__________________
_________
___________________
Sekitar pukul sebelas siang, acara pemakaman Gus Farzan sudah selesai namun anggota keluarga Gus Farzan masih berada di makam termasuk Nazira."Aku gak nyangka kamu pergi secepat ini Mas. Aku bahkan belum sempat memberitahu tentang kabar kehamilanku padamu." Air mata Nazira terus menetes. Tangannya terus memegangi batu nisan yang berada di pusara Gus Farzan.
"Maafkan aku belum bisa menjadi istri yang berbakti. Beristirahatlah dengan tenang ya Mas."
Queen tersenyum namun air matanya terus menetes menatap pusara putranya itu, "selamat ya sayang, kamu sudah tidak merasakan kelelahan lagi, kamu sudah tidak merasakan bagaimana pahitnya dunia. Umi yakin sekarang kamu pasti bahagia, Kamu adalah anak yang baik Farzanku sayang, Allah pasti akan memberimu kebahagiaan di alam sana. Kami akan terus mendoakan yang terbaik untuk kamu sayang, istirahat yang tenang ya anakku sayang."
"Cie sekarang yang udah bahagia, kenapa lo gak ngajak gue sih Zan? Tapi gak papa deh, semoga Allah merahmatimu di sana ya. Gue sayang lo adikku." Gus Farhan pun sangat kehilangan saudara kembarnya itu.
****
Di tempat lain, seorang wanita paruh baya dan seorang gadis tampak sedang menunggu seseorang yang masih berbaring di ranjang rumah sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri.
"Nadia, sudah tiga hari tapi dia belum bangun juga," ucap wanita paruh baya itu. Ibu Mira--seorang wanita berusia lima puluh tahun yang tinggal tidak jauh dari rumah sakit itu.
"Kasihan ya Bi, dia pasti udah dicariin sama keluarganya," ucap gadis berparas cantik itu.
Nadia Hafla Sania, seorang gadis berusia dua puluh tahun yang memiliki paras cantik dan tubuh yang cukup tinggi serta memiliki mata berwarna coklat yang terlihat sangat indah.
Tak lama kemudian, laki-laki itu membuka kedua matanya.
"Aku di mana?" Bingung lelaki itu menatap sekeliling ruangan serba putih itu.
"Syukurlah kamu sudah sadar. Kamu di rumah sakit, tiga hari lalu kami menemukan kamu di pantai," jelas Nadia.
"Pantai?" Beo lelaki itu. Ia memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit sembari meringis kesakitan.
"Kamu kenapa?" Tanya Nadia. Gadis itu kemudian bergegas memanggil dokter. Setelah dokter datang ia segera memeriksa kondisi lelaki itu.
"Bagaimana kondisinya dok? Dia kenapa?" Tanya Mira setelah dokter selesai memeriksa lelaki itu. Dokter itu menoleh menatap Mira, "Sepertinya pasien mengalami amnesia Bu."
"Apa dia bisa pulih dok?" Tanya Nadia. Dokter itu mengangguk, "Bisa saja Mba tapi itu perlu waktu. Buat dia mengingat tentang masa lalunya dan hal lain karena itu bisa membantunya dalam proses pemulihan."
"Baik dok," ucap Mira.
"Kalau begitu saya permisi dulu ya." Dokter itu melenggang pergi dari ruangan tersebut.
"Apa kamu benar-benar tidak bisa mengingat apapun nak? Apa kamu juga tidak mengingat nama kamu sendiri?" Tanya Mira. Lelaki itu menghela, "Tidak Bu. Saya tidak mengingat apapun. Bahkan saya tidak tau siapa saya sebenarnya."
"Farzan," ucap Nadia.
"Farzan?" Beo lelaki itu bingung, "Iya, nama kamu Farzan. Di saat aku dan bibi menemukanmu aku melihat sebuah nama di kerah baju kamu. Farzan,H.A. Aku gak tau siapa nama panjang kamu tapi yang pasti nama kamu itu Farzan. Sepertinya kamu itu memiliki saudara kembar, makannya baju kamu dikasih nama."
"Nama itu, aku merasa tidak asing dengan nama itu tapi aku tidak bisa mengingat apapun."
"Ya sudahlah, kamu tidak usah terlalu memaksa untuk mengingat semuanya. Mulai sekarang kamu akan tinggal dengan ibu dan Nadia dan ibu akan memanggilmu dengan sebutan Fazi, itu lebih menggemaskan dari nama Farzan bukan?" Farzan tersenyum mendengar penuturan Mira, "terima kasih sudah menolong saya ya Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Gus Kembar
Espiritualini tentang cinta segitiga antara seorang gadis dan sepasang Gus kembar. Nazira Shafira Aulia, seorang gadis berparas cantik, memiliki mata yang indah dan tubuh yang tidak terlalu tinggi, Nazira mencintai seorang laki-laki bernama Farhan Habibie Alf...