Masih chapter 9. Lama banget 50 nya.. 🥴🥴 Gapapa deh, sabar meskipun lama tetep semangat update. Meskipun sepi tetep lancar berhayal.
Happy reading to my story
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🥇🥈🥉
"Meskipun dia memikat, bukan berarti hatiku terpikat. Karena di dunia ini tidak hanya ada satu wanita yang mampu memikat satu lelaki. Tapi yang mampu memiliki hatinya, hanyalah salah satu dari mereka. "
~Elbharra~
" Cinta hadir bukan berdasarkan seberapa lama seseorang mengenal sosok yang ia cintai. Namun, bagaimana Tuhan memang sudah mengatur chemistry antara perasaan seseorang dengan orang yang baru ia temui. "
~Alqhiea~
" Berhenti bukan berarti tak lagi mencintai. Karena berjuang pun, juga tak pernah kau tanggapi. Semua perasaan memiliki titik lelahnya masing-masing. "
~Syiedzha~
🥇🥈🥉
Elbha sampai di depan gerbang pesantren pukul 20:35 wib. Pemuda itu turun dari motor Reinhard tanpa mematikan mesinnya. " Nggak mau mampir, Rein? " tawar Elbha.
" Nggak usah. Besok sekolah juga. Lain kali aja deh, salam buat om-tante, " balas Reinhard lalu menitip salam untuk kedua orang tua Elbha.
" Ati-ati lo, jangan ngebut, " pesan Elbha.
" Btw makasih, " tambahnya.
" Yoi, santai aja bro. Gue balik deh, Assalamu'alaikum, " Reinhard pamit.
" Waalaikumsalam, " balas Elbha menunggu sampai Reinhard benar-benar pergi.
Setelah Reinhard tak terlihat lagi dalam pandangannya, Elbha masuk melalui gerbang pesantren yang masih terbuka karena memang baru jam delapan lebih. Biasanya gerbang pesantren akan dikunci kalau kegiatan belajar mengajar santri sedang berlangsung dan mulai jam 00:00 wib.
Ketika sampai di halaman rumahnya, ia menatap sebuah mobil Alphard berwarna hitam yang asing baginya. Plat mobil itu pun terlihat berwarna merah menandakan bahwa mobil itu adalah mobil dinas. Penasaran dengan tamunya, Elbha memilih masuk langsung lewat pintu depan.
