10 - Un-Answered

462 49 15
                                    

Kawasan sekolah mulai terlihat ramai oleh para siswa yang sudah berdatangan. Beberapa menit lagi bell akan dibunyikan dan mereka menghindari terlambat karena tak ingin menghirup bau toilet yang mematikan.

Begitu juga Taeyong dan Yuta. Sepasang kekasih yang popular di kalangan sekolah itu berjalan menyusuri lorong. Seperti biasa, Taeyong mengantar Yuta terlebih dulu sebelum masuk kek kelasnya sendiri.

"Hm.. Taeyong."

Yuta berhenti melangkah saat sudah sampai di depan kelasnya. Mereka berdiri berhadapan dengan Yuta yang terlihat ragu untuk menyampaikan sesuatu.

"Ada apa?" Taeyong bertanya selembut mungkin, ingat! Imagenya di sekolah itu sangatlah baik.

Pemuda manis di hadapannya itu menggaruk tengkuknya, "Pulang nanti aku akan ada latihan futsal untuk lomba. Jadi, sepertinya tak perlu menungguku karena pasti akan memakan waktu yang cukup lama."

Taeyong tersenyum mendengarnya. Namun sorot mata itu membuat Yuta menunduk dan menelan saliva gugup. Taeyong tidak sedang berpikiran macam-macam bukan?

Namun tak disangka-sangka justru sebaliknya. Taeyong mengangguk pelan sambil tersenyum. Tangannya bergerak merapikan poni Yuta yang sedikit menyentuh kelpak matanya.

"Nanti kabari aku jika latihannya sudah selesai."

Ia bergerak untuk memeluk Yuta, membuat beberapa siswa dan siswi yang ada di sana memekik gemas melihatnya. Taeyong mendekatkan mulutnya tepat ke samping telinga kanan Yuta dan berbisik pelan. Hingga orang lain tidak dapat mendengarnya.

"Aku akan tetap memantaumu. Jangan macam-macam!"

Ya apa yang diharapkan Yuta? Hanya untuk latihan saja masih tetap ada yang memantau. Tapi tidak apa-apa, setidaknya ia bisa menghirup udara dengan sedikit kebebasan. Meski kemungkinan hanya beberapa jam tidak bersama Taeyong di dekatnya, biarkan ia bernafas lega sebentar saja.

Taeyong melepaskan pelukkannya setelah merasakan Yuta mengangguk. Mengelus sejenak kepala sang kekasih sebelum pamit menuju kelasnya sendiri. Yuta masih berdiri di sana, menatap punggung Taeyong hingga pemuda tampan itu hilang dari pandangan.

Saat baru saja ingin melangkah masuk, ia melihat Jaehyun di ujung lorong sana. Sedang berjalan dengan kedua tangan berada di dalam saku celana seragamnya dan ekspresi datar seperti biasa. Ia sama sekali tidak perduli dengan beberapa siswa yang menatap kagum padanya.

"Jaehyun," panggilnya saat sang adik kelas sudah berada di dekatnya.

Langkah kaki Jaehyun berhenti tepat di depannya. Melihat Yuta dengan pandangan bertanya meski raut wajahnya tidak berubah sedikitpun.

"Begini, tim futsalku sedang kekurangan satu pemain. Bisakah kau menggantikannya?Ah! Hanya untuk lomba kali ini saja."

Meski ucapannya lancar, tapi tak dipungkiri Yuta sangat merasa gugup dalam dirinya. Karena hubungan mereka sekarang ini sudah seperti orang asing yang tidak pernah bertemu. Lama tidak ada jawaban dari pemuda itu membuat dirinya cemas.

"Akan kuusahakan."

Jawaban dari Jaehyun itu membuatnya tersenyum lebar. Meski memang masih belum pasti apakah pemuda itu bisa atau tidak. Tapi setidaknya, Jaehyun tidak langsung menolak. Itu tandanya Yuta masih memilikki harapan untuk berteman kembali dengannya bukan?

Sejujurnya, dibalik kebenaran akan permintaan Yuta tadi, ia memilikki niat lain. Yuta ingin sekali membicarakan sesuatu dengan Jaehyun. Dan mungkin nanti adalah waktu yang tepat.

"Oke! Kalau kau bisa ikut, datang ke aula sayap kiri ya. Kami akan berlatih di sana."

"Ya."

Jaehyun kembali melanjutkan langkahnya setelah berpikir jika kekasih tuannya itu sudah selesai berbicara. Pemuda dengan lesung pipi menawan itu meninggalkan Yuta yang masih tersenyum padanya.

Monster 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang