenle sendu, "aku akan selalu berusaha baik baik saja" Chenle semakin mengeratkan pelukannya. "Aku minta maaf Hyung," alis Haechan mengkerut, "memang kau punya salah", Chenle menggeleng, "aku merasa gagal menjaga Haechan Hyung" harus nya Haechan yang menjaga nya kan, tapi itulah yang selalu Chenle katakan, dia ingin menjaga Haechan.

"Kau berhasil menjadi adik yang baik Le, aku ingin mengucapkan terima kasih karena kau menyayangiku" Chenle kembali menggeleng, terdengar isakan lirih dari pemuda China itu. "Aku selalu merasa jauh dari Hyung" lirih nya lagi. Haechan mengusap punggung tangan Chenle yang melingkar di perut nya, "aku selalu dekat, jangan merasa seperti itu" Chenle menyembunyikan wajah nya di ceruk Haechan, tidak jauh dari tempat mereka, Taeyong melihat semua nya dengan terdiam.

"Apa aku gagal lagi, siapa yang sebenarnya mengusik mangnae ku" gumam nya, Ten mengusap lengan nya lembut, mencoba menenangkan Taeyong, dia tadi mengikuti langkah Taeyong yang keluar dari ruangan berkumpul mereka, "kau tidak gagal, kita masih bisa mencari tau nya, aku ada, kita semua ada, yakin lah kalau kita bisa menjaga nya" senyum Taeyong sendu, seperti seorang kakak yang terluka jika melihat adiknya juga tengah kesakitan.

"Yong, ternyata kalian disini" Johnny datang menghampiri kedua member nya, "John," Ten menunjuk Haechan dan Chenle yang masih berpelukan dengan dagu nya, Johnny mengikuti arah pandang Ten, tau kalau moment saat ini begitu sedih Johnny tidak berucap lagi, dia menatap kedua adiknya dari jauh, sama seperti yang dilakukan Taeyong dan Ten.

"Hyung masih belum mau masuk" Haechan tersenyum, "kalau Lele mau masuk dulu, gapapa, Hyung masih pengen disini. "Kalau begitu Lele temani" Haechan kembali mendekap erat tubuh Chenle, memang dari segi penglihatan Chenle lebih tinggi dari nya, tapi dia tetap Hyung di dreamis, sebisa mungkin Haechan memberikan kenyamanan pada yang lebih muda.

"Itu, tidak mau di panggil!! Waktu nya makan lho" ketiga orang yang disana terkejut, ada Renjun yang nyengir lebar menatap mereka. "Kau ini, mengagetkan saja"

"Tunggu sebentar, biarkan mereka puas pelukan nya" ujar Ten, tanpa di sangka ketiga pemuda dewasa itu, Renjun malah menghampiri Haechan dan Chenle. "Mau ikut" Haechan dan Chenle yang kaget karena tubrukan tiba-tiba,  hanya bisa tertawa setelah sadar Renjun memeluk mereka berdua dengan tangan mungil nya, jelas tidak muat mendekap kedua nya.

Setelah adegan romantis ala ala member dreamis, kini semua member makan bersama, di tambah lagi tujuh member baru dengan unit baru juga.

"Wahh, rame sekali"

"Sudah seperti pasar"
Sontak yang ada di sana beberapa menatap geli pada Haechan, dan juga Chenle, mereka masuk paling akhir, menyusul Taeyong, Johnny dan Ten, bersama Renjun yang sekarang menjadi lebih posesif pada Haechan, ntahlah itu menurut Mark dan Jaemin.

"Njun, tumben!! Kau kesambet ya" Renjun menggeleng gemas, di hadiahi tatapan julid Jaemin, "Hyung, itu beneran Renjun Hyung??" Tanya Ji-Sung,  yang di jawab anggukan Jeno dengan patah, seperti nya Jeno sendiri kurang yakin kalau itu Renjun. "Haechan-ah, duduk di sebelah Hyung" Jungwoo menggeser kursi yang harusnya di duduki Hendery, jadi si aheng duduk di sebelah Haechan. "Haechan duduk dengan ku" sela winwin, ini semua orang pada kenapa?? Pikir yang lain, pasalnya biasa nya Haechan yang membucin pada Hyung China nya itu, tapi sekarang winwin yang bergerak duluan, "Hyung sakit ya" tanya Yangyang, "tidak" tadi di panggung Haechan yang menempel pada nya, tapi sepertinya sekarang beda, karena winwin yang menempeli Haechan dulu.

"Setelah ini Hyung mau terbang,, kita ngk punya waktu banyak bersama, mau jalan-jalan keluar berdua" ajak winwin, yang ada dimeja dengan nya langsung menoleh, "ge, kau serius" Yangyang merasa aneh, apa jangan jangan winwin dan Haechan mempunyai sesuatu yang mereka sembunyikan. "Aku hanya ingin bersama Haechan, apa salahnya" winwin menaikkan alisnya, dia seperti ingin menelan Yangyang saja. "Aku boleh ikut"
"Tidak" mendapat penolakan, Yangyang langsung cemberut, "ge, ikut,,,"
"Tidak"

"Gege, ya,,, please,," Hendery dan Xiaojun merotasi matanya malas, "kau itu mau ikut winwin, apa karena Haechan"

"Heheh, seratus untuk Xiaojun ge" anak wayv langsung menatap nya horor, tidak tau apa?? Kalau Johnny sedang menatap nya tajam, "kau di hotel saja, winwin biar sama Haechan dan Renjun saja" winwin tersenyum mengejek Yangyang, yang membuat mangnae wayv itu merenggut kesal.

Haechan benar-benar pergi bersama winwin, tapi bukan Renjun yang menemani mereka karena tadi si Jilin itu berjanji akan menjadi teman Yangyang karena Haechan di culik winwin ge, "ge, kita mau kemana??"  Tanya Mark, dia ikut winwin juga dengan si cerewet Chenle. "Jangan berisik, kalau sudah sampai kau juga tau"

Akhirnya Mark hanya diam, menunggu winwin yang menjadi supir mereka berempat untuk sampai tujuan, "Omo, ge,!! ini dimana, bagus sekali" teriak Chenle antusias, dia sudah keluar lebih dulu dari mobil dan berlarian ke tempat yang di sambangi,  "berasa momong bocil" Haechan terkekeh, lalu dia juga menyusul Chenle, Mark hanya melihat kedua anak itu, winwin tersenyum bahagia, dia memang sengaja ingin membuat Haechan melupakan dulu masalah yang dia pendam.

"Kau tidak ikut, Mark" si alis camar menggeleng, dia duduk bersama winwin menuggu kedua bocah aktif itu, mereka memesan minuman sembari melihat kedua nya bermain layaknya anak kecil. "Sungguh,   mereka seperti anak TK" gumam Mark, winwin terkekeh mendengar gumaman Mark, tangan winwin tergerak untuk mengusak surai pemuda Canada itu, "kalian selalu kecil dimata para hyungdeul" Mark yang memang nya receh, terbahak saja mendengar winwin. Akhirnya mereka bisa melihat tawa Haechan, meskipun mereka berdua tau kalau saat kembali nanti tawa itu akan berubah tawa paksa.



















Dikit doang, iya tau, karena memang lagi stuck., 😴

Hai everyone 👋

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang